Mohon tunggu...
Muhamad Ezra Adha Mahendra
Muhamad Ezra Adha Mahendra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan di Universitas Negeri Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Melemahnya Nilai Tukar Rupiah Akibat Tingginya Tingkat Impor: Tantangan dan Solusi

25 Maret 2024   20:27 Diperbarui: 25 Maret 2024   20:28 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penulis: Muhamad Ezra Adha Mahendra, Gohi Parasian Sihombing

Hubungan Impor dan Nilai Tukar Rupiah

Nilai tukar rupiah ditentukan oleh permintaan dan penawaran mata uang rupiah di pasar valuta asing (valas). Ketika permintaan rupiah lebih tinggi daripada penawarannya, nilai rupiah akan menguat. Sebaliknya, ketika penawaran rupiah lebih tinggi daripada permintaannya, nilai rupiah akan melemah. 

Kekhawatiran terhadap kesehatan APBN bukannya tidak berdasar, karena seluruh perhitungan pendapatan dan laba didasarkan pada asumsi nilai tukar Rupiah terhadap dollar AS. Bahkan, Presiden Joko Widodo pada bulan Agustus 2022 meminta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melakukan stress test APBN jika situasi perekonomian global tidak kunjung membaik.

Seperti yang terjadi pada nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) telah mengalami pelemahan yang signifikan dalam beberapa waktu terakhir. Faktor utama yang memengaruhi melemahnya nilai tukar ini adalah tingginya tingkat impor. Mari kita telaah lebih lanjut mengapa hal ini terjadi dan bagaimana otoritas moneter menghadapinya.

  • Ketergantungan Terhadap Impor

Indonesia merupakan negara dengan ekonomi yang terbuka dan bergantung pada perdagangan internasional. Tingginya tingkat impor barang dan jasa menyebabkan permintaan terhadap dollar AS semakin tinggi. Selain itu, status dollar sebagai mata uang internasional juga memperkuat kebutuhan terhadap dollar. Hal ini mengakibatkan nilai tukar rupiah mengalami penurunan.

  • Dampak Inflasi

Inflasi ini adalah tekanan kenaikan harga yang disebabkan oleh depresiasi nilai tukar lokal terhadap mata uang asing, biasanya dollar AS, yang membuat barang dan jasa impor menjadi lebih mahal di dalam negeri, ancaman ini nyata mengingat ketergantungan negara terhadap produksi bahan baku sangat besar. Pelemahan nilai tukar lokal terhadap mata uang asing, terutama dollar AS, berdampak pada inflasi. Harga barang dan jasa impor menjadi lebih mahal, karena nilai tukar rupiah yang melemah. Inflasi ini dapat mengganggu stabilitas ekonomi dan daya beli masyarakat.

  • Upaya Bank Indonesia

Bank Indonesia (BI) telah mengambil langkah-langkah untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Kenaikan suku bunga acuan (BI7DRR) menjadi 6% adalah salah satu langkah preemptive untuk mengatasi dampak tingginya ketidakpastian global dan inflasi barang impor. Bank Indonesia juga meningkatkan suku bunga deposit facility dan lending facility. Semua ini bertujuan untuk menjaga inflasi tetap terkendali sesuai sasaran.

  • Perbandingan dengan Mata Uang Asing Lainnya

Meskipun rupiah mengalami tekanan, kondisinya relatif lebih baik dibandingkan dengan beberapa mata uang Asia lainnya. Beberapa mata uang Asia mengalami depresiasi terhadap dollar AS secara year-to-date. Namun, rupiah masih memiliki potensi untuk memperkuat daya saing ekspor dan impor Indonesia.

Pelemahan nilai tukar rupiah akibat meningkatnya tingkat impor menjadi tantangan yang pelik bagi pemerintah Indonesia. Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah ini, salah satu upaya yang dapat dilakukan pemerintah ialah mendorong produksi dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan impor, serta meningkatkan investasi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi sehingga menciptakan lapangan kerja. Dengan melakukan langkah-langkah tersebut, diharapkan nilai tukar rupiah dapat menguat dan ekonomi Indonesia dapat tumbuh secara berkelanjutan.

Melemahnya nilai tukar rupiah akibat tingginya tingkat impor adalah tantangan yang harus diatasi dengan bijaksana. Diperlukan kerjasama antara pemerintah, Bank Indonesia, dan pelaku ekonomi untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor dan menjaga stabilitas nilai tukar.

 cara paling sederhana untuk meningkatkan stabilitas rupiah adalah dengan meningkatkan permintaan terhadap rupiah itu sendiri. Hal ini dapat diatasi dengan mengurangi permintaan atau mengimpor barang dan jasa dari luar negeri. Sayangnya, yang terjadi saat ini justru sebaliknya dan jumlah impor yang masuk ke Indonesia semakin meningkat. Faktanya, nilai tukar rupiah terdepresiasi ketika impor barang dan jasa dalam jumlah besar. Selain itu, nilai tukar Rupiah juga terus terdepresiasi seiring dengan status dolar sebagai mata uang internasional yang menyebabkan permintaan terhadap dolar semakin tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun