Selanjutnya akan dibandingkan biaya yang dibutuhkan untuk pemenuhan energi listrik pada tahun 2017 dan tahun 2027 berdasarkan RUPTL PLN 2018-2027
Skenario 1 : Pembangunan Transmisi 150 kV Jawa-Bali-Lombok
Dari hasil analisa menggunakan EnergyPlan  diperoleh bahwa dengan menurunkan konsumsi gas ditambah dengan kiriman daya dari sistem Jawa-Bali dapat menurunkan penggunaan bahan bakar dari sistem Lombok sendiri.
Bauran energi dari EBT juga telah meningkat. Namun dikarenakan penggunaan batubara yang lebih murah, efisiensi emisi gas CO2 menjadi meningkat. Hal ini perlu mendapat perhatian dikarenakan agenda ke depan bertujuan mengurangi penggunaan emisi gas rumah kaca. Perhitungan biaya dengan menggunakan Aplikasi perangkat lunak dengan skenario yang ditawarkan dapat dilihat dari tabel dibawah.
Skenario 2 : Pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) sebesar 70 MW
Lombok  memiliki potensi panas bumi yang cukup besar yang berada di daerah Sembalun kabupaten Lombok Timur dengan potensi sebesar 70 Mwe (Mega Watt Equivalent). Secara rinci lapangan panas bumi sembalun terletak diantara 115 derajat 45'00''-119 derajat 25'00'' bujur timur (BT) dan 8 derajat 05'00''-9 derajat 10'15'' lintang selatan (LS).
Sehingga dengan pemanfaatan energi panas bumi bisa mengurangi efek rumah kaca akibat penggunaan bahan bakar fosil dan mampu membantu pemerintah dalam  mengejar target rasio penggunaan EBT sebesar 23 %.
Namun dalam pelaksanaannya ada beberapa tantangan dalam mengembangkan panas bumi untuk menjadi sumber energi listrik, yaitu :
Pembangkit listrik yang bersumber dari energi geothermal tidak dapat dibangun di sembarang tempat, melainkan di lokasi yang mengandung batu-batu panas yang mudah dibor