Sentra Keramik Hias Semanding Sumber Sekar, Dau – Malang, telah berlangsung sejak para masyarakatnya terlibat pada produksi kerajinan keramik Dinoyo – Malang. Jadi, pada awalnya, mereka adalah para pekerja bagian produksi penyiapan bahan, pembakaran di Sentra Keramik Dinoyo, Malang yang diproses melalui teknik pembentukan casting/tuang.Â
Pada sisi lain, mereka juga membuat ornamen dalam proses produksi tersebut. Lambat laun, kembali ke desanya untuk memproduksi sendiri dengan membentuk Sentra Keramik Sumber Sekar.Â
Dalam beberapa beberapa tahun yang lalu, pengembangan keramik ini dihasilkan oleh para pengrajin dengan tidak mengandalkan teknik casting saja, tetapi juga dengan teknik cetak yang lain.Â
Bahan yang digunakan menggunakan material tanah liat Stoneware dari Sumber Pujung, Bantur, dan kaolin dari Bangka. Bahan-bahan tersebut umumnya, diperoleh dari bahan siap pakai, karena diolah dari UPT Keramik Malang milik DESPERINDAG Provinsi Jawa Timur.
Ketika pariwisata berkembang melesat di Kawasan Malang Raya, sentra kerajinan ini mengembangkan produksinya dengan desain-desain untuk keramik souvenir. Yakni, diperuntukkan pada beberapa artshop di tempat wisata, Kawasan Batu dan Malang.Â
Desain-desain yang ditawarkan untuk sentra-sentra wisata tersebut, masih sangat konvensional, yakni bentuk-bentuk wadah silinder sebagai fungsi vas bunga, aroma terapi, teko, gelas, cangkir, dan keramik souvenir pernak-pernik lainnya.
Mengamati kondisi tersebut, tim pelaksana kreatif dari program LPPM Universitas Negeri Malang, dengan ketua pelaksana Prof. Dr. Ponimin, M.Hum., telah menawarkan dan menerapkan dalam pengembangan keramik hias souvenir tersebut, dengan bentuk-bentuk desain yang lebih variatif.Â
Desain-desain tersebut tidak hanya bersifat konvensional, berupa berupa bentuk silinder saja, tetapi juga berupa barang keramik hias dengan desain figuratif. Kreasi bentuk tersebut dimodifikasi dari desain konvensional yang telah dilakukan oleh pengrajin berupa wadah yang dikreasikan melalui ornamen figuratif yang menempel pada benda-benda tersebut, misalnya ornamen bentuk burung, kepala kijang, topeng malang yang dimodifikasi dengan ditempelkan pada permukaan keramik wadah hias tersebut.
Teknik yang dilakukan untuk menghasilkan produk tersebut dengan teknik cetak tekan, moulding pres figurative. Kemudian, tanah liat yang bersifat plastis tersebut dicetakkan pada rongga cetakan pada gips, sehingga bentuknya nampak teratur tetapi ketika diterapi ornamen pada permukaannya akan tampak lebih variatif. Pada sisi lain dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini, juga mengembangkan keramik dengan teknik cetak moulding press natural, menggunakan bahan-bahan dari alam, misalnya, daun jati, daun nangka, daun jarak ungu.Â
Caranya, dengan mencetakkan tanah liat pada permukaan tanah liat pada daun tersebut sebagai calon dinding benda keramik. Ketika cetakan dari daun tersebut dilepas, akan membentuk tekstur natural dari permukaan benda keramik hias sesuai karakter permukaan daun yang telah dicetakkan tersebut. Karakter daun yang membekas pada tanah liat sebagai permukaan benda keramik selain berfungsi untuk dinding benda, keramik juga berfungsi untuk ornamen keramik.
Kegiatan ini dilakukan dalam program PKM LPPM-UM oleh Prof. Dr. Ponimin, M.Hum., bersama mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Malang.Â
Melalui kegiatan tersebut, diharapkan mahasiswa memiliki keterampilan pengkaryaan dari aspek pengalaman teknis yang diperoleh langsung dari sentra kerajinan, yakni pada aspek teknik produksi, teknik pengolahan bahan, dan aspek managerial.Â
Pengembangan program ini diharapkan juga dapat mendorong kreativitas pengrajin dalam mengembangkan potensinya yang bermodalkan dari program pelatihan teknis yang diprakarsai oleh tim pelaksana PKM LPPM-UM 2024. Utamanya, dalam mengembangkan keramik hias, berbasis pada teknik moulding press figurative.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H