Ning Stasiun Balapan
Kuto Solo sing dadi kenangan
Kowe karo aku
Naliko ngeterke lungamu
Ning Stasiun Balapan
Rasane koyo wong kelangan
Kowe ninggal aku
Ra kroso netes eluh ning pipiku
Da a... Dada sayang
Da... Slamat jalan
Reff:
Janji lungo mung sedelo
Jare sewulan ra ono
Pamitmu naliko semono
Ning Stasiun Balapan Solo
Jare lungo mung sedelo
Malah tanpo kirim warto
Lali opo pancen nglali
Yen eling mbok enggal bali
Entah apa yang membuatku suka sekali mendengarkan lagu itu. Liriknya berbahasa Jawa. Ya. Sebagai anak orang Jawa (ibuku Wingkosanggrahan, bapakku Banyurip, keduanya masih satu kabupaten Purworejo, Jawa Tengah), harusnya aku memang mengerti isi lirik lagu itu.
Akan tetapi, sebagai seorang anak yang dilahirkan di Jakarta, sekolah TK-SD-SMA-PT-PT di Jakarta, bekerja di Jakarta, menikah dengan orang Jakarta, dan sampai sekarang pun ber-KTP Jakarta, aku kehilangan bahasa-ibuku, bahasa Jawa. Jadi, aku masih minta bantuan temanku untuk menerjemahkan lirik lagu itu ke dalam bahasa Indonesia supaya aku benar-benar memahami isi dan maksud lagu itu.
Ning Stasiun Balapan
Kuto Solo sing dadi kenangan
Kowe karo aku
Naliko ngeterke lungamu
Aku tidak punya kenangan apa pun dengan seseorang di stasiun itu, tetapi aku bisa membayangkan seandainya aku memiliki kenangan di stasiun itu. Betapa berat berpisah dengan seseorang yang kita kasihi, di stasiun. Dalam dunia nyata, seandainya aku harus melepas kepergian seseorang, aku memilih berpisah di depan rumah saja supaya aku bisa cepat berlari ke kamar tidur dan membenamkan wajah, menangis di bawah bantal!
Ning Stasiun Balapan
Rasane koyo wong kelangan
Kowe ninggal aku
Ra kroso netes eluh ning pipiku
Dari cerita yang kutonton lewat sinetron, FTV, atau film layar lebar, aku mencoba memahami arti 'Rasane koyo wong kelangan' ketika 'Kowe ninggal aku'. Aku jadi teringat penggalan film "AADC" ketika Cinta melepas Rangga di bandara, bukan di stasiun .... Lalu, kubayangkan adegan itu berlatar Stasiun Solo Balapan ... ah 'Ra kroso netes eluh ning pipiku'.
Aku mencoba menggali kenangan dari Tyo, seorang office boy di kantorku. Ia mengaku berasal dari Banyumas, tetapi cukup lama bertempat tinggal di Solo. Aku bertanya tentang Stasiun Solo Balapan, "apakah kamu punya kenangan di Stasiun Solo Balapan?" Jawabannya cukup mengejutkan, "Ah, sedih Bu. Ceritanya kayak di lagunya Didi Kempot!"
Hmm ... sedih, seorang Tyo saja bisa mempunyai kenangan dengan dengan Stasiun Solo Balapan, lengkap dengan lagu Setasiun Balapan-nya Didi Kempot, padahal semula aku bertanya hanya tentang stasiun. Aku jadi ingin tahu, seperti apa Stasiun Solo Balapan itu?
Sementara itu, saat aku menyenandungkan lirik lagu Setasiun Balapan-nya Didi Kempot, anakku, Mutia, protes, "Ah mama kan belum pernah ke sana!" Iya ya. Anakku memang sudah pernah ke Stasiun Solo Balapan ketika pergi bersama bude-nya ke Solo menghadiri pernikahan anak saudara sepupuku. Sebenarnya dari Jakarta anakku naik Innova bersama bude, om, dan tante-nya. Namun, dari Solo kusarankan langsung ke Surabaya menjenguk keluarga kakakku yang tinggal di sana. Jadilah Mutia dan bude-nya ke Surabaya naik kereta api dari Stasiun Solo Balapan.
Wah...layaknya seorang travel blogger yang akan pergi ke tempat wisata, ia pun mengirimkan hasil swafotonya di Stasiun Solo Balapan. Selanjutnya, ia pun berhasil membuat mamanya membuat rencana pergi ke Solo untuk mewujudkan obsesi ke Stasiun Solo Balapan!
Bersama dua orang teman kantorku, aku membuat janji untuk berwisata setengah hari dari Stasiun Solo Balapan ke Stasiun Tugu Yogyakarta dan kembali lagi ke Stasiun Solo Balapan. Sebenarnya itu akal-akalan kami untuk 'mencuri' waktu acara seminar di Solo. Janji itu dieksekusi pada tanggal Selasa, 7 Agustus 2018 dan aku membulatkan tekadku untuk menginjakkan kaki di Stasiun Solo Balapan.
Dari Jakarta, aku, Nina, dan Weni sudah mengawali perjalanan ke Solo dengan penerbangan pertama. Ya, kami memang sengaja terbang pagi-pagi supaya sesegera mungkin sampai di Solo. Sesuai rencana, sesampainya di Solo kami langsung menuju ke hotel tempat menginap untuk meletakkan koper. Tanpa menunggu sarapan, kami segera melanjutkan perjalanan menuju Stasiun Solo Balapan.
Taaraaa....syukur Alhamdulillah, akhirnya sampai juga kami di Stasiun Solo Balapan. Aku langsung mengamati moda transportasi di sana. Moda transportasi taksi dan ojek sudah sering aku lihat. Ada yang jarang aku lihat di sekitar bandara atau stasiun di Jakarta adalah ... becak! Ini fotoku di antara deretan becak di Stasiun Solo Balapan. Saking seneng-nya, aku sampai lupa memegang pepohonan yang menjadi latar belakang fotoku...plastik atau kertas? Atau pohon asli? Coba tebak!
Sementara itu, Weni, sahabatku sudah membelikan kami tiket KA Prameks (Prambanan Ekspres) jurusan Solo-Yogyakarta dari website Pegipegi. Aku senang sekali karena sangat praktis dan bisa langsung masuk kereta tanpa harus antre beli tiket lagi. Ketika memasuki beranda Stasiun Solo Balapan, aku terbayang lirik lagu
Janji lungo mung sedelo
Jare sewulan ra ono
Pamitmu naliko semono
Ning Stasiun Balapan Solo
Bepergian dengan kereta dari Solo itu paling jauh ya ke Surabaya atau Jakarta, kecuali dari Surabaya atau Jakarta transit menuju luar negeri. Jika berjanji untuk pergi dengan waktu yang tidak terlalu lama, berarti masih ada harapan untuk berjumpa kembali. Itu yang aku tangkap maksud dari lirik itu. Jadi, jarang kujumpai calon penumpang di Stasiun Solo Balapan yang membawa koper besar.
Suasana di Stasiun Solo Balapan saat itu cukup ramai. Walau tak sebesar Stasiun Gambir di Jakarta, Stasiun Solo Balapan memiliki fasilitas stasiun yang lengkap, termasuk gerai ATM dan gerai pengisian daya listrik untuk ponsel yang bisa digunakan oleh calon penumpang kereta secara gratis. Kami yang memiliki tiket KA Prameks Jurusan Solo-Yogya diminta menunggu di luar peron. Setelah penumpang KA Solo Ekspres Jurusan Solo---Yogya naik ke dalam kereta dan berangkat menuju Yogya, kami diizinkan masuk ke peron dan naik ke dalam KA Prameks.
Aku yang sejak awal masuk SMA dulu sudah mengenal kereta rel listrik jurusan Depok---Jakarta tidak terlalu cemas ketika mengetahui bahwa kereta Prameks tidak mendapat nomor tempat duduk. Semua orang bebas memilih tempat duduk jika beruntung. Jika tidak, berdirilah kita. Nah, kali ini kami beruntung. Aku, Nina, dan Weni, masing-masing mendapat duduk di kursi yang berbeda. Kami menunggu peruntungan masing-masing, siapakah yang akan duduk di sebelahmu? He..he...
Setelah lelah mengelilingi Yogya, aku ingat lirik lagu itu lagi.
Jare lungo mung sedelo
Malah tanpo kirim warto
Lali opo pancen nglali
Yen eling mbok enggal bali
Ya. Kami harus kembali ke Solo. Kawanku Weni telah menyiapkan tiket Yogyakarta-Solo menggunakan KA Solo Ekspres. Harga tiketnya lebih mahal daripada KA Prameks, tetapi kami merasa lebih nyaman. KA Solo Ekspres menyediakan tempat duduk yang nyaman. Kami sangat menikmati karena memang lelah sekali....
Pukul 19.30 kami tiba kembali di Stasiun Solo Balapan. Suasana romantis terpancar dari sudut-sudut stasiun. Sebenarnya aku ingin lebih lama lagi menikmati Stasiun Solo Balapan di malam hari, tetapi tugas memaksa kami untuk segera kembali ke hotel.
Alhamdulillah ... Aku merasa sangat beruntung. Hari itu untuk yang pertama kali bisa menikmati Stasiun Solo Balapan di pagi hari dan Stasiun Solo Balapan di malam hari. Aku berjanji bahwa pada libur akhir tahun atau libur tahun baru nanti aku akan membawa suami dan anakku pergi ber wisata Indonesia keluarga melalui Stasiun Solo Balapan. Kita akan membuat kenangan manis di sana, membantah 'teori' Didi Kempot ....
Terjemahan lirik lagu “Setasiun Balapan”
Di Stasiun Balapan
Kota Solo yang menjadi kenangan
Kamu dan aku
Ketika mengantar dirimu
Di Stasiun Balapan
Rasanya seperti orang kehilangan
Kamu meninggalkanku
Tidak terasa jatuh air mata di pipiku
Da a dada sayang
Da… selamat jalan
Reff.
Janji pergi hanya sebentar
Katanya tidak ada satu bulan
Pamitmu waktu itu
Di Stasiun Balapan Solo
Katanya pergi hanya sebentar
Malah tidak mengirim berita
Lupa atau pura-pura lupa
Kalau sudah ingat harap segera kembali
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H