Mohon tunggu...
Arif Fauzan
Arif Fauzan Mohon Tunggu... -

I Want Better Life And Better Future

Selanjutnya

Tutup

Bola

Penyebab Kolombia Yang Begitu Mengecewakan Di Copa America 2015

27 Juni 2015   13:59 Diperbarui: 27 Juni 2015   13:59 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Buruk! Itulah performa Kolombia dipentas Copa America tahun ini. Sebenarnya di awal turnamen beberapa pakar sepakbola sempat menjagokan Kolombia untuk dapat masuk ke final Copa America edisi ke-44 ini, sebabnya tak lain dan tak bukan karena performa impresif di Piala Dunia tahun lalu ditambah susunan skuad yang semakin kuat dan tak ada perubahan di jajaran pelatih.

Kolombia sendiri hanya meraih satu kemenangan, satu seri, dan dua kali kalah di Copa America tahun ini, parahnya mereka hanya sukses mencetak satu gol saja selama turnamen berlangsung, hal yang sangat mengecewakan tentunya jika melihat tiga striker hebat yang mereka punya saat ini.

Berikut ini beberapa faktor yang saya rasa menjadi biang keladi buruknya performa Kolombia.

 

1. Performa Buruk Pemain

Radamel Falcao, James Rodriguez dan Juan Cuadrado adalah tiga pemain kunci Kolombia untuk mencetak gol.

Juan Cuadrado sepertinya butuh waktu lama untuk kembali ke performa terbaiknya seperti saat membela Fiorentina dulu, mungkin performa buruknya bersama Chelsea dalam 6 bulan terakhir masih menghantui Cuadrado dipentas sepakbola paling besar Amerika Latin ini.

Begitu juga Radamel Falcao, dia seperti kehilangan insting predator yang selama ini dia miliki, catatan gol dalam pertandingan bersama seolah hilang begitu saja ketika dia bergabung dengan Man United musim lalu, hal itu tentu masih menghantui Falcao dan sepertinya ia masih belum bisa Move On dalam waktu dekat ini.

Berbeda dengan James Rodriguez, yang sebenarnya bermain cukup bagus, hanya salah penempatan posisi membuat James kurang berkontribusi maksimal dalam tim. James sendiri bermain sebagai gelandang sayap saat membela Kolombia bukan di posisi favoritnya yakni Trequartista alias dibelakang striker.

 

 

2. Selalu Berpusat pada Radamel Falcao

Saya sangat bingung kenapa José Pekerman (pelatih Kolombia) tetap memakai skema yang sama ketika sudah terbukti tak berhasil. Radamel Falcao yang hanya menghasilkan 7 shot (dari total 4 pertandingan Copa America 2015) dan tak menghasilkan satu gol pun masih tetap dipasang, padahal Pekerman masih punya Carlos Bacca dan Jackson Martinez sebagai alternatif lain.

Carlos Bacca total bermain di 54 pertandingan untuk Sevilla musim lalu, ia sukses mencetak 29 gol dan 9 assists. Sedangkan Jackson Martinez yang musim lalu membela FC Porto bermain sebanyak 38 pertandingan dan sukses mencetak 28 gol. Falcao sendiri hanya bermain sebanyak 33 pertandingan untuk Man United, dimana hanya mencetak 10 gol dan 4 assist.

3. Taktik Yang Sama, Mudah terbaca dan membosankan

Selalu menggunakan formasi 4-4-2 dengan Falcao sebagai ujung tombak, satu striker pendamping silih berganti diisi Carlos Bacca, Gutierrez.

Dengan motor serangan diisi James Rodriguez dan Juan Cuadrado sebagai gelandang sayap membuat skema menyerang Kolombia monoton tanpa variasi yang tentu akan mudah terbaca lawan.

Hal ini diperparah dengan statistik yang saya ambil dari Whoscored. Dari total 4 pertandigan Copa America 2015 ini, Juan Cuadrado hanya sukses mencatat 7 shot dan 3 dribble. Untuk James Rodriguez sedikit lebih baik, meski pemain termahal Kolombia ini tidak mencetak gol, James mencatat 11 shot dan 9 dribble.

Kontribusi buruk motor serangan tentu sangat berpengaruh terhadap dua ujung tombak Kolombia di depan. Falcao misalnya, dari 4 pertandignan Copa America 2015, dia hanya mencatat 7 shot, sedangkan Bacca, Jackson Martinez tidak melakukan satu shotpun, dua nama terakhir masih bisa dimaklumi mengingat Bacca hanya bermain selama 86 menit, Martinez 106 menit sedangkan Falcao 272 menit

 

Kolombia pun harus pulang tertunduk lesu, digadang-gadang merupakan salah satu skuad generasi emas, performa Falcao dkk sangat buruk dan mungkin akan sangat berat dimaafkan oleh Gila Bola Kolombia.

Kita patut tunggu bagaimana perkembangan nasib Jose Pekerman, apakah akan tetap dipertahankan FCF? (Selaku PSSI-nya Kolombia) mengingat kualifikasi Piala Dunia 2018 sudah menanti beberapa bulan mendatang. Vamos Los Cafeteros!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun