Bahkan di internal partai, nama Ganjar memang harum. Dibanding kader lain sekelas Mbak Puan, Ganjar masih diunggulkan. Buktinya, saat Charta Politika melakukan survei, 44,7 persen pemilih PDIP melabuhkan pilihan ke Ganjar. Dan hanya 4,8 persen saja yang mendukung Puan.
Saya tahu betul kenapa Pak Pacul uring-uringan. Sudah bukan rahasia umum lagi, kalau dia adalah tangan kanan Mbak Puan. Tempramennya kerap meninggi, ketika banyak pendukung Ganjar melakukan deklarasi. Apalagi kalau dukungan itu dari kader PDIP sendiri. Marahnya tak bisa diredam lagi.
Langkah Pak Pacul menjegal Ganjar sudah dilakukan berulang kali. Entah lewat orang lain, atau mengerahkan kekuatan partai sendiri. Tapi entah kenapa, Ganjar semakin dicintai. Bahkan kali ini, saya sudah tidak peduli.
Saya sudah putuskan, jadi orang yang akan berjuang memenangkan Ganjar. Walaupun saya akan dipecat dari partai. Ya bodoh amat. Itu sudah resiko. Saya tidak akan menyesal. Toh saya tidak punya hutang budi apa-apa pada PDIP. Cuma kader biasa, yang mungkin juga tak dikenal oleh para elit politik di atas sana.
Mulai sekarang, saya adalah celeng, bukan lagi banteng. Terus kalau saya celeng, kamu mau apa? Kalau ada yang merasa seperti saya. Mari rapatkan barisan. Lengji lengbeh. Celeng siji celeng kabeh. Celeng bersatu, tak bisa dikalahkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H