Oleh karena kita adalah seorang Kristen yang memiliki etika Kristen, maka kita harus berpikir dengan kritis terhadap suatu hal yang dapat merugikan orang lain. Kita harus menjadikan diri kita sebagai seorang yang berbisnis dengan cerdik dan bijak. Namun cerdik bukan berarti licik. Ada juga beberapa dari seorang yang berhasil dari berbisnis, memandang orang sebelah mata.
Oleh sebab itulah etika bisnis kristiani sampai sekarang ini tetap merupakan suatu hal yang diperhatikan. Masalahnya orang-orang Kristen zaman Perjanjian Baru memang sama sekali tidak menaruh kepedulian yang serius terhadap dunia bisnis maupun politik. Dunia sekarang ini adalah dunia yang penuh dengan kekotoran, bobrok. Itulah sebabnya dunia seperti ini akan segera berakhir dengan penghakiman dan penghukuman Allah.Â
Sebuah buku mengatakan bahwa dalam kurun waktu ini, gereja ada yang mengeluarkan doktrin yang mengatur mengenia masalah harga dan upah di dalam berbisnis. Maksudnya supaya setiap orang boleh secara adil menerima dan membayar sesuai dengan apa yang disumbangkan bagi atau peroleh dari masyarakat. Namun pada akhirnya, ekonomi adalah ekonomi.Â
Bagaimanapun gereja mengaturnya, ia tetap memiliki mekanismenya sediri. Dalam berbisnis semakin mendapatkan keuntungan yang besar karena berkembangnya sektor perdagangan, keuangan dan industri.Â
Oleh karena itu sebagai orang Kristen yang murni, jadilah seorang yang jujur dan besih serta baik dan melakukan keadilan dalam dunia bisnis agar jangan terlalu banyak orang yang merasa dirinya dirugikan oleh penjual. Seperti ada kutipan yang berkata "Orang yang baik mungkin kelihatannya mencapai garis akhir paling lambat, tetapi mereka biasanya berlari dalam perlombaan yang berbeda". Jadilah bijak dan berlakulah jujur, tidak menipu oranglain!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H