Mohon tunggu...
Embun Pagi
Embun Pagi Mohon Tunggu... Lainnya - Mencoba Bahagia

Aku adalah aku, bukan kamu

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politik Mainan Ganjar Pranowo

22 Februari 2022   17:35 Diperbarui: 22 Februari 2022   17:56 848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meski jadi orang nomor satu di Jawa Tengah, tapi Ganjar Pranowo tak pernah berpenampilan mewah. Bahkan untuk urusan mobil dinas saja, sehari-hari ia hanya pakai Toyota Innova.

Bandingkan dengan kepala daerah lainnya. Jangankan sekelas gubernur, dibandingkan dengan kalangan bupati/wali kota di Jateng saja, mobil dinas Ganjar nggak ada apa-apanya.

Beberapa bupati/wali kota di Jateng punya mobil dinas yang harganya miliaran. Ada Pajero Sport, Rubicon, Lexus, Camry, Aplhard dan sederet mobil mewah lainnya. Kadang kalau sedang kunjungan kerja ke daerah dan didampingi bupati atau wali kota, orang sering salah mengira mobil bupati yang mewah itu adalah mobil Ganjar.

Meski sederhana, tapi mobil dinas Ganjar punya sesuatu yang istimewa. Hal yang tak mungkin ditemukan di mobil dinas kepala daerah lainnya. Di dalam mobil Ganjar yang sederhana itu, ada setumpuk barang yang membuat anak-anak ceria. Apa itu? mainan anak-anak.

Yah, Ganjar selalu memenuhi bagasi mobil dinasnya dengan aneka permainan anak. Ada robot, boneka, mobil-mobilan, pistol air, yoyo, monopoly dan banyak lagi jenisnya.

Setiap bertemu anak kecil, Ganjar selalu membuka bagasi dan membagi-bagikan mainan anak itu. Kalau Ganjar sudah bagi-bagi mainan, di situ pasti muncul kehebohan. Anak-anak saling berebut. Berdesakan ingin dapat mainan yang paling yahud. Orang tua juga ikut berdesakan. Berharap dapat bagian. Buat anak di rumah.

Wajah-wajah ceria nampak dalam momen itu. Anak mana yang nggak suka dapat mainan? Apalagi dikasih oleh sosok idaman. Orang tua mana yang tak bahagia melihat anaknya ceria. Bisa ketemu gubernur dan dapat mainan kesukaannya.

Sepertinya, aksi bagi-bagi mainan itu bukan hanya sekadar saja. Ganjar konsisten melakukan itu dalam setiap kegiatannya. Bahkan kini, itu seperti tradisi. Dimana ada Ganjar, disitu ada anak kecil yang bahagia karena dapat mainan.

Kalau saya lihat, apa yang dilakukan Ganjar ini lebih dari sekadar berbagi kebahagiaan. Ganjar memang suka sama anak kecil, tapi ia tak hanya sekadar berbagi dan kemudian selesai. Lebih dari itu. Saya melihat ada pesan-pesan yang ingin disampaikan.

Pertama mungkin soal pesan moral. Lewat aksinya itu, Ganjar ingin menunjukkan pentingnya berbagi. Ganjar seolah mengajarkan pada anak-anak itu, konsep sederhana tentang hidup bahagia sejak dini. Saling memberi dan tolong menolong.

Pesan lain adalah soal bagaimana memperlakukan anak-anak sesuai kodratnya. Masa kecil adalah masa paling menyenangkan bagi mereka. Anak-anak punya hak bahagia, bermain bersama kawan sebaya. Bukan disuruh kerja, jual koran atau mengemis di jalan raya.

Ada juga pesan tentang hidup saling berdampingan sebagai mahluk sosial yang saling membutuhkan. Lewat permainan yang diberikan, Ganjar mengajak anak-anak berbaur dan tak bersikap individual. Namanya bermain, itu nggak asyik kalau hanya sendirian.

Sebenarnya masih banyak pesan dari aksi Ganjar bagi-bagi mainan pada anak-anak itu. Tapi yang menurut saya paling keren adalah, kecerdasan Ganjar memainkan strategi politik lewat media ini.

Bukan saya menuduh Ganjar memanfaatkan anak-anak demi kepentingan politik. Bukan. Hanya saja saya menilai, ketulusan dan kepeduliannya pada anak-anak, pasti berimbas pada kenaikan elektabilitas. Kita biasa menyebutnya sebagai hukum kausalitas.

Sudah jadi rumus umum. Orang baik, pasti mendapat kebaikan.

Analoginya begini. Orang tua mana yang tak senang jika anaknya diberi sesuatu yang membuat mereka bahagia. Apalagi, sang pemberi adalah sosok yang paling disegani. Ketika Ganjar berbaur dengan anak-anak, memberikan mainan penuh keceriaan, maka rasa cinta dan hormat para orang tua itu pada Ganjar akan bertambah. Pokoke love lah.

Dari mata turun ke hati. Melihat Ganjar begitu mencintai anak-anak, maka orang tua akan membalas cinta pada Ganjar. Kan nggak mungkin, anaknya dikasih mainan terus orang tua marah-marah? Dimana-mana, kesan pertama pasti selalu menggoda. Selanjutnya, pasti dukung dia. Hehehe...

Tak hanya orang tua si anak yang mendapat mainan langsung dari Ganjar. Orang tua lain di luaran sana, pasti juga menaruh hati pada Ganjar.  Mereka akan merasakan betul, betapa Ganjar mencintai anak-anak. Seperti ada hubungan emosional, rasa cinta itu pasti menular.

Belum lagi mereka-mereka yang bergerak di organisasi perlindungan anak. Secara tidak langsung, mereka akan melirik Ganjar dan menjadikannya sebagai sosok panutan. Mbok kaya pak Ganjar, peduli dan cinta sama anak kecil. Begitu mungkin kata mereka.

Meski sepele, hanya berbagi mainan. Tapi itu sudah moment luar biasa bagi kita para orang tua. Tahu kenapa? Karena tak banyak pemimpin yang melakukannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun