Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal begitu getol mengkritik Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). Terutama soal kebijakan-kebijakan Jokowi soal buruh.
Sejak awal Jokowi memimpin DKI, Said Iqbal begitu lantang mengkritik. Ia terus mengkritik Jokowi karena dinilai tidak pro buruh.
Banyak kritikan yang ditujukan kepada Jokowi. Namun saat memperingati Hari Buruh kemarin, Saiq Iqbal terlihat mesra dengan Prabowo Subianto . Ada apa?
1. Jokowi diminta jangan arogan
Said Iqbal mengatakan, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama jangan malu dan arogan untuk merevisi ulang Upah Minimum Provinsi (UMP) 2014 DKI Jakarta sebesar Rp 2,4 juta.
"Saya minta Jokowi dan Ahok jangan arogan, jangan malu untuk merevisi upah yang diinginkan buruh mencapai sebesar Rp 3 juta yang berbasiskan KHL ditambah inflasi, pertumbuhan ekonomi dan lainnya," ujar Said dalam konferensi pers di KontraS, Senin (11/11).
Menurut Said, seharusnya Jokowi jangan malu untuk merevisi UMP yang sudah disetujui, dirinya pun membandingkan pada saat zaman kepemimpinan Fauzi Bowo dan Sutiyoso menjabat sebagai yang berani melakukan revisi upah buruh.
"Bayangkan saja mantan Gubernur Fauzi Bowo sudah merevisi upah buruh sebanyak dua kali, yang terkenal anti perubahan sedangkan Gubernur Sutiyoso sudah merevisi satu kali, yang terkenal milyernya, mereka sangat akomodatif melihat dan merasakan tuntutan buruh," tegasnya.
2. Jokowi dinilai telah menebar badai
Keputusan Jokowi mengenai UMP sebesar Rp 2,44 juta pada 2014 dianggap keputusan sepihak dan tidak mencerminkan sikap negarawan oleh para buruh. Mereka menilai keputusan tersebut sudah mengganggu kenaikan UMP secara nasional.
"Keputusannya tidak negarawan. Beberapa keputusan menjadi berantakan karena Jokowi hanya menaikkan (upah buruh) 9 persen," ujar Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal saat jumpa pers di kantor KontraS, Jakarta Pusat, Senin (4/11) tahun lalu.
Jokowi menurut Said, tidak serius mengurusi buruh. Dia menganggap Jokowi hanya memutuskan sepihak setelah kompromi dengan pengusaha hitam. KSPI akan menggugat keputusan Gubernur DKI tersebut. Said juga membandingkan angka yang diberikan kepada topeng monyet jauh lebih tinggi dibandingkan kepada buruh.
"Jokowi telah menyebar badai kepada buruh. Serius mengurusi topeng monyet tetapi tidak kepada buruh," tegas Said.
3. Said Iqbal sekarang mendekat ke Prabowo
Dulu Said mengkritik Jokowi lantaran Gubernur DKI Jakarta ini alot dalam merevisi UMP. Namun belakangan, Said terlihat mesra dan dekat dengan Capres dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Said mengaku telah mengundang semua calon presiden dalam peringatan May Day di Gelora Bung Karno, Kamis (1/5) kemarin. Baik itu Aburizal Bakrie, Prabowo Subianto, dan Joko Widodo.
"Sudah dari tahun lalu kami mengundang capres-capres. Jokowi (Joko Widodo) kami surati tiga kali, dua kali menolak waktu masih gubernur, surat ketiga tidak dijawab, ARB (Aburizal Bakrie) dua kali tidak menjawab, Prabowo yang siap hadir," ujar Saiq Iqbal di GBK, Kamis (1/5).
4. Dukung Capres Prabowo
Menurut Said Iqbal, citra diri bukan hal penting bagi buruh. Dukungan terhadap tuntutan buruh adalah kriteria capres yang buruh inginkan.
"Bagi kami bukan populer, cerdas atau tegas. Capres yang memasukkan kriteria sepuluh isi itu ke visi-misinya yang kami dukung," kata dia.
Saat tiba di GBK, Prabowo sempat berbincang-bincang dan tampak akrab dengan Said Iqbal beserta pengurus-pengurus KSPI. Kemudian, Prabowo langsung berorasi di atas panggung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H