Jika alternative pertama dijadikan sebagai pilihan maka konsekuensinya adalah PR tidak diberlakukan di sekolah. Artinya, PR tidak ada sama sekali dalam proses pembelajaran. Anak-anak diberikan PR tidak ada gunanya karena tidak dikerjakan di rumah. Tetapi jika pilihan kedua yang diambil maka keberadaan PR dalam kegiatan pembelajaran tetap ada tetapi penyelesaian atasnya dilakukan di sekolah.
Keberadaan PR sangat penting. PR meningkatkan pemahaman siswa, mempersiapkan siswa menerima materi baru dan memudahkan siswa menangkap materi yang akan disampaikan oleh guru pada pertemuan selanjutnya.Â
Mengingat keberadaan PR Â sangat penting maka konsep siswa dibebaskan PR adalah konsep yang keliru. Seyogyanya PR tetap ada dalam proses pembelajaran. Persoalannya adalah bagaimana menerapkan pelaksanaannya.
Pengerjaan tugas sebaiknya disatukan dengan pelaksanaan pembelajaran. Siswa mengerjakan tugasnya langsung di dalam lingkungan sekolah. Mengapa? Alasannya adalah jika PR dikerjakan di rumah kebanyakan siswa tidak mengerjakannya.
Pengerjaan tugas di sekolah membawa dampak adanya penambahan jumlah jam. Lembaga  pendidikan mengatur jadwal agar bisa mengakomodasi kebutuhan siswa dalam menyelesaikan pekerjaan rumah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H