Pembunuhan Sadis Berlatar Keperawanan
Sabtu, 9 Mei 2020, sebenarnya cuaca di Kampung Katabung, Desa Pattaneteang, sangatlah cerah dan damai. Namun sekitar pukul 11.00, kericuhan terjadi.
Suasana yang tenang mendadak berubah mengerikan. Rahmat Bin Darwis terlihat keluar masuk rumah dengan sebilah golok terhunus ditangannya.
Ia terlihat begitu emosi seperti kerasukkan. Setelah bolak-balik teras dan bagian dalam rumah, ia lalu turun ke jalan dan lalukakan penahanan dan melukai Sumang (45), Irfan (18) dan Enal.Â
 Di rumah panggung kayu yang terapit dideretan rumah warga lainnya Rahmat membawa masuk 3 warga yang disanderanya.
Yang terjadi kemudian di dalam rumah itu adalah hal yang sangat mengerikan, karena Ros (RO) yang berusia 16 tahun, gadis remaja yang duduk dibangku SMA Kelas II harus mengalami deraan siksa dan aniaya yang sangat sadis.
Gadis remaja yang tengah mekar-mekarnya itu mengalami luka bacok disekujur tubuhnya (Seperti digambarkan di Tribunnews.com dan Kompas.com) justru oleh kakak-kakak kandungnya sendiri.
Parahnya lagi, itu dilakukan dengan disaksikan seluruh anggota keluarga (Kasihan ada balita 2 orang yang harus merekam peristiwa itu), plus ketiga sandera tadi.Â
 Meski para pelaku berhasil dilumpuhkan polisi, namun rakyat kita seolah tersentak dan bertanya, apa motif sebenarnya tragedy di luar batas kemanusiaan yang terjadi di Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Bantaeng Provinsi Sulawesi Selatan ini? Mengapa ada ibu/bapak serta kakak adik dan keluarga lain yang tega melakukan ini pada saudara sedarah mereka