Implementasi yang tidak tepat dapat meningkatkan kesenjangan pendidikan, di mana siswa dari daerah terpencil atau latar belakang ekonomi yang kurang mampu mungkin tidak mendapatkan akses yang sama terhadap pelajaran bahasa Inggris yang berkualitas.
Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah untuk memastikan bahwa kebijakan ini tidak hanya memberikan manfaat bagi beberapa kelompok siswa tertentu, tetapi juga untuk semua siswa, tanpa memandang latar belakang atau lokasi geografis mereka.
Selain itu, dari segi identitas budaya, kebijakan ini juga memiliki implikasi yang perlu diperhatikan. Meskipun penting untuk mengembangkan kemampuan bahasa Inggris untuk bersaing di tingkat global, hal ini tidak boleh dilakukan dengan mengorbankan bahasa dan budaya lokal.
Bahasa-bahasa lokal merupakan bagian penting dari identitas budaya Indonesia, dan keberagaman bahasa harus dipertahankan dan dihargai.
Oleh karena itu, dalam mengimplementasikan kebijakan ini, perlu ada upaya untuk menjaga keseimbangan antara pengajaran bahasa Inggris dan pemeliharaan bahasa dan budaya lokal. Dengan demikian, siswa dapat mengembangkan kemampuan bahasa Inggris mereka tanpa kehilangan identitas budaya mereka sebagai orang Indonesia.
Kebijakan memperkenalkan pelajaran bahasa Inggris di tingkat sekolah dasar memiliki signifikansi yang besar dalam konteks tantangan globalisasi dalam pendidikan.Â
Di era globalisasi ini, kemampuan untuk berkomunikasi dan berinteraksi di tingkat internasional menjadi semakin penting. Dengan memperkenalkan bahasa Inggris sejak dini, siswa diharapkan dapat memperoleh keterampilan yang dibutuhkan untuk berpartisipasi dalam lingkungan global yang semakin terhubung.
Namun, kebijakan ini juga menyoroti pentingnya mempertahankan keseimbangan antara akses global dan pelestarian identitas lokal. Bahasa dan budaya lokal merupakan bagian integral dari identitas suatu bangsa.Â
Dalam upaya untuk mempersiapkan generasi masa depan yang dapat bersaing di tingkat global, tidak boleh dilupakan pentingnya memelihara dan melestarikan bahasa dan budaya lokal.Â
Keseimbangan antara pengajaran bahasa Inggris sebagai bahasa internasional dan pemeliharaan bahasa dan budaya lokal menjadi kunci untuk menjaga kekayaan budaya dan identitas nasional.
Dengan demikian, kebijakan ini tidak hanya mencerminkan tantangan globalisasi dalam pendidikan, tetapi juga menegaskan pentingnya mempertahankan keseimbangan antara akses global dan pelestarian identitas lokal.Â