Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Peran Bermain dalam Pembelajaran Anak: Meningkatkan Keterampilan dan Kreativitas Anak

22 April 2024   22:01 Diperbarui: 24 April 2024   07:47 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama, tekanan untuk mencapai hasil akademis yang tinggi sering kali mengalihkan perhatian dari aspek-aspek non-akademis seperti bermain. Di banyak sistem pendidikan, penilaian keberhasilan sering kali diukur oleh nilai ujian standar atau pencapaian akademis tertentu, yang menyebabkan kurangnya fokus pada pengembangan keterampilan sosial, emosional, dan kreatif melalui bermain.

Kedua, persepsi bahwa bermain adalah kegiatan yang tidak produktif atau hanya untuk menghibur sering membuatnya dianggap sebagai hal yang tidak serius dalam konteks pendidikan. Dalam budaya di mana kesuksesan sering diukur oleh prestasi akademis dan karir yang sukses, bermain dianggap sebagai gangguan atau pemborosan waktu yang tidak memberikan nilai tambah langsung dalam mencapai tujuan-tujuan tersebut.

Selain itu, adanya tekanan untuk menyelesaikan kurikulum yang padat dan menjangkau target-target tertentu sering membuat waktu untuk bermain diabaikan atau dikurangi. Guru sering merasa terpaksa untuk menghabiskan waktu yang lebih banyak untuk mengajar materi akademis yang terukur daripada memberikan waktu untuk bermain, meskipun bermain sebenarnya dapat meningkatkan pemahaman dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran.

Ketidakmampuan untuk melihat hubungan langsung antara bermain dan pencapaian akademis kadang-kadang membuat bermain diabaikan dalam rencana pembelajaran. Namun, pentingnya bermain dalam pengembangan keterampilan kognitif, emosional, dan sosial anak-anak, serta dalam membangun fondasi yang kokoh bagi pembelajaran yang berkelanjutan, seharusnya tidak diabaikan.

Dengan menyadari tantangan ini dan memahami pentingnya bermain dalam pembelajaran, kita dapat mulai menempatkan lebih banyak nilai dan perhatian pada peran bermain dalam konteks pendidikan. Bermain bukanlah hanya sesuatu yang terpisah dari pembelajaran, tetapi seharusnya menjadi bagian integral dari pengalaman belajar yang memadukan kesenangan, eksplorasi, dan perkembangan keterampilan.

Dampak positif bermain terhadap pengembangan keterampilan sosial, emosional, dan kognitif anak-anak

Bermain merupakan aktivitas yang esensial dalam pengembangan anak-anak, karena memiliki dampak positif yang signifikan pada berbagai aspek perkembangan mereka. Salah satu dampak utama dari bermain adalah pengembangan keterampilan sosial. Saat bermain dengan teman sebaya, anak-anak belajar berinteraksi, berbagi, dan bekerja sama. Mereka juga belajar mengelola konflik dan memahami aturan sosial dalam lingkungan yang terstruktur secara informal.

Selain itu, bermain juga memiliki dampak yang besar pada pengembangan keterampilan emosional anak-anak. Saat bermain, mereka mengalami berbagai emosi seperti kegembiraan, frustrasi, atau kekecewaan, dan belajar bagaimana mengelola dan bereaksi terhadap emosi tersebut secara sehat. Ini membantu mereka mengembangkan kemampuan untuk berempati, menangani stres, dan membangun hubungan yang sehat dengan orang lain.

Secara kognitif, bermain merupakan cara alami bagi anak-anak untuk belajar dan mengembangkan berbagai keterampilan intelektual. Saat bermain, mereka menggunakan imajinasi dan kreativitas untuk mengeksplorasi dunia di sekitar mereka, memecahkan masalah, dan mengembangkan pemahaman tentang konsep-konsep abstrak. 

Bermain juga membantu mereka mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan analitis, karena mereka harus membuat keputusan, merencanakan strategi, dan mengevaluasi hasil dari tindakan mereka.

Dengan demikian, bermain bukanlah hanya aktivitas yang menyenangkan, tetapi juga merupakan cara yang efektif untuk mempromosikan pengembangan keterampilan sosial, emosional, dan kognitif anak-anak. Dengan memberikan kesempatan dan ruang bagi anak-anak untuk bermain dalam lingkungan yang mendukung dan terstruktur, kita dapat membantu mereka tumbuh dan berkembang secara menyeluruh.

Strategi untuk mengintegrasikan bermain ke dalam kurikulum

Mengintegrasikan bermain ke dalam kurikulum dapat menjadi tantangan, tetapi ada berbagai strategi yang dapat digunakan untuk mencapai hal ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun