assalamualaikum warohmatullohi wabarokatu.
halo lur, gimana kabarnaya?
kali ini aku akan bercerita tentang pengalamnku dan juga pendapatku selama belajar kewarganenaraan bimbingan pak Edi Purwanto, nahh gini lo
dulu saat mendengar tentang ppkn atau kewarganegaraan yang ada di benakku pasti merangkum merangkum dan merangkum dari buku paket aja, nahh perpektifku ini berubah sejak kuliah semester 2 ini, di mana kewarganegaraan dengan pak Edi Purwanto ini berbeda, karena disini kita diajarkan untuk menulis, wawancara, dan kreatif, jadi saya berkeliling atau menjelajahi ke tempat-tempat, saya tidak hanya dapat pengalaman yang asik tapi juga pengetahuan.
nahh, saya akan bercerita tentang pengalaman saya selama ini, pengalaman yang pertama ini ketika saya wawancara dan menulis artikel tentang budaya ya.., lahh yang unik disisni yang saya wawancarai adalah pak Anang Novianto salah seorang seniman di daerah saya, nahh pak anang ini dulu adalah guru seni saya selama smp dan sekarang malah jadi temenku,hehe, jadi waktu saya wawancarai sambil nyantai-nyantai dan bergurau jadi ga tegang, dan waktu itu saya kan tanya tentang asal usul budaya, orangnya itu kalo jelaskan terperici,hehe
yang kedua itu ketika saya pergi ke dusun ngaro Desa ledok Kec. tutur ,nahh saat itu saya tidak sendiri karena saya ditemani kakak sepupu saya, yang seorang wartawan ,muehehehe. pada saat itu saya mewawancarai ibu Sunarsih yang merupakan salah satu tokoh agama Hindu di sana, aku tidak hanya belajar belajar tentang wawancara dan juga menulis saja, akan tetapi saya juga belajar banyak hal tentang agama hindu disana, seperti bagaimana umat Hindu beribadah, tingkatan atau kasta dalam pure, keseharian dan juga bagaimana umat Hindu beribadah selama masa pandemi,
kemudian yang ketiga ini tentang orang tua ya, disisni saya ga perlu mewawancarai ayah atau inu saya, karena saya sudah tau tentang kisah heroik beliau, oh ya saya waktu menulis artikel ini saya di liat atau di temenin sama ibu saya, jadinya saya agak2 malu, habisnya ibu saya liat sambil senyum senyum gitu, hehe
kemudian yang keempat adalah tentang guru, nahh ini yang menurutku paling sulit,kenapa? karena saya saat itu sangat sulit untuk menemui guru-guru saya, ada yang lagi keluar kota, ada yang sibuk, sebagian saya ga tau rumahnya, ada sih guru matematika sewaktu smk, tapi saya sungkan mau kesana, karena dulu waktu matematika sering bolos ke uks saya,hehe. jadinya saya tidak kesna karena sungkan, mkanya saya telat ngumpulin yang materi ini
pengalaman saya berikutnya adalah tentang artikel minoritas, disini saya memilih mewawancarai keluarga/saudara saya yang merupakan orang negara (Cheko) hah, Cheko? iya tanteku nikah sama orang Cheko, jadi disini waktu sya wawancarai agak cangung, karena orangnya masih belum begitu paham tentang bahasa Indonesia, disisni saya juga mendengarkan tentang keluh kesah dan kesanya berada di Indonesia.
yang terakhir adalah tentang terorisme karena pada saat itu sedang marak aksi teror katedral dan juga mabes polri, jadi disisni saya di suruh menulis pendapat saya tentang aksi terorisme, ya, menurut sdaya ya jelas jelas salah dan tidak ada benarnya sama sekali, karena agama tidak membenarkan adanya kekerasan seperti itu, danbagi saya itu melenceng jauh dari ajaran agama.Â
okee, kita balik ke kewarganegaraan lagi
jadi menurut saya, selama belajar kewarganegaraan ini asik dan ga jenuh, karena pembelajaranya itu out door alias belajar sambil jalan-jalan kalo menurutku, dan saya juga mendapat banyak pengalaman dan pengetahuan seperti yang saya katakan tadi, pada semester ini belajar kewarganegaraan lebih asik dari pada semester kemarin, karena pada semester kemarin menurut saya jujur saja, sangat membosankan dan bikin jenuh, bahkan ibi saya aja mengatakannya, ( karena waktu itu ibu saya ada dekat saya, jadi suara dosen terdengar), dimana semester lalu setiap pelajaran kewarganegaraan selalu saja, dosenya berbicara bagaikan berdongeng, apa lagi waktunya selama dua jam, waah bayangkan, kalo aku sih kalo gitu, udah jelas ga masuk ke otak yang diterangkan, belom lagi ngatuk, yakan, belom lagi kalo disuruh ngerangkum satu bab haduuh.
jujur saja baru kali ini aku belajar kewarganegaraan se asik ini, saya  juga dapat mendapat banyak ilmu dan juga pengalaman tidak hanya itu saya juga bisa lebih terbuka, woles, dan percaya diri, saya juga sudah mulai memberanikan diri untuk berbicara, karena sejak smp saya itu itu orangnya pemalu sekali, saya juga dibantu oleh kakak sepupu saya dan teman-teman pastinya, saya ini orangnya suka kalo out door seperti ini, untuk kegiatan yang paling saya senaggi itu ketika wawancara untuk artikel tentang asal-usul budaya dan juga tentang non muslim, karena saya paling suka kalo menyangkut tentang budaya apalagi budaya di tempat asal saya, wahh luar biasa banget itu, Pak Edi Purwanto juga enak kalo ngajar, maksudnya ke kita-kita itu enak, ga kaku kalo menurutku, dan asik orangnya hehehe, kadang-kadang soal mantan, jomblo, dan klumbrak-klumbruk, jujur aku suka dosen yang begini asik dan ga kaku, hehe
kalo yang ga aku suka dari kewarganegaraanya pak Edi Purwanto itu juga ada yaitu 800 katanya ituloh, terus batas waktu atau deadlinenya, itu yang saya keluhkan ,kalo yang lain itu ga ada cuma itu aja, kalo aku sendiri kesulitanya itu ya juga ada, seperti kadang saya binggung apa yang mau ditanyakan terus kadang saya kesulitan menuangkanya dalam tulisan itu aja,
okee itu aja dari saya, apabila ada kesalahaan kata baik maupun tidak di senggaja, saya mohon maaf, saya akhiri
waalaikumsalam warohmatullohi wabarokatu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H