Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Perang Sarung

17 Maret 2024   06:23 Diperbarui: 21 Maret 2024   00:42 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Perang Sarung. (Kompas/Handining)

Orang tua harus secara aktif terlibat dalam pembicaraan dengan anak-anak mereka tentang pentingnya bertanggung jawab atas tindakan mereka dan memahami implikasi dari perilaku mereka terhadap orang lain.

Pendidikan tentang konsekuensi tindakan tidak hanya bertujuan untuk mencegah terjadinya kejahatan, tetapi juga untuk membantu remaja menjadi individu yang bertanggung jawab, empatik, dan sadar akan dampak dari tindakan mereka.

Dengan memperkuat pendidikan ini di lingkungan sekolah dan keluarga, kita dapat membantu melindungi remaja dari terlibat dalam perilaku kekerasan dan menciptakan masyarakat yang lebih aman dan berempati.

Pentingnya pendidikan non-formal, yang melibatkan pemahaman nilai-nilai moral dan etika, menjadi semakin jelas setelah peristiwa tragis di bawah tol Cibitung.

Selain pendidikan formal di sekolah, pendidikan non-formal memiliki peran yang krusial dalam membentuk karakter dan perilaku remaja.

Remaja perlu diberikan pemahaman yang kuat tentang pentingnya menjaga kedamaian dan menghindari konflik fisik.

Program-program pendidikan non-formal dapat memberikan platform untuk mendiskusikan dan memahami nilai-nilai seperti perdamaian, toleransi, empati, dan penyelesaian konflik secara damai.

Pendidikan non-formal dapat dilakukan melalui berbagai cara, termasuk kegiatan di luar sekolah seperti program mentoring, klub remaja, kelompok diskusi, atau kegiatan ekstrakurikuler yang menekankan nilai-nilai positif dan pembentukan karakter.

Dalam konteks ini, organisasi masyarakat sipil, lembaga agama, dan lembaga kemasyarakatan juga dapat memainkan peran penting dalam menyediakan pendidikan non-formal kepada remaja.

Selain itu, penggunaan media dan teknologi juga dapat menjadi alat yang efektif untuk menyampaikan pesan-pesan pendidikan non-formal kepada remaja. Konten-konten edukatif yang dikembangkan dengan baik dapat disebarkan melalui platform digital untuk mencapai lebih banyak remaja dan membantu mereka memahami nilai-nilai moral dan etika yang penting.

Dengan memperkuat pendidikan non-formal, kita dapat memberikan remaja pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya menjaga kedamaian, menghormati orang lain, dan menyelesaikan konflik secara damai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun