3. Kebijakan Investasi dan Pembiayaan
Ekonomi syariah mendorong investasi yang produktif dan etis, menghindari sektor-sektor yang dianggap haram (terlarang). Ini mempengaruhi kebijakan moneter dengan mendorong aliran dana ke sektor-sektor yang mendukung pertumbuhan ekonomi riil dan berkelanjutan.
4. Penyediaan Likuiditas
Bank sentral di negara dengan sistem ekonomi syariah dapat menggunakan instrumen seperti wadiah (deposito) dan mudharabah (kemitraan) untuk mengelola likuiditas. Ini memberikan alternatif bagi instrumen konvensional seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang berbasis bunga.
5. Peran Sosial dan Keadilan Ekonomi
Ekonomi syariah menekankan distribusi kekayaan yang adil dan inklusif. Instrumen seperti zakat, infaq, dan sedekah digunakan untuk redistribusi kekayaan, yang dapat membantu mengurangi kesenjangan ekonomi dan mendukung stabilitas sosial, yang pada gilirannya mendukung kebijakan moneter yang stabil.
6. Instrumen Kebijakan Moneter Syariah
Bank sentral dapat menggunakan instrumen syariah seperti Sukuk Bank Indonesia (SukBI) dan Sertifikat Wadi'ah Bank Indonesia (SWBI) untuk mengendalikan jumlah uang beredar dan mengatur tingkat suku bunga syariah.
7. Pengawasan dan Regulasi
Prinsip-prinsip syariah mempengaruhi kebijakan moneter melalui regulasi yang ketat terhadap produk dan layanan keuangan. Dewan Pengawas Syariah (DPS) memastikan bahwa semua transaksi mematuhi prinsip-prinsip syariah, yang dapat meningkatkan kepercayaan dan stabilitas dalam sistem keuangan.
8. Dukungan terhadap Sektor Riil