Mohon tunggu...
Franklin Towoliu
Franklin Towoliu Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang pemerhati masalah kehidupan

Penulis,fiksi,komik,freejournalist,perupa dan aktifis teater

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kiamat, Bukti Kesia-siaan Hidup dan Upaya Menjaring Angin

25 Juni 2024   10:06 Diperbarui: 26 Juni 2024   00:22 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

a. Dari Corona, Perang Rusia, Israel  Hingga Krisis Global

Tahun 2019-2022 lalu covid-19 tiba-tiba menyerang umat manusia seolah-olah pencuri yang datang dengan tiba-tiba. Seluruh masyarakat dari semua negara bersatu dan bertarung hidup- mati menghadapi mahluk renik bernama Corono virus ini. Seluruh kekuatan medis dikerahkan demi mencegah korban jiwa yang semakin banyak sambil menghalau laju penyebaran virus ini. Faktanya, WHO mencatat antara 13-16,6 juta orang tewas di seluruh dunia dan indonesia menjadi kedua terbanyak di Asia dengan 162.000 korban tewas.                                      

Hanya setahun setelah meredanya virus Corona, Bulan Februari 2022, perang antara Rusia dan Ukraina pecah akibat hasrat politis Ukraina untuk gabung di NATO sebagai bagian dari sekutu. Putin marah lalu Rusia mengamuk. Pertempuran panjang pun berlanjut hingga hari ini. Data terakhir BBC Internasional pada 16 April 2024 membilang angka 50.000 korban jiwa (bahkan lebih) untuk pihak Rusia. Sementara  mantan pelawak ternama Ukraina Volodymyr Zelensky mengaku, lebih dari 31.000 orang tewas di pihaknya.

Seolah Bumi kecanduan perang, 7 Oktober lalu pecah perang hebat Israel vs Palestina, setelah Hamas mengusik 'singa' Israel dengan 11.000 luncuran bom. Tak hanya terkejut, gangguan besar saat Israel merayakan Yom Kippur itu membuat amarah Israel memuncak lantas membalas dengan operasi Pedang Besi ke Utara Gaza. Perang ini pun belum kelar sampai saat ini dengan jumlah korban tewas 33.700 lebih tewas di pihak Palestina seperti di tulis Al Jazeera April, 2024 lalu.

Apapun hasilnya, siapa menang-siapa kalah, perang perang di atas telah mengakibatkan kemunduran ekonomi hebat bagi masyarakat internasional. Aksi saling boikot dan embargo, inflasi, kenaikan bahan pokok terutama BBM, serta isu-isu SARA mengemuka secara global. Belum lagi krisis sosial yang disebabkan oleh kesenjangan,  termasuk fenomena tenaga kerja buatan atau Artificial Intelligence yang mulai banyak menggeser peran kerja manusia.                                                                        

Di tengah Krisis politik global yang ruwet tiba-tiba muncul berita heboh lainnya soal kiamat. Ini menyangkut info dari Jurnal BioSciance, 15.000 ilmuwan dari 161 negara yang sepakat menandatangani fakta kiamat yang di klaim sudah semakin dekat (CNBC). 

15.000 ilmuwan yang di prakarsai oleh peneliti Pasca Doctoral Oregon University (OSU) Christophel Wolf, William Ripple dan 10 lainnya, menggambarkan perjalanan Bumi menuju kiamat didasarkan kepada penipisan ozon akibat efek rumah kaca dan polusi yang tinggi di seluruh dunia. 

Produksi pembakaran fosil di Bumi sangat tinggi. Di Amerika saja dalam setahun (2022-2023) tercatat ada kenaikan 500 miliar hingga 1 triliun lebih pembakaran. Semua ini mengakibatkan perubahan  iklim menjadi extrem dan tak terprediksi. Para ahli mencatat Bumi semakin cepat berputar serta sedang mengalami proses runtuhnya sistem alam dan sosial ekonomi. 

Tak ayal pernyataan para ilmuwan ini membuat warga Bumi terhenyak. Seolah terjaga  dari  mimpi panjang soal kesenangan dan indahnya hidup, umat manusia  lalu  terjaga dan sadar, bumi sudah tua dan sekarat dan berjalan maju di atas rel peradaban, menuju suatu momen akhir yang kita sebut The Last Day (kiamat).

Tak dapat disangkal, di tahun-tahun akhir, bencana alam semakin intens terjadi di belahan Bumi. Dari erupsi gunung berapi, banjir bandang raksasa hingga gempa bumi dahsyat yang sebabkan bencana tsunami dan likuifaksi seperti di Aceh, Palu dan berapa tempat lainnya baik  di dalam maupun luar negeri. Setidaknya ratusan ribu jiwa tercatat melayang. 

Menyimak fakta di atas, sebagai orang Kristen, apa yang mestinya menjadi pegangan kita? Lukas 21: 7 - 28 (10-11), menggambarkan apa yang akan terjadi pada akhir zaman ini yaitu tanda tanda perang gempa bumi dan kelaparan (kegoncangan dasar dunia -- hal sosial, ekonomi, budaya, pokitik dan agama). 2 Tesalonika Pasal 3 :1,2 dan 4 juga mengutarakan soal kesukaran hidup dan pembangkangan akan Firman Tuhan di akhir zaman.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun