Mohon tunggu...
Ezra MeilinaCintyasari
Ezra MeilinaCintyasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Be Your Self

Kesempurnaan hanya milik Allah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Moment Of Choosing

16 November 2021   22:29 Diperbarui: 16 November 2021   22:52 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Elina dan keluarganya, tinggal di sebuah desa kecil yang terletak di ujung bagian utara. Elina tinggal bersama kedua orang tuanya. Elina adalah anak yang periang, suka sekali dengan hal-hal yang cantik, Ia juga sangat suka makanan manis tapi Ia tidak pernah gemuk karena sering memakanya. Elina merupakan anak yang mempunyai rasa ingin tau besar akan hal-hal yang belum Ia ketahui.

Di suatu sore yang cerah, terlihat Elina kecil yang berumur sebelas tahun asyik melihat tiktok tanpa menyadari bahwa sang Ibu memanggilnya. Akhirnya Ibu Elina-Dias merampas Handphone milik Elina. Elina yang kesal dengan itu hanya bisa diam, dia mengaku salah karena lebih memilih asyik bermain tiktok daripada menghampiri ibunya. Akhirnya Elina meminta maaf kepada Ibunya-Dias.

Dias yang melihat itu hanya geleng-geleng kepala dan kembali menyerahkan handphone Elina sambil berkata "Jangan main HP terus, kerjakan PR mu". Elina langsung cemberut. Dengan bibir mengerucut dan perasaan kesal mau tidak mau dia izin kepada Dias untuk pergi keluar mengerjakan PR Biologi. PRnya memang tidak susah, hanya menjelaskan salah satu tanaman berbiji dikotil atau tanaman berbiji monokotil yang ada di sekitar rumah dalam bentuk video. Tapi bagi Elina, Ia terlalu malas untuk mengerjakan hal-hal merepotkan seperti itu. Ia lebih memilih main Handphone atau membaca komik. Ia terpaksa mengerjakan tugas biologinya, karena jika tidak Ia akan terus mendengar celotehan dari Dias-Ibunya.

Elina melihat sekeliling rumahnya yang tampak asri dengan banyaknya pohon besar dan tanaman berbunga yang cantik. Ia memandang sekeliling dan menemukan tanaman yang sangat Ia kenal karena Ia sendiri yang menanamnya. Tanaman itu bernama Bunga Kenanga, memiliki bau yang harum dan warna yang cantik, tanaman ini termasuk berbiji monokotil. Elina segera membuat video berdurasi 1 menit yang berisi penjelasan tentang tanaman kesukaanya tersebut.

Setelah selesei membuat video, Elina memutuskan berkeliling melihat tanaman-tanaman di sekitar rumahnya. Elina melihat ada cahaya kecil di dalam hutan, Elina berpikir bahwa itu kunag-kunang. Tanpa Elina sadari, Ia masuk ke tengah hutan. Elina melihat sekeliling nya, ternyata benar cahaya kecil itu adalah kunang-kunang, Ia merasa senang karena setelah Ia mengikuti hewan kecil bersinar itu, Ia sampai pada tempat di mana banyak kunang-kunang, Elina merasa bahwa itu adalah tempat persembunyian kunang-kunang. Elina memilih istirahat, Ia duduk sambil menikmati indahnya kunang-kunang yang ada di sekelilingnya.

Setelah sekian lama, akhirnya Elina sadar bahwa Ia terlalu lama berada di hutan. Elina  memutuskan untuk kembali pulang ke rumah. Tetapi Ia urung setelah melihat tanaman yang sangat cantik tidak jauh dari tempatnya duduk. Ia menghampiri tanaman yang berwarna biru langit dan memiliki putik berwarna kuning emas. "woah.. cantik sekali" ucap Elina.

Ia memandangi bunga itu dengan seksama  dan akhirnya memutuskan untuk memfoto bunga itu dengan handphone yang Ia bawa. Elina mengambil beberapa jepretan foto dan segera pulang ke rumah.

Setelah makan malam, Elina menunjukkan foto bunga yang ia ambil kepada orang tuanya. Ibu Elina-Dias merasa tidak pernah melihat bunga tersebut, begitu pula dengan Ayah Elina-Surya. Elina memutuskan untuk memcari tahu nama bunga tersebut lewat internet. Elina sudah mencari-cari tetapi tidak dapat menemukan nama dari bunga itu, bahkan bentuk bunga yang mirip pun tidak ada. Elina frustasi, Ia akhirnya iseng untuk membuat video di tiktok mengenai bunga yang baru Ia temui tadi sore. Lalu Ia upload ke akun tiktok dan instagram miliknya.

Keeseokan paginya, banyak teman-teman Elina yang menyukai video dan gambar yang Ia upload ke tiktok dan instagram. Teman-teman Elina penasaran dengan bunga yang diposting Elina di media sosial.

Teman-teman Elina memutuskan mengujungi rumah Elina untuk melihat bunga tersebut. Akhirnya Elina dan teman-temanya menuju tempat dimana bunga tersebut berada.

Teman-teman Elina takjub dengan pemandangan yang baru pertama kali mereka lihat. Bunga yang cantik seperti diamond biru yang berkilauan membuat mereka menatapnya tanpa berkedip. Elina dan teman-temanya memutuskan untuk mengabadikan momen ini, foto bersama dengan bunga tersebut di bagian tengahnya.

Setelah puas memandangi bunga tersebut, mereka kembali ke rumah masing-masing. Tetapi tanpa Elina tahu, teman-temanya memposting foto mereka di media sosial facebook, instagram, tiktok, bahkan twitter. Hingga akhirnya viral semua tentang bunga biru yang belum diketahui namanya tersebut.

Banyak orang yang mulai berdatangan untuk menyaksikan bunga tersebut. Awalnya hanya orang di desa-desa sekitar tapi lama-kelamaan jurnalis, wartawan, maupun peneliti mulai berdatangan. Semua orang penasaran dengan keindahan yang dimiliki bunga tersebut. Elina yang yang tidak menyangka akan seperti ini menjadi kelagapan sendiri, Ia akhirnya pasrah dengan kondisi tersebut, begitu pula dengan kedua orang tuanya.

Main hari makin banyak pengunjung yang berdatangan ke desanya untuk melihat Bunga cantik tersebut. Tetapi karena minimnya penjagaan, bunga tersebut telah di ambil oleh para pemburu tanaman, para peneliti, dan para pengunjung yang berdatangan. Sehingga lambat laun, bunga tersebut habis dan ekosistemnya rusak.

Elina dan keluarganya yang tidak tahu apa-apa dituduh telah menyimpan bunga tersebut untuk diri mereka sendiri. Elina beserta kedua orang tuanya sudah menyatakan bahwa mereka tidak mengambilnya. Tetapi orang-orang yang mengambil bunga tersebut memanipulasi dan menyebarkan berita palsu bahwa keluarga Elina menyembunyikanya. Mulailah Beredar foto wajah Elina dan orang tuanya dengan judul "pencuri bunga".

Elina beserta kedua orang tuanya depresi dan memutuskan untuk pergi dari desa. Tetapi saat mereka ingin pergi dari desa, mereka dilempari batu dan kayu oleh penduduk desa, mereka menyebut Elina dan keluarganya sebagai pencuri. Elina yang tidak terima dengan perlakuan tersebut berteriak "BUKAN KAMI YANG MELAKUKANYA". Tetapi penduduk di desa tidak ada satupun yang percaya, begitupun teman-teman Elina, mereka sudah terlanjur kecewa dan telah termanipulasi berita palsu.

Akhirnya dengan perasaan sedih dan terluka, kedua orang tua Elina-Surya dan Dias melindungi Elina dari setiap lemparan yang ditujukan padanya. Elina yang melihat itu hanya bisa menangis dan berharap ini hanya mimpi.

"El!"

"Elina!"

Elina tersadar dari lamunanya. Elina urung memfoto bunga yang baru pertama kali Ia lihat, bunga dengan warna biru menkilap dan putik berwarna emas sungguh membuat siapapun ingin memilikinya. Elina dengan lamunan panjangnya tersadar bahwa apa yang Ia lakukan sekarang mungkin akan berefek besar nanti.

Elina berlari menuju arah dimana kedua orang tuanya memanggil. Ia tersenyum dan menatap kedua orang tuanya-Surya dan Dias, lalu Elina berkata
"Ayah, Ibu. Aku belajar sesuatu hari ini".

Surya dan Dias terheran-heran dengan kelakuan anak mereka. Pasalnya setahu mereka Elina adalah anak yang paling tidak suka belajar dan mengerjakan tugas. Menjawab keheranan orang tuanya, Elina berkata "Ibu, Ayah.. aku memutuskan untuk menjadi seorang pelindung hutan. Kalian setuju kan".
Tanpa mengerti apa-apa, Surya dan Dias hanya mengiyakan saja apa kata anak mereka. Elina tersenyum sambil menggandeng kedua tangan orang tuanya menuju rumah mereka. Seiring dengan tenggelamnya matahari, terpancarkan kebahagiaan dari Elina dan keluarga.

Tanpa mereka sadari, bunga berwarna biru mengkilap yang ada di dalam hutan perlahan mulai menghilang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun