"Laporan diketik dengan font Times New Roman ukuran 12" itulah kata yang sering diucapkan ketika pengajar meminta peserta didiknya membuat naskah akademik baik laporan, makalah sampai tugas akhir. Jika diibaratkan manusia font Times New Roman ini merupakan sosok tampan/cantik, cerdas, berkarakter, kharismatik, berahklak mulia, rajin menabung, pancasilais, berintegritas, perfeksionis, mboten korupsi, mboten ngapusi, satria piningit (ratu adil) dan formalitis sehingga sangat diidam-idamkan banyak dipuja khalayak ramai dan khususnya akademisi.
Sebagai warga negara Republik Desain Grafis yang selalu setia dan waspada, penulis beranggapan bahwa keperkasaan Times New Roman seketika akan langsung runtuh ketika masuk dalam dunia desain, ketegasannya akan ditertawakan dengan font lain yang pandai berdialektika untuk lebih menarik minat orang yang melihatnya, kemasyurannya seketika tidak dikenal oleh font lain yang lebih memuaskan dihati penikmat desain, kehormatanya sebagai pejabat dan panglima tertinggi dalam Republik Formalitas seketika dikudeta oleh rakyat font Republik Desain.
Janganlah tersinggung dan berkecil hati yang mulia Times New Roman sang pimpinan dan panglima tertinggi Republik Formalitas. Engkau mengajari kami arti dari konsistensi, kesederhanaan, integritas, dan ketegasan sehingga kau dipuja banyak orang yang mempercayakanmu bertugas di medan perang strategis yang amat penting. Jasamu akan selalu hidup dalam sanubari seseorang yang pernah mengandalkanmu dalam proses membangun jiwa dan raganya di dalam dunia penulisan.
Siapa sosok dibalik karya ini?
Stanley Morrison, seorang kebangsaan Inggris yang lahir pada 06 Mei 1889 di Warnstead Inggris merupakan tokoh dibalik lahirnya Times New Roman.Â
Karir tipografinya dimulai saat ia bekerja di The Pelican Press, kecintaannya pada Tuhan YME membuatnya banyak membaca buku-buku religius sampai pada suatu saat ia berhasil membuat karya tipografi pertamanya yang dipersembahkan kepada gereja.
Setelah keluar ia melanjutkan karirnya di Cloister Press di Manchester, keimananya memang sudah teruji dengan karya-karya berikutnya yang mencerminkan latar belakang gereja Katolik dengan ilustrasi dan dekorasi yang ia desain.Â
Kecintaanya pada kedamaian membuatnya benci akan perang bahkan gerakan antiperangnya mengantarkan ia dipenjara selama 4 tahun pada 1914-1918.
Konsep dibalik terciptanya Times New Roman
Karirnya yang semakin cemerlang (1929-1960) membuatnya dipercaya sebagai konsultan huruf di Koran The Times. Pada 1931 Stanley Morrison mengutarakan idenya pada The Times
"The Times merupakan koran yang telah memiliki pelangganya sendiri, kita memerlukan sebuah huruf yang tidak sama dengan barang dagangan pada umumnya, huruf itu harus baik pada dasarnya namun juga mencerminkan kekuatan dari garis, konsistensi dan ekonomis bagi The Times"
The Times merespon positif gagasan ini, pada 03 oktober 1932 untuk pertama kalinya koran mencetak dengan font yang dinamai sama dengan nama korannya yaitu "Times", hari bersejarah ini dijadikan sebagai hari pemasaran "Times" ke khalayak ramai.
"Times" menjadi sangat populer dimasa itu sehingga banyak digunakan oleh Koran lain, majalah maupun buku laporan tahunan perusahaan.