Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Antara Aku, Angin Sepoi-Sepoi, dan Dua Wanita Separuh Baya

21 Juli 2022   20:40 Diperbarui: 22 Juli 2022   04:57 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
infosemarangraya.pikiran-rakyat.com

Dua orang wanita separuh baya, berdiri sebelah menyebelah

Menikmati sejuknya semilir angin sepoi-sepoi dari pantai selatan

Angin sepoi-sepoi membelai rambut keduanya tanpa disadari

Daun lontar melambai-lambai menimbulkan bunyi dan ritme menyenangkan jiwa

Daun kering jatuh berhamburan ke tanah menghiasi kering kerontang musim kemarau

Dua orang wanita separuh baya, berdiri sebelah menyebelah bercerita

Menceritakan tetangga yang ditemani derita

Ada tawa menggelegar dan senyum sinis

Seolah-olah penderitaan tetangga menjadi senandung dansa

Dua orang wanita separuh baya, berdiri sebelah menyebelah

Angin sepoi-sepoi meniup lebih halus menyapa hati menggugah jiwa, memeluk erat pesan dalam kesejukannya

Daun kering memang berjatuhan

Merindukan hujan biar membawa pergi kekeringan

Tetapi Derita tetangga bukannya kau jadikan bahan candaan

Dan aku dalam hening, terpekur menundukan hati hanya bisa berharap

angin sepoi yang sejuk membawa kesadaran dari langit

Daun-daun lontar yang berirama mengusik jiwa dua wanita separuh baya

Tak membiarkan tetangga jatuh ibarat daun kering menghiasi musim kemarau

Sebab tetangga sebelah adalah diri yang lain dari diri dua wanita sebaya dan aku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun