Mohon tunggu...
Fabian Satya Rabani
Fabian Satya Rabani Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar, model, dan atlet

Hobi bermain musik, membaca, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Akhir Perayaan

16 September 2024   16:07 Diperbarui: 16 September 2024   16:11 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, tantangan terbesar datang ketika SMA Nusantara harus berpartisipasi dalam festival budaya kota yang bergengsi. Festival ini dihadiri oleh berbagai sekolah dari seluruh Indonesia, dan SMA Nusantara harus menampilkan pertunjukan yang menggambarkan keragaman budaya.

Bian dan Caca, yang dipercaya sebagai pemimpin tim, merasa tertekan. Mereka harus menyusun konsep yang menonjolkan keberagaman sekaligus menyampaikan pesan persatuan.

"Bagaimana kalau kita buat drama musikal tentang perjuangan pahlawan dari berbagai daerah?" usul Bian di ruang OSIS.

Caca mengernyitkan dahi. "Ide yang bagus, Bi. Tapi kita perlu sesuatu yang lebih menggugah hati penonton, sesuatu yang membuat mereka merasakan pentingnya menjaga warisan budaya."

Setelah berhari-hari berdiskusi, mereka menemukan konsep yang tepat. Mereka memutuskan untuk menampilkan drama musikal tentang seorang pemuda yang berkeliling Nusantara untuk mempelajari dan melestarikan budaya dari berbagai daerah. Cerita ini diiringi dengan tarian, musik, dan lagu-lagu tradisional dari setiap daerah yang dikunjungi.

Festival hari itu dipenuhi penonton. Ketika giliran SMA Nusantara tiba, suasana menjadi hening. Bian, yang memerankan tokoh pemuda, tampil percaya diri, menceritakan perjalanannya dari satu daerah ke daerah lain, belajar tentang budaya, bahasa, dan adat istiadat.

Di tengah pertunjukan, ada momen dramatis ketika Bian dihadapkan pada dilema---memilih antara mengikuti arus globalisasi atau mempertahankan identitas budaya. Dengan penuh keyakinan, Bian memilih untuk menjaga warisan nenek moyangnya.

Penonton terdiam, terbawa oleh cerita yang disampaikan dengan mendalam. Ketika pertunjukan selesai, aula dipenuhi tepuk tangan meriah. Bian dan Caca merasa puas, mengetahui pesan mereka diterima dengan baik.

Namun, saat mereka merayakan kesuksesan, sebuah berita mengejutkan datang: salah satu tokoh pahlawan yang diceritakan dalam drama mereka ternyata masih hidup dan berada di Yogyakarta. Ini menjadi kejadian tak terduga yang membuka kesempatan bagi SMA Nusantara untuk bertemu langsung dengan sosok yang telah menginspirasi mereka. Kisah mereka berlanjut dengan kesempatan langka ini, menghubungkan masa lalu dengan masa depan, dan memperkuat dedikasi mereka dalam melestarikan warisan budaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun