Media massa, akademisi dan institusi negara selayaknya lebih selektif dalam meriset data yang akan disajikan, sehingga tidak akan berdampak fatal ketika informasi tersebut diterima oleh masyarakat overproud. Masyarakat akan menganggap pertahanan bangsa ini baik-baik saja bahkan membanggakan bagi sebagian pihak. Faktanya terdapat target yang belum dapat tercapai bahkan dengan indikator Minimum Essential Force (MEF), perlu ditekankan dalam MEF adalah kekuatan minimum belum mencapai indikator kekuatan pokok atau essential force untuk tahap selanjutnya.
Torehan prestasi militer Indonesia yang ditampilkan oleh sumber yang masih dipertanyakan keakuratannya akan menjadi justifikasi atas rasa kebanggaan yang menimbulkan kebanggan semu dan merasa cukup. Menjadi ironis jika rasa kebanggan semu itu membuat pertahanan negara terlena bahkan menunda progresivitas kebijakan pertahanan dan militer sebuah negara, di tengah berbagai negara yang selalu meningkatkan proteksi dirinya demi menjaga kedaulatan negara dan mengamankan kepentingan nasional. Terlebih peperangan akan mengarah ke perang siber dan antariksa dengan bukti beberapa negara sudah membentuk angkatan antariksa baik secara mandiri maupun masih tergabung dalam angkatan udara mereka.
Menjadi wajar saat terdapat rencana pembelian Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) atau yang kemudian sering ditekankan dengan konsep investasi pertahanan akan mendapat pertentangan dari publik. Hal ini adalah dampak dari informasi yang diterima publik melalui media massa kurang tepat untuk dijadikan acuan persoalan vital dan krusial yaitu pertahanan negara. Untuk itu, GFP sebaiknya tidak dijadikan sebagai tolok ukur capaian kinerja pemerintah, indikator kekuatan negara atau yang terparah menjadi dasar kerangka acuan kebijakan negara.
Global Firepower (GFP) memang bukan sumber data yang sempurna dengan kerancuan keakuratannya, namun dengan ksatria berani bertanggung jawab secara terang menyatakan ketidaksempurnaanya itu di dalam disclaimer. Menjadi tugas kita sebagai penerima informasi utamanya media massa, akademisi dan institusi negara untuk lebih selektif dalam mengambil sumber informasi, sehingga tidak akan menyesatkan masyarakat umum terlebih dibumbui glorifikasi berlatar belakang politis yang akan mengakibatkan kebanggan semu bagi seluruh rakyat Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H