Setiap kata terucap dari bibirmu selalu terselip kata mencintai
Tetapi kamu tidak pernah membukakan jendela bagiku
Membiarkan diriku menengokmu melalui jendela
Memberimu cahaya dan angin segar
Kamu memperlakukan aku seperti pejalan kaki
Yang melintas  sebentar saja di depan rumah
Jika kau sedang membuka sedikit saja celah jendela
Kau hanya melambaikan tangan, lalu pergi dan berlalu
Katamu aku adalah jendela dunia
Tetapi hitunglah berapa hari dalam sebulan
Jendela duniamu dibuka
Membiarkan dirimu diterangi cahaya dan segarnya angin
Sangat sedih bila aku melihatmu sekarang
Bau pengap memenuhi  ruangan pikiranmu
Gelap gulita menghantui otakmu
Hanya ada kerinduan yang tak berani kau ungkap untuk melihat cahaya dan merasakan segarnya angin
Sesungguhnya kau sudah memasang jarak antara aku dan kamu
Sejarak kemalasan dan kesombonganmu
Hanya bisa dihubungkan oleh keberanian dan disiplin
Dalam hari-hari hidupmu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H