Mohon tunggu...
Franklin Towoliu
Franklin Towoliu Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang pemerhati masalah kehidupan

Penulis,fiksi,komik,freejournalist,perupa dan aktifis teater

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kiamat, Bukti Kesia-siaan Hidup dan Upaya Menjaring Angin

25 Juni 2024   10:06 Diperbarui: 26 Juni 2024   00:22 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

                                       ***

b. Munculnya Segala Krisis Kehidupan Adalah Tanda Kesudahan Alam

Selama ratusan abad manusia hidup dengan mengandalkan intelektualitasnya. Dengan kecerdikannya, mahluk terkuat di Bumi  mengeksploitasi segala sumber tambang. 

Dengan hasil melimpah ruah itu manusia hidup dengan pesta pora tanpa memikirkan akibatnya. Tanpa disadari, Manusia telah menciptakan proses entropi (berkurangnya sumber-sumber kehidupan dan bertambahnya konflik hidup) seperti di tulis  George Garaudy, seorang penulis, teknokrat dan pemikir timur dalam bukunya Promises de la Islamic.  Faktanya, George Garaudy memang tak keliru karena, di atas planet Bumi ini, kekayaan tambang mana yang belum di keruk oleh manusia?

Teory entropi  George Garaudy ternyata tak sendiri. Thomas Maltus, seorang ekonom dan ahli demografi internasional juga menyuarakan soal kiamat Bumi karena faktor lain yaitu populasi umat manusia. Juga masih ada Rashad Khalifa  (ahli kimia Mesir), Pendeta Kent Hovind (Pim.Kristen Fundamentalis), kelompok Spiritual Messiah Fondation, kelompok Orthodox Judaism dengan kitab talmud-nya, Heinz Von Foerstreer (ahli fisika Illinois University).

Pernyataan deretan orang  ahli dari berbagai prinsip ilmu ini tentulah sangat kuat dijadikan alasan bagi manusia untuk mengakui bahwa tak sia-sia seorang pria berpakaian kulit unta berseru-seru dengan lantang di Padang gurun (Matius 3 : 1-6) karena apa yang dikatakannya ada sebuah kebenaran. 

Dan manusia tak dapat menghindarinya. Sudah terlambat, kata para ilmuwan.Sekarang kita lihat bagaimana Krisis geopolitik Global menimbulkan perang antar bangsa, Krisis Iklim menimbulkan bencana dahsyat dimana-mana, krisis ekonomi menimbulkan kelaparan dan krisis kesehatan. Semua krisis dan masalah berat ini muncul dan saling tindih. Para petinggi dunia kebingungan dan hanya bisa mengisyaratkan agar masyarakatnya terus waspada. 

Waspada yang di maksud disini tentu saja bersifat  general seperti sirine bencana yang ada di setiap kota.  Atau tindakan  teoritis dan teknis yang diterapkan kepada masyarakat dunia soal bagaimana menghindari bencana. Namun bagi umat Kristen kita di anjurkan untuk memiliki kewaspadaan rohani sebagai modal kuat bukan untuk menghindari kiamat yaitu saat kedatangan Kristus yang kedua, melainkan mempersiapkan diri untuk di angkat sebagai pengantin Sorga. ( Wahyu 19 : 17). 

Untuk bisa di angkat sebagai mempelai Kristus haruslah membangun kehidupan yang layak di hadapan Tuhan agar ketika Anak Manusia datang setiap orang percaya yang sudah mati akan dibangkitkan dan yang masih hidup akan diubahkan agar memiliki  tubuh (fisik) yang tidak dapat binasa (incorruptible) atau yang tidak dapat mati (immortal), yaitu tubuh sorgawi. 1 Korintus 15 : 40) 

                                   ***

c. Kekuatan Human Innate Intelegence dan Tecknical Intelegensi Dapat Menghindari Kiamat?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun