Mohon tunggu...
Achmad Faizal
Achmad Faizal Mohon Tunggu... Guru - Pengajar di MA Unggulan Nuris dan Ma'had Aly Nurul Islam Jember

pendidik yang masih terus belajar, memahami, bertindak semampu hati, akal, dan tenaga.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tragedi Penangkapan Pak Basri

17 Desember 2017   10:51 Diperbarui: 17 Desember 2017   11:09 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Abah, bangun," tanyaku panik.

Lima belas menit berlalu. Lima densus marangsek masuk rumah kami. Menggeledah, menagkapi kami. Abah masih saja tak bergerak. Kami berupaya menghalangi mereka menyentuh tubuh abah, tetapi mereka begitu leluasa.

"Abah, Abah."

Di ruang interogasi, mereka menghentakkan pertanyaan yang tak kumengerti. Umi pun malah hanya menjawab hujaman tanya itu dengan air mata. Tidak tahu. Semakin jadi amarah mereka. Sungguh aku tak mengerti. Lalu, di mana abah? Selintas pikirku mencari tahu.

Tak ada jawaban yang mereka dapatkan. Meski tamparan sederas badai pun. Sungguh aku benar-benar tak mengerti. Lima hari di ruang interogasi. Sesadar abah kala itu, mereka langsung memenjarakan abah. Mereka menuduhnya sebagai teroris. Otak pelaku pengeboman hotel berbintang lima di ibu kota. Terancam hukuman seumur hidup bahkan hukuman mati. Tak habis pikir, gerakan teror apa yang abah lakukan. Selama ini beliau tak pernah ke mana-mana. Tak bisa mengoperasikan telepon. Bagaimana bisa abah adalah otak pengeboman hotel berbintang yang kemungkinan menewaskan sahabat karibku itu. Kepentingan apa yang beliau harapkan. Tak masuk akal.

Serentak di berbagai berita televisi disebutkan, otak pengeboman teroris bernama Pak Basri telah ditahan dengan ancaman hukuman seumur hidup. Pelaku pengeboman telah ditemukan identitasnya. Bomber bunuh diri menggunakan bom sabuk dan tas. Dia masih seusia denganku. Dia dikenal sebagai pegawai di perusahaan pertambangan dan memimpin majelis dakwah internasional. Dua hari berselang semenjak kejadian itu, rumah pelaku tak berpenghuni. Tetangga dekat rumahku, di balik gumuk sepikul. Rumah sahabat karibku. Hingga detik ini, sosok pria seumuran abahku tersebut menjadi buronan utama.

*****

Rentang waktu telah lama berlalu. Belakangan, penangkapan Pak Basri diklarifikasi kembali. Pria yang ditangkap paksa di rumahnya, pelosok Jawa Timur itu, bernama Zainal Abidin yang berputra sulung bernama Basri. Ya, Pak Basri.

Jember, tragedi tanpa waktu            

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun