Carlos Bacca total bermain di 54 pertandingan untuk Sevilla musim lalu, ia sukses mencetak 29 gol dan 9 assists. Sedangkan Jackson Martinez yang musim lalu membela FC Porto bermain sebanyak 38 pertandingan dan sukses mencetak 28 gol. Falcao sendiri hanya bermain sebanyak 33 pertandingan untuk Man United, dimana hanya mencetak 10 gol dan 4 assist.
3. Taktik Yang Sama, Mudah terbaca dan membosankan
Selalu menggunakan formasi 4-4-2 dengan Falcao sebagai ujung tombak, satu striker pendamping silih berganti diisi Carlos Bacca, Gutierrez.
Dengan motor serangan diisi James Rodriguez dan Juan Cuadrado sebagai gelandang sayap membuat skema menyerang Kolombia monoton tanpa variasi yang tentu akan mudah terbaca lawan.
Hal ini diperparah dengan statistik yang saya ambil dari Whoscored. Dari total 4 pertandigan Copa America 2015 ini, Juan Cuadrado hanya sukses mencatat 7 shot dan 3 dribble. Untuk James Rodriguez sedikit lebih baik, meski pemain termahal Kolombia ini tidak mencetak gol, James mencatat 11 shot dan 9 dribble.
Kontribusi buruk motor serangan tentu sangat berpengaruh terhadap dua ujung tombak Kolombia di depan. Falcao misalnya, dari 4 pertandignan Copa America 2015, dia hanya mencatat 7 shot, sedangkan Bacca, Jackson Martinez tidak melakukan satu shotpun, dua nama terakhir masih bisa dimaklumi mengingat Bacca hanya bermain selama 86 menit, Martinez 106 menit sedangkan Falcao 272 menit
Â
Kolombia pun harus pulang tertunduk lesu, digadang-gadang merupakan salah satu skuad generasi emas, performa Falcao dkk sangat buruk dan mungkin akan sangat berat dimaafkan oleh Gila Bola Kolombia.
Kita patut tunggu bagaimana perkembangan nasib Jose Pekerman, apakah akan tetap dipertahankan FCF? (Selaku PSSI-nya Kolombia) mengingat kualifikasi Piala Dunia 2018 sudah menanti beberapa bulan mendatang. Vamos Los Cafeteros!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H