Banyak dari mereka yang belum memiliki gambaran tentang kualitas-kualitas apa yang sesungguhnya penting. Demikian pula arus informasi yang terjadi antara teman kerja, maupun dengan atasan juga tidak banyak disebutkan. Mereka bisa dikejutkan oleh fakta bahwa ide dan pendapat sebrilian apa pun perlu diajukan secara persuasif. Jika tidak, ide itu tidak dengan mudah diterima, bahkan bisa mati sebelum diungkapkan. Penyebabnya adalah keterampilan komunikasi efektif yang belum memadai. Keterampilan dasar semacam inilah yang perlu dimatangkan oleh para lulusan.Â
Pengalaman-pengalaman berorganisasi di kampus bisa amat berguna, tetapi sebetulnya masih banyak pengalaman yang bisa dicari, bahkan diciptakan untuk mempersiapkan diri. Pengalaman magang, pengalaman membuka usaha kecil, ketekunan dalam suatu bidang keahlian di luar bidang akademis, kesempatan menjadi relawan, dan pengalaman-pengalaman lainnya yang memperkaya ketrampilan sosial dan emosional.
Hal lain yang perlu dipersiapkan adalah persepsi diri yang pas, tidak dibuat buat, tetapi mengambarkan jati diri yang jelas, serta dikemas dalam gambaran yang unik. Tidak perlu meng-cover banyak kompetensi, tetapi fokus kepada hal-hal spesifik yang relevan dengan kebutuhan organisasi dan tuntutan dunia bisnis.Â
Kesiapan bekerja sungguh tidak ada kaitannya dengan kecerdasan. Jadi, bila anda diterima bekerja karena tes IQ bagus, maka bersiaplah dengan hal hal yang tidak ada kaitannya dengan kecerdasan, tetapi justru memerlukan modal yang amat mendasar, yaitu kesabaran, ketekuan, ketrampilan bergaul, keterampilan menangani konflik, kemampuan berorganisasi dan sikap positif terhadap tantangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H