Mohon tunggu...
Ezra MeilinaCintyasari
Ezra MeilinaCintyasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Be Your Self

Kesempurnaan hanya milik Allah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Moment Of Choosing

16 November 2021   22:29 Diperbarui: 16 November 2021   22:52 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Setelah puas memandangi bunga tersebut, mereka kembali ke rumah masing-masing. Tetapi tanpa Elina tahu, teman-temanya memposting foto mereka di media sosial facebook, instagram, tiktok, bahkan twitter. Hingga akhirnya viral semua tentang bunga biru yang belum diketahui namanya tersebut.

Banyak orang yang mulai berdatangan untuk menyaksikan bunga tersebut. Awalnya hanya orang di desa-desa sekitar tapi lama-kelamaan jurnalis, wartawan, maupun peneliti mulai berdatangan. Semua orang penasaran dengan keindahan yang dimiliki bunga tersebut. Elina yang yang tidak menyangka akan seperti ini menjadi kelagapan sendiri, Ia akhirnya pasrah dengan kondisi tersebut, begitu pula dengan kedua orang tuanya.

Main hari makin banyak pengunjung yang berdatangan ke desanya untuk melihat Bunga cantik tersebut. Tetapi karena minimnya penjagaan, bunga tersebut telah di ambil oleh para pemburu tanaman, para peneliti, dan para pengunjung yang berdatangan. Sehingga lambat laun, bunga tersebut habis dan ekosistemnya rusak.

Elina dan keluarganya yang tidak tahu apa-apa dituduh telah menyimpan bunga tersebut untuk diri mereka sendiri. Elina beserta kedua orang tuanya sudah menyatakan bahwa mereka tidak mengambilnya. Tetapi orang-orang yang mengambil bunga tersebut memanipulasi dan menyebarkan berita palsu bahwa keluarga Elina menyembunyikanya. Mulailah Beredar foto wajah Elina dan orang tuanya dengan judul "pencuri bunga".

Elina beserta kedua orang tuanya depresi dan memutuskan untuk pergi dari desa. Tetapi saat mereka ingin pergi dari desa, mereka dilempari batu dan kayu oleh penduduk desa, mereka menyebut Elina dan keluarganya sebagai pencuri. Elina yang tidak terima dengan perlakuan tersebut berteriak "BUKAN KAMI YANG MELAKUKANYA". Tetapi penduduk di desa tidak ada satupun yang percaya, begitupun teman-teman Elina, mereka sudah terlanjur kecewa dan telah termanipulasi berita palsu.

Akhirnya dengan perasaan sedih dan terluka, kedua orang tua Elina-Surya dan Dias melindungi Elina dari setiap lemparan yang ditujukan padanya. Elina yang melihat itu hanya bisa menangis dan berharap ini hanya mimpi.

"El!"

"Elina!"

Elina tersadar dari lamunanya. Elina urung memfoto bunga yang baru pertama kali Ia lihat, bunga dengan warna biru menkilap dan putik berwarna emas sungguh membuat siapapun ingin memilikinya. Elina dengan lamunan panjangnya tersadar bahwa apa yang Ia lakukan sekarang mungkin akan berefek besar nanti.

Elina berlari menuju arah dimana kedua orang tuanya memanggil. Ia tersenyum dan menatap kedua orang tuanya-Surya dan Dias, lalu Elina berkata
"Ayah, Ibu. Aku belajar sesuatu hari ini".

Surya dan Dias terheran-heran dengan kelakuan anak mereka. Pasalnya setahu mereka Elina adalah anak yang paling tidak suka belajar dan mengerjakan tugas. Menjawab keheranan orang tuanya, Elina berkata "Ibu, Ayah.. aku memutuskan untuk menjadi seorang pelindung hutan. Kalian setuju kan".
Tanpa mengerti apa-apa, Surya dan Dias hanya mengiyakan saja apa kata anak mereka. Elina tersenyum sambil menggandeng kedua tangan orang tuanya menuju rumah mereka. Seiring dengan tenggelamnya matahari, terpancarkan kebahagiaan dari Elina dan keluarga.

Tanpa mereka sadari, bunga berwarna biru mengkilap yang ada di dalam hutan perlahan mulai menghilang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun