Mohon tunggu...
Faatihah Abwabarrizqi
Faatihah Abwabarrizqi Mohon Tunggu... Freelancer - faatihaha.com

penyuka hujan dan penggila nanas.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Saudariku Sebangsa Setanah Air

27 Oktober 2016   19:31 Diperbarui: 27 Oktober 2016   23:09 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya mahasiswi yang sedang tumbuh dan berproses di lingkungan dengan banyak anak muda usia 20-an. Rekanan saya mulai dari yang study oriented, travel oriented, project oriented, event oriented, gabut oriented, pejuang IPK, hingga aktivis dakwah tampaknya sedang galau jodoh. Segala obrolan maupun candaan akan beraroma jodoh dan pernikahan.

Mulanya karena banyak amanah yang diemban, paparan lingkungan yang menantang, gejolak jiwa yang sulit dikendalikan, dan karena merasa sendirian, kami sering berkeluh

A: Laporannyaaa banyaaaakkk, nikahin aja aku Buuk

B: Ini kenapa nggak beres-beres? Suamiku manaa suamikuu??

C: Mbak habis S1 kenapa nggak lanjut kuliah?

D: Capek kuliah, nikah aja dah~ 

Kadang, kalau lagi sehat nih otak saya mikirnya maka suara ini akan muncul dari hati saya yang terdalam:

Hai, kamu itu tangguh, hebat, cerdas, madiri. Jangan jadikan nikah muda sebagai satu-satunya opsi kamu merasa aman karena ada yang menjaga dan menanggungjawabi. Semua ada waktunya dan sudah diatur olehNya dengan sedemikian indahnya.

Kira-kira kata-kata itulah yang saya putar-putar di kepala saya.

Mari Merenung Sejenak

Memang berat menjaga diri sendiri, apalagi kita anggun dan cantik gitu kan yaa?? wkwkwk. Berat juga kemana-mana sendiri. Walau punya segerombolan teman perempuan, tidak selamanya teman-teman kita ada untuk mendengar keluh kesah kita. Tapi justru bukankah dalam hal ini kita sedang ditempa untuk jadi lebih hebat lagi? Berlatih menjaga diri sendiri sebelum menjaga anak-anak suami kita nanti. Terbiasa kemana-mana sendiri agar kelak ketika ditinggal suami kita tetap mandiri dan bisa mobilisasi. Tak ada teman untuk berkeluh kesah tak jadi masalah, malah membiasakan diri untuk tidak mudah menyerah, atau malah bisa menjadi waktu yang tepat untuk kepadaNya kita berserah.

Sementara mari menjadi independen, jaga dan tanggungjawabi diri kita sendiri. Istri dan Bunda para Rasul Allah sudah banyak mencontohkan karakter-karakter ketangguhan seorang wanita. Sebut saja Sayyidah Rahmah, Siti Hawa, Siti Khadijah, Siti Aisyah, beliau-beliau adalah model perempuan tangguh, sabar, mandiri tetapi tetap dirindukan surga.

Karena menikah bukan hanya soal senang dan romantis-romantisan. Menikah adalah tentang menyempurnakan agama, membangun keluarga sebagai agen dakwah, tentang realita yang belum tentu semanis angan dan bayangan, menikah tidak sesederhana itu. Menikah ada aturannya, wajib bagi yang siap (mampu), sunnah bagi yang membutuhkan, haram menikah hanya untuk senang-senang. Semakin baik persiapannya, semakin sedikit rintangan sulit yang menghadang.

Be Independen Woman!

Istri rasul tidak manja sembarangan, tetapi juga kuat, tangguh, cerdas, sabar, dan mandiri. Tetap semangat!! Ibarat menjadi Ibu Negara itu untuk perempuan yang mendukung suami Presidennya, bukan jadi yang menggelayut, melainkan selalu ada disisinya untuk membantu dan mendampingi, bukan mengekori. Idealnya pernikahan berisi suami-istri yang menguatkan, mengokohkan dengan bidang keahliannya masing-masing. Apalagi kita perempuan dengan banyak impian untuk diwujudkan bukan? Jangan pupuskan impian hanya karena jenuh sekejap yang masih bisa diatasi. 

Memantaskan Diri

Frasa yang kerap diutarakan teman-teman saya ketika otak mereka sedang sehat dan tidak galau. Mari memantaskan diri agar diberikan olehNya pasangan yang pantas juga. Tetapi jagan lupa, istilah memantaskan diri jangan diartikan sebagai perbaikan diri untuk mendapatkan pangeran berkuda putih sebagai pasangan yang baik hatinya. Pasangan yang baik bisa jadi baik sejak awalnya atau pada akhirnya (berkat kita yang membersamainya). Mari memantaskan diri dari waktu-ke-waktu. Menjadi pantas untuk berjumpa dengan Dia di syurgaNya. Nikmati prosesnya, yuk berjuang bersama untuk senantiasa memantaskan diri :) 

Hidup itu perjuangan! Kalau santai itu namanya liburan :)

Pantes po kamu hidup tenang dan santai-santai?

Udah banyak po amalanmu buat ke akhirat?

Jangan cuma angan tapi juga aksi dan tindakan!!

Semuangaaattt, jangan lemah!!

Your Sister Till Jannah :)

Facebook, Twitter

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun