Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Krisis Guru

27 Maret 2024   10:56 Diperbarui: 27 Maret 2024   11:31 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Interaksi Guru dan Siswa di Kelas (Pexels.com/Interaksi Guru dan Siswa di Kelas)

Dalam menghadapi tantangan mendesak dalam sektor pendidikan, kekurangan jumlah guru muncul sebagai salah satu isu krusial yang perlu segera diatasi. 

Dalam konteks ini, tidak hanya kualitas pendidikan yang terpengaruh, tetapi juga upaya untuk mencapai tujuan pembangunan pendidikan yang merata di seluruh wilayah Indonesia.

Salah satu upaya utama yang telah dilakukan adalah melalui program pengangkatan guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Namun, terdapat beberapa kendala termasuk keterbatasan anggaran dan masalah administratif. Dalam konteks ini, peningkatan kesejahteraan guru dan implementasi program pengangkatan menjadi ASN PPPK menjadi sangat penting. Mari kita telaah lebih lanjut mengenai isu ini.

Di tengah situasi kekurangan guru di Indonesia, informasi kurang baik datang dari Dirjen Guru Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud Ristek. Dirjen GTK mengatakan bahwa kebutuhan formasi guru PPPK pada tahun 2024 mencapai 419.146. Namun, hanya 170.649 guru PPPK yang diusulkan oleh pemerintah daerah, tidak mencapai 50% dari kebutuhan tersebut.

Selain itu, program pengangkatan guru honorer menjadi ASN PPPK belum mencapai hasil yang diharapkan. Keterbatasan anggaran dan kurangnya perhatian terhadap kesejahteraan guru menjadi kendala utama dalam memenuhi kebutuhan pendidikan nasional.

Oleh karena itu, pembahasan tentang kesejahteraan guru dan strategi untuk mengatasi tantangan tersebut menjadi sangat relevan dan mendesak dalam konteks pendidikan Indonesia saat ini.

Guru adalah tulang punggung pendidikan, dan keberadaan mereka sangat penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan. Namun, kebutuhan akan guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Indonesia tidak terpenuhi secara memadai, disebabkan oleh keterbatasan anggaran dan kurangnya pengangkatan guru honorer menjadi ASN PPPK.

Oleh karena itu, menurut saya penting untuk mengatasi tantangan ini dengan meningkatkan alokasi anggaran, memperkuat program pengangkatan guru honorer, dan memberikan perhatian lebih terhadap kesejahteraan guru, demi mencapai tujuan pendidikan yang berkualitas dan inklusif.

Keterbatasan Anggaran

Keterbatasan anggaran merupakan salah satu hambatan utama dalam memenuhi kebutuhan guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Indonesia. Pernyataan Dirjen GTK menunjukkan bahwa dari total kebutuhan 419.146 guru PPPK pada tahun 2024, hanya sekitar 170.649 guru yang diusulkan oleh pemerintah daerah (Pemda), tidak mencapai 50% dari kebutuhan tersebut. Dalam konteks ini, keterbatasan anggaran menjadi faktor kunci yang membatasi pemerintah daerah untuk mengajukan formasi guru PPPK sesuai dengan kebutuhan. (Kompas.com, 23/03/2024)

Implikasi dari keterbatasan anggaran ini sangat serius. Pertama, kualitas pendidikan akan terganggu karena kurangnya jumlah guru akan mengakibatkan kelas-kelas yang lebih padat. Ini berarti siswa akan menerima kurangnya perhatian individu dari guru mereka, menyebabkan penurunan kualitas pembelajaran secara keseluruhan.

Selain itu, keterbatasan anggaran juga menghambat upaya untuk merekrut dan mempertahankan guru yang berkualitas. Gaji dan tunjangan yang tidak kompetitif dapat membuat profesi menjadi kurang menarik bagi individu yang berbakat dan berkualifikasi tinggi. Hal ini dapat mengakibatkan defisit tenaga pendidik yang lebih besar, memperburuk masalah yang sudah ada.

Dengan demikian, keterbatasan anggaran bukan hanya memengaruhi kemampuan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan guru PPPK, tetapi juga secara langsung berdampak pada kualitas pendidikan dan stabilitas tenaga pendidik di Indonesia. Upaya untuk mengatasi masalah ini harus melibatkan pengalokasian anggaran yang lebih besar untuk pendidikan dan strategi yang lebih efektif dalam pengelolaan sumber daya keuangan yang tersedia.

Program Pengangkatan Guru Honorer

Program pengangkatan guru honorer menjadi ASN PPPK menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kekurangan guru dalam sistem pendidikan. Namun, implementasinya belum berjalan dengan optimal, menyebabkan dampak negatif terhadap kesejahteraan guru.

Sebagian besar guru honorer telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam mengajar selama bertahun-tahun. Para guru honor telah membantu menjaga kontinuitas pendidikan di tengah kekurangan tenaga pengajar resmi. Namun, kurangnya pengangkatan guru honorer menjadi ASN PPPK menimbulkan dampak yang merugikan.

Salah satu dampak utama adalah ketidakpastian dalam kondisi kerja guru honorer. Para guru honorer tidak memiliki jaminan pekerjaan yang stabil, hak-hak kerja yang dijamin, dan akses yang sama terhadap tunjangan dan manfaat yang diberikan kepada ASN PPPK. Ketidakpastian ini berkontribusi pada ketidakstabilan finansial dan emosional guru honorer serta dapat mengganggu kesejahteraan mereka secara keseluruhan.

Selain itu, kurangnya pengangkatan guru honorer juga menyebabkan perasaan tidak dihargai dan tidak adil. Setelah memberikan kontribusi signifikan dalam mendidik generasi masa depan, ketidakpastian mengenai masa depan dalam profesi dapat mengakibatkan dampak psikologis yang negatif, seperti stres, kekecewaan, dan penurunan motivasi.

Oleh karena itu, kurangnya pengangkatan guru honorer menjadi ASN PPPK tidak hanya berdampak pada kesejahteraan guru secara finansial, tetapi juga secara psikologis. Implementasi program ini harus diperkuat dan diperbaiki agar dapat memberikan kepastian kerja yang layak bagi guru honorer dan memastikan bahwa mereka mendapatkan pengakuan yang pantas atas kontribusi mereka dalam sistem pendidikan.

Masalah Administrasi dan Keuangan

Sebagian orang mungkin berpendapat bahwa pengangkatan guru honorer menjadi ASN PPPK dapat mengakibatkan masalah administratif dan keuangan bagi pemerintah daerah. Pemerintah daerah mungkin tidak mampu menanggung beban gaji dan tunjangan tambahan bagi guru honorer yang diangkat menjadi ASN PPPK, mengingat keterbatasan anggaran yang sudah ada.

Pengangkatan Guru sebagai Prioritas

Meskipun argumen pemerintah daerah  memiliki basis yang dapat dipahami, namun pengangkatan guru honorer menjadi ASN PPPK seyogyanya menjadi prioritas dalam rangka meningkatkan stabilitas tenaga pengajar dan kualitas pendidikan. Dalam jangka panjang, pengangkatan ini menghasilkan manfaat yang lebih besar bagi sistem pendidikan secara keseluruhan.

Untuk mengatasi kekhawatiran terkait dengan beban keuangan tambahan bagi pemerintah daerah, pemerintah pusat dapat memberikan dukungan finansial tambahan atau mengalokasikan dana khusus untuk menutupi biaya pengangkatan tersebut. Selain itu, perlu dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap pengelolaan anggaran pendidikan secara keseluruhan untuk memastikan bahwa sumber daya keuangan yang ada digunakan dengan efisien dan efektif.

Lebih lanjut, pengangkatan guru honorer menjadi ASN PPPK dilihat sebagai investasi jangka panjang dalam kualitas pendidikan. Guru yang memiliki kepastian kerja dan akses yang sama terhadap tunjangan dan manfaat akan lebih termotivasi dan mampu memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

Oleh karena itu, sementara masalah administratif dan keuangan mungkin ada, manfaat jangka panjang dari pengangkatan guru honorer seharusnya memberikan dorongan yang cukup untuk mendorong implementasi program ini dengan efektif.

Pengangkatan guru honorer menjadi ASN PPPK jauh lebih signifikan daripada kekhawatiran administratif dan keuangan yang mungkin timbul.

Pertama, dengan memberikan kepastian kerja dan hak-hak yang setara, guru honorer yang diangkat menjadi ASN PPPK akan menjadi lebih terfokus pada tugas mereka sebagai pendidik. Mereka tidak lagi terbebani oleh ketidakpastian tentang masa depan pekerjaan, sehingga dapat lebih fokus dan berdedikasi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

Kedua, pengangkatan guru honorer menjadi ASN PPPK akan meningkatkan profesionalisme dan kualifikasi guru secara keseluruhan. Dengan proses seleksi yang ketat dan peningkatan standar, kita dapat memastikan bahwa hanya guru yang berkualitas dan berkompeten yang diangkat, yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan.

Terakhir, melalui pengangkatan ini, pemerintah dapat menunjukkan komitmen terhadap kesejahteraan guru dan peningkatan kualitas pendidikan. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan motivasi dan semangat para pendidik, tetapi juga akan meningkatkan citra institusi pendidikan di mata masyarakat.

Oleh karena itu, sementara ada tantangan administratif dan keuangan yang perlu diatasi, manfaat jangka panjang dari pengangkatan guru honorer menjadi ASN PPPK jauh lebih besar dan lebih penting dalam menjaga kesejahteraan guru dan meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan.

Dalam menjalankan program pengangkatan guru honorer menjadi ASN PPPK, terdapat beberapa argumen yang mendukung perlunya langkah ini.

Pertama, keterbatasan anggaran menjadi hambatan utama dalam memenuhi kebutuhan guru PPPK. Kondisi ini berpotensi menyebabkan tidak terpenuhinya formasi guru yang diperlukan, yang pada akhirnya akan berdampak negatif terhadap kualitas pendidikan.

Program pengangkatan guru honorer menjadi ASN PPPK sebagai salah satu solusi untuk mengatasi kekurangan guru. Dengan memberikan kepastian kerja dan hak-hak yang setara, program ini diharapkan dapat meningkatkan stabilitas tenaga pengajar dan kualitas pembelajaran.

Selain itu, ketiadaan pengangkatan guru honorer juga berpotensi mengakibatkan dampak psikologis dan profesional yang merugikan bagi para guru. Ketidakpastian tentang masa depan pekerjaan dan kesejahteraan finansial dapat mengganggu kesejahteraan mental dan emosional mereka, serta memengaruhi profesionalisme dan dedikasi dalam memberikan pendidikan.

Secara keseluruhan, argumen-argumen ini mendukung pernyataan bahwa pengangkatan guru honorer menjadi ASN PPPK adalah langkah yang penting untuk meningkatkan kesejahteraan guru, mengatasi kekurangan guru, dan meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan.

Implikasi dan Konsekuensi

Posisi untuk pengangkatan guru honorer menjadi ASN PPPK memiliki beberapa implikasi penting terhadap kesejahteraan guru dan sistem pendidikan secara keseluruhan.

Pertama, pengangkatan ini akan memberikan kepastian kerja bagi guru honorer, yang pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan mereka secara finansial dan psikologis. Guru yang memiliki kepastian pekerjaan akan lebih termotivasi dan stabil secara emosional, yang akan berdampak positif pada kualitas pembelajaran yang mereka berikan kepada siswa.

Selain itu, pengangkatan guru honorer menjadi ASN PPPK akan meningkatkan profesionalisme dan kualifikasi guru secara keseluruhan. Dengan menjalani proses seleksi yang ketat dan memenuhi standar yang ditetapkan, guru yang diangkat akan menjadi lebih terlatih dan berkualitas, yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pendidikan.

Namun, ada juga konsekuensi yang perlu dipertimbangkan dari solusi ini. Salah satunya adalah beban tambahan bagi pemerintah daerah dalam mengelola keuangan dan administrasi terkait dengan pengangkatan guru honorer. Ini memerlukan alokasi anggaran yang memadai dan perencanaan yang cermat untuk memastikan keberlanjutan program ini dalam jangka panjang.

Secara keseluruhan, meskipun solusi ini memiliki beberapa konsekuensi, manfaat jangka panjang dari pengangkatan guru honorer menjadi ASN PPPK jauh lebih besar daripada risiko yang mungkin timbul. Dengan memberikan kepastian kerja, meningkatkan profesionalisme guru, dan meningkatkan kualitas pendidikan, solusi ini akan memberikan dampak positif yang signifikan bagi kesejahteraan guru dan pembelajaran siswa.

Signifikansi dan Keterkaitan

Topik pengangkatan guru honorer menjadi ASN PPPK memiliki signifikansi yang besar dalam konteks pendidikan dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Pertama, signifikansi topik ini terletak pada peningkatan kesejahteraan guru. Guru adalah pilar utama dalam pembangunan kualitas pendidikan. Dengan memberikan kepastian kerja dan hak-hak yang setara, pengangkatan ini akan meningkatkan kesejahteraan dan motivasi guru, yang pada gilirannya akan berdampak positif pada pembelajaran siswa.

Kedua, topik ini memiliki keterkaitan dengan isu-isu pendidikan yang lebih luas, seperti krisis guru, kurangnya sumber daya manusia dalam pendidikan, dan kualitas pendidikan yang rendah. Dengan memperbaiki kesejahteraan guru, solusi ini juga dapat membantu mengatasi berbagai masalah dalam sistem pendidikan, sehingga berkontribusi pada peningkatan mutu pendidikan secara keseluruhan.

Selain itu, dalam konteks tren global tentang pentingnya pendidikan berkualitas untuk pembangunan manusia dan kemajuan negara, upaya untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan guru menjadi semakin relevan. Negara-negara yang berhasil memperbaiki kondisi guru biasanya mengalami peningkatan signifikan dalam hasil pendidikan, inovasi, dan kemajuan sosial-ekonomi.

Dengan demikian, memperhatikan topik ini tidak hanya penting untuk meningkatkan kesejahteraan individu guru, tetapi juga memiliki dampak yang lebih luas dalam pembangunan pendidikan dan kemajuan masyarakat secara keseluruhan.

Kesimpulan

Keterbatasan anggaran dan kurangnya pengangkatan guru honorer menjadi ASN PPPK menjadi dua isu utama yang telah diuraikan. Keduanya memiliki dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan guru dan kualitas pendidikan. Melalui analisis yang mendalam, terungkap bahwa pengangkatan guru honorer menjadi ASN PPPK merupakan solusi yang efektif dalam mengatasi tantangan ini.

Dengan demikian, dalam menghadapi tantangan kesejahteraan guru dan kekurangan tenaga pengajar, pengangkatan guru honorer menjadi ASN PPPK adalah langkah yang sangat penting. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan guru, tetapi juga akan berdampak positif pada kualitas pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, diperlukan dukungan yang kuat dari pemerintah dan stakeholder terkait untuk mendorong implementasi solusi ini demi masa depan pendidikan yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun