Pertama-tama, tantangan utama yang kami hadapi adalah keterbatasan finansial. Pendapatan guru honorer sekolah di desa sangat minim.Â
Memilih untuk membangun rumah sendiri dari awal berarti kami harus menyisihkan sejumlah dana yang besar untuk membeli tanah dan membangun rumah. Bagi kami yang memiliki penghasilan terbatas, hal ini menjadi hambatan besar yang perlu diatasi dengan cermat.
Selain itu, kami juga menghadapi tantangan dalam mencari lokasi yang cocok untuk membangun rumah. Harga tanah yang terjangkau dan lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan kami menjadi pertimbangan utama dalam memilih lokasi. Namun, dengan persiapan dan penelitian yang matang, kami akhirnya berhasil menemukan tanah yang sesuai dengan kriteria kami.
Kendala lain yang kami hadapi adalah kurangnya pengetahuan dan pengalaman dalam proses pembangunan rumah. Tinggal di desa yang terpencil membuat kami tidak memiliki akses mudah ke arsitek bangunan atau konsultan konstruksi yang dapat membimbing kami dalam merencanakan dan melaksanakan proyek pembangunan. Kami harus bergantung pada pengalaman orang-orang di sekitar kami, seperti kepala tukang senior, untuk mendapatkan nasihat dan bimbingan yang diperlukan.
Selain itu, proses perencanaan dan pengaturan keuangan juga menjadi tantangan tersendiri bagi kami. Merencanakan anggaran dengan cermat dan mengelola keuangan secara bijaksana menjadi kunci keberhasilan dalam membangun rumah sendiri. Kami harus melakukan konsultasi dengan berbagai pihak, termasuk kepala tukang dan ahli keuangan, untuk memastikan bahwa kami memiliki perencanaan yang solid dan realistis.
Meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan dan kendala, kami tidak menyerah begitu saja. Kami percaya bahwa dengan tekad yang kuat dan kerja keras, semua halangan dapat diatasi. Proses pembangunan rumah menjadi ujian nyata bagi keberanian dan keteguhan hati kami dalam menghadapi tantangan, namun juga menjadi peluang untuk belajar dan tumbuh sebagai individu dan keluarga.
Perencanaan keuangan sebagai langkah awal untuk membangun rumah
Perencanaan keuangan sebagai langkah awal untuk membangun rumah menjadi salah satu aspek utama yang harus dipertimbangkan dengan matang, terutama dalam memilih antara mengambil KPR atau tetap ngontrak.
Kami mengawali proses dengan menganalisis kondisi finansial secara menyeluruh. Hal ini melibatkan pengecekan penghasilan bulanan, tabungan, aset yang dimiliki, serta kewajiban finansial seperti cicilan dan biaya hidup sehari-hari. Analisis ini membantu kami mengalokasikan dana dengan lebih baik untuk pembangunan rumah.
Setelah mengetahui kondisi finansial, kami menetapkan anggaran yang realistis. Kami mempertimbangkan faktor seperti harga tanah, biaya material dan tenaga kerja, serta biaya tambahan seperti izin pembangunan dan administrasi lainnya. Tujuan kami adalah agar anggaran tidak melampaui kemampuan finansial.
Kami juga mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dari KPR dan tetap ngontrak. KPR memberikan kemudahan dalam pembiayaan namun membawa risiko bunga dan cicilan jangka panjang. Sementara tetap ngontrak memberikan kepastian atas biaya namun tidak memberikan kepemilikan atas rumah.
Jika memilih KPR, kami mencari lembaga keuangan dengan kondisi yang sesuai. Kami membandingkan suku bunga, persyaratan, dan biaya terkait sebelum memutuskan lembaga mana yang akan kami ajukan.