Mohon tunggu...
Faatihah Abwabarrizqi
Faatihah Abwabarrizqi Mohon Tunggu... Freelancer - faatihaha.com

penyuka hujan dan penggila nanas.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Saudariku Sebangsa Setanah Air

27 Oktober 2016   19:31 Diperbarui: 27 Oktober 2016   23:09 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara mari menjadi independen, jaga dan tanggungjawabi diri kita sendiri. Istri dan Bunda para Rasul Allah sudah banyak mencontohkan karakter-karakter ketangguhan seorang wanita. Sebut saja Sayyidah Rahmah, Siti Hawa, Siti Khadijah, Siti Aisyah, beliau-beliau adalah model perempuan tangguh, sabar, mandiri tetapi tetap dirindukan surga.

Karena menikah bukan hanya soal senang dan romantis-romantisan. Menikah adalah tentang menyempurnakan agama, membangun keluarga sebagai agen dakwah, tentang realita yang belum tentu semanis angan dan bayangan, menikah tidak sesederhana itu. Menikah ada aturannya, wajib bagi yang siap (mampu), sunnah bagi yang membutuhkan, haram menikah hanya untuk senang-senang. Semakin baik persiapannya, semakin sedikit rintangan sulit yang menghadang.

Be Independen Woman!

Istri rasul tidak manja sembarangan, tetapi juga kuat, tangguh, cerdas, sabar, dan mandiri. Tetap semangat!! Ibarat menjadi Ibu Negara itu untuk perempuan yang mendukung suami Presidennya, bukan jadi yang menggelayut, melainkan selalu ada disisinya untuk membantu dan mendampingi, bukan mengekori. Idealnya pernikahan berisi suami-istri yang menguatkan, mengokohkan dengan bidang keahliannya masing-masing. Apalagi kita perempuan dengan banyak impian untuk diwujudkan bukan? Jangan pupuskan impian hanya karena jenuh sekejap yang masih bisa diatasi. 

Memantaskan Diri

Frasa yang kerap diutarakan teman-teman saya ketika otak mereka sedang sehat dan tidak galau. Mari memantaskan diri agar diberikan olehNya pasangan yang pantas juga. Tetapi jagan lupa, istilah memantaskan diri jangan diartikan sebagai perbaikan diri untuk mendapatkan pangeran berkuda putih sebagai pasangan yang baik hatinya. Pasangan yang baik bisa jadi baik sejak awalnya atau pada akhirnya (berkat kita yang membersamainya). Mari memantaskan diri dari waktu-ke-waktu. Menjadi pantas untuk berjumpa dengan Dia di syurgaNya. Nikmati prosesnya, yuk berjuang bersama untuk senantiasa memantaskan diri :) 

Hidup itu perjuangan! Kalau santai itu namanya liburan :)

Pantes po kamu hidup tenang dan santai-santai?

Udah banyak po amalanmu buat ke akhirat?

Jangan cuma angan tapi juga aksi dan tindakan!!

Semuangaaattt, jangan lemah!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun