Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Orang Tua Bertanya, OTK Lenyap

27 Oktober 2022   09:17 Diperbarui: 27 Oktober 2022   12:17 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.kabarpendidikan.id/

Penusukan orang tak kenal merupakan bukti nyata kegagalan orang tua dalam memperhatikan buah hati

Fakta lapangan membuktikan bahwa para remaja suka minum mabuk. Pernyataan ini bukan tanpa data. Ada tiga hasil penelitian yang membuktikan pernyataaan ini

Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, SpA(K) dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia membeberkan Data survey demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2017. Berdasarkan Survey peminum alkohol terdiri dari 70 persen pria dan 58 persen wanita adalah remaja usia 15-19 tahun. 

Menurut Prof Rini pada usia 20-24, 18 persen pria dan 8 persen wanita telah menjadi peminum alkohol. Padahal, masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. 61,7 persen penduduk dunia berusia lebih dari 15 pernah minum alkohol dalam satu tahun terakhir dan 16 persennya adalah peminum berat menurut WHO 2014,” ujar Rini dalam seminar daring FKUI, Rabu (10/3/2021).

Kementerian Kesehatan RI (2007) berkesimpulan bahwa di Indonesia ada 8,8 persen pria dan 0,7 persen wanita yang minum alkohol. Peminum alkohol pada usia 15 sampai 24 tahun sebanyak 5,5 persen.

Di Amerika Serikat, survei perilaku remaja pada 2001 menunjukkan rata-rata remaja mulai mengonsumsi alkohol bahkan sebelum usia 13.

Bila kita menelusuri alasan mengapa para remaja mengonsumsi alkohol maka ditemukan banyak jawaban.  Misalnya:

  • Faktor psikologis, seperti stres, depresi, dan kesulitan beradaptasi
  • Faktor sosial, seperti dorongan dari orang lain untuk minum alkohol, serta ketersediaan alkohol di sekitar
  • Faktor lingkungan, misalnya berada di lingkungan yang menganggap normal konsumsi alkohol secara berlebihan
  • Faktor genetik, seperti memiliki orang tua dengan masalah kecanduan alkohol

Tentunya kita mengharapkan solusi atas semua alasan di atas. Salah satu solusi yang saya tawarkan adalah orang  tua selalu bertanya. Orang tua sesering mungkin menanyakan tentang keberadaan si buah hati. Kok bisa?

Perhatian Orang Tua Menjadi Faktor Kunci

Mengapa perhatian orang tua menjadi faktor kunci? Perhatian Orang Tua adalah pemusatan tenaga psikis tertuju pada objek tertentu (Suryabrata, 2004:14). perhatian diartikan sebagai pemusatan atau konsentrasi yang ditujukan kepada sesuatu atau objek (Walgito,1990:56). Perhatian orang tua adalah kesadaran jiwa orang tua untuk mempedulikan anaknya, terutama dalam memberikan dan memenuhi kebutuhan anaknya baik dalam segi emosi maupun materi.

Orang Tua Lupa Bertanya

Salah satu bentuk perhatian orang tua adalah menanyakan bagaimana keadaan anak.

Kita kembali kepada fakta lapangan. Saya menemukan di daerah tempat tinggal saya, ada anak-anak yang nongkrong sampai larut malam. Yang mereka lakukan adalah minum mabuk. Kejadian seperti ini terjadi berulang kali.

Fakta bahwa para remaja minum mabuk malam hari mengindikasikan bahwa orang tua tidak pernah bertanya tentang keberadaan anaknya. Padahal orang tua tahu benar larut malam bukanlah waktu yang tepat bagi buah hati keluar dari rumah. Tambahan lagi orang tua pasti mengetahui dampak buruk jika buah hatinya meminum alkohol.

Jika para remaja mengonsumsi alkohol, maka dampak negatif yang bisa timbul adalah perubahan intelektual, emosi labil, dan perilaku menyimpang. Bukan tidak mungkin kondisi seperti ini yang menyebabkan penusukan OTK terjadi.

Pertanyaan: “Kemana anak saya sekarang?” bagi sebagian orang mungkin dianggap sepele. Bisa jadi kita mungkin salah satu dari sekian banyak orang tua yang sering kali lupa menanyakan keberadaan buah hati. Sepele tidak berarti tidak penting. Justru dari hal sepele kejadian luar biasa terjadi.

Kejadian luar bisa muncul ketika hal-hal sepele dibiarkan dalam jangka waktu yang lama oleh orang tua.

Mengapa posisi selalu bertanya tentang buah hati menjadi salah satu faktor penting? Sebab Jika orang tua tidak pernah menanyakan si buah hati bisa saja memberi ruang kepada anak untuk berasumsi.

Sementara anak dengan kemampuan analisisnya menganggap sikap diam orang tua adalah pembiaran terhadap prilakunya. Anak merasa  dirinya bisa berbuat apa saja. Saya bebas melakukan apa saja toh orang tua tidak akan bertanya kemana aku, sedang berbuat apa?

Bagi anak, sikap orang tua yang tidak menanyakan keberadaan dirinya melihat itu sebagai pembenaran. Lebih buruk lagi buah hati menganggap segala sesuatu yang dilakukannya disetujui oleh orang tua.

Orang tua yang cerdas tidak akan menganggap sepele pertanyaan tentang dimana keberadaan sang buah hati. Jika saya berada di posisi anak, pertanyaan orang tua yang menanyakan posisiku adalah suatu berkah. Bahwa saya diperhatikan oleh orang tua.

Di saat orang tua menanyakan keberadaan anaknya terimpilisit rasa tanggung jawab. Orang tua hadir dalam setiap apa yang dilakukannya.  orang tua hadir bukan hanya untuk melahirkan anak, memberi makan dan pakaian atau memberinya tempat istirahat yang nyaman tetapi juga seluruh prilaku anak menjadi bagaian penting dari tanggung jawabnya.

Yang menjadi persoalan adalah orang tua tidak tahu cara bertanya yang baik dan benar. Bagi sebagian orang bertanya mirip dengan kemarahan, mengeluarkan kata-kata kotor. Hal ini yang harus diperbaiki agar anak tidak melihat pertanyaan orang tua sebagai sesuatu yang menakutkan bagi si buah hati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun