Mohon tunggu...
Excelindo Krisna Putra
Excelindo Krisna Putra Mohon Tunggu... Freelancer - #IndonesiaExcellent

Pengelana Masa • Perekam Peristiwa • Peramu Peradaban | Blog Pribadi: https://excelindokrisnaputra.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Times New Roman, Romansa Entitas yang Banyak Dipuja

28 September 2019   11:10 Diperbarui: 30 September 2019   08:43 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


"Laporan diketik dengan font Times New Roman ukuran 12" itulah kata yang sering diucapkan ketika pengajar meminta peserta didiknya membuat naskah akademik baik laporan, makalah sampai tugas akhir. Jika diibaratkan manusia font Times New Roman ini merupakan sosok tampan/cantik, cerdas, berkarakter, kharismatik, berahklak mulia, rajin menabung, pancasilais, berintegritas, perfeksionis, mboten korupsi, mboten ngapusi, satria piningit (ratu adil) dan formalitis sehingga sangat diidam-idamkan banyak dipuja khalayak ramai dan khususnya akademisi.

Sebagai warga negara Republik Desain Grafis yang selalu setia dan waspada, penulis beranggapan bahwa keperkasaan Times New Roman seketika akan langsung runtuh ketika masuk dalam dunia desain, ketegasannya akan ditertawakan dengan font lain yang pandai berdialektika untuk lebih menarik minat orang yang melihatnya, kemasyurannya seketika tidak dikenal oleh font lain yang lebih memuaskan dihati penikmat desain, kehormatanya sebagai pejabat dan panglima tertinggi dalam Republik Formalitas seketika dikudeta oleh rakyat font Republik Desain.

Janganlah tersinggung dan berkecil hati yang mulia Times New Roman sang pimpinan dan panglima tertinggi Republik Formalitas. Engkau mengajari kami arti dari konsistensi, kesederhanaan, integritas, dan ketegasan sehingga kau dipuja banyak orang yang mempercayakanmu bertugas di medan perang strategis yang amat penting. Jasamu akan selalu hidup dalam sanubari seseorang yang pernah mengandalkanmu dalam proses membangun jiwa dan raganya di dalam dunia penulisan.

Siapa sosok dibalik karya ini?

Stanley Morrison, seorang kebangsaan Inggris yang lahir pada 06 Mei 1889 di Warnstead Inggris merupakan tokoh dibalik lahirnya Times New Roman. 

Karir tipografinya dimulai saat ia bekerja di The Pelican Press, kecintaannya pada Tuhan YME membuatnya banyak membaca buku-buku religius sampai pada suatu saat ia berhasil membuat karya tipografi pertamanya yang dipersembahkan kepada gereja.

Setelah keluar ia melanjutkan karirnya di Cloister Press di Manchester, keimananya memang sudah teruji dengan karya-karya berikutnya yang mencerminkan latar belakang gereja Katolik dengan ilustrasi dan dekorasi yang ia desain. 

Kecintaanya pada kedamaian membuatnya benci akan perang bahkan gerakan antiperangnya mengantarkan ia dipenjara selama 4 tahun pada 1914-1918.

Konsep dibalik terciptanya Times New Roman

Karirnya yang semakin cemerlang (1929-1960) membuatnya dipercaya sebagai konsultan huruf di Koran The Times. Pada 1931 Stanley Morrison mengutarakan idenya pada The Times

"The Times merupakan koran yang telah memiliki pelangganya sendiri, kita memerlukan sebuah huruf yang tidak sama dengan barang dagangan pada umumnya, huruf itu harus baik pada dasarnya namun juga mencerminkan kekuatan dari garis, konsistensi dan ekonomis bagi The Times"

The Times merespon positif gagasan ini, pada 03 oktober 1932 untuk pertama kalinya koran mencetak dengan font yang dinamai sama dengan nama korannya yaitu "Times", hari bersejarah ini dijadikan sebagai hari pemasaran "Times" ke khalayak ramai.

"Times" menjadi sangat populer dimasa itu sehingga banyak digunakan oleh Koran lain, majalah maupun buku laporan tahunan perusahaan.

Masuknya font ini ke Microsoft Office

Lisensi font "Times" didaftarkan ke The Monotype Corporation di Inggris, selain itu font ini juga didaftarkan lisensinya di American Linotype Company di Amerika Serikat, karena Koran The Times banyak mendaftarkan lisensi produknya ke Linotype, akhirnya pada tahun 1954 America Linotype Company mendaftarkan dengan nama dagang "Times Roman" terpisah dari bagian The Times maupun Monotype.

Perbedaan namapun muncul di dalam komputer karena perusahaan komputer yang mendaftarkan lisensinya berbeda-beda. Adobe dan Apple Mancitosh menggunakan nama "Times Roman" karena lisensi perusahaanya banyak didaftarkan ke American Linotype Company, sedangkan Microsoft menggunakan nama "Times New Roman" karena lisensi perusahaannya banyak di daftarkan ke The Monotype Corporation.

Penambahan kata "New" bermula ketika pada tahun 80'an The Monotype Corporation mendesain ulang font tersebut dan mengklaim desain barunya lebih baik dari milik pesaingnya. Karena tak mau kalah, American Linotype Company dan mengklaim juga bahwa font baru yang didesain lebih baik dari milik perusahaan di seberang laut.

Sebagian atau bahkan seluruh pengguna Times New Roman mungkin tidak sadar akan desain yang berbeda dari kedua perusahaan lisensi tersebut, pengguna juga tak mempermasalahkan desain ulang keduanya, tak ada juga gelombang protes maupun demo di depan perusahaan hanya karena entitas ini karena pengguna lebih mengutamakan konsep yang diciptakan oleh Stanley Morrison yaitu kekuatan dari garis, konsistensi dan ekonomis.

Beranikah kita menulis naskah akademik tanpa menggunakan font Times New Roman tetapi tetap berpegang pada prinsip profesionalisme dan nyaman untuk dibaca? Siap-siap saja dianggap sebagai kaum radikalis, separatis, teroris, makar atau kelompok kriminal bersenjata (bersenjata jari dan komputer) terhadap kebiasaan yang sudah mendarah daging. 

Nasib juga bisa berbalik jika kita mampu menjadi pioneer dalam gerakan ini, para sejarawan beberapa abad mendatang akan menemukan artefak abad 20-21 yang berbeda dari artefak laporan pada umumnya, mungkin saja nama kita diabadikan dalam berbagai lini di dunia penulisan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun