Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berikan Air Kepada Kami Agar Kami Dapat Minum!

10 Agustus 2019   21:57 Diperbarui: 10 Agustus 2019   23:54 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanggal 08 Agustus 2019. Seorang teman mengirim status WhatsApp. Status WhatsApp yang menggambarkan realita yang kami alami sekarang di kampung Datak, Desa Golo Ronggot, Kecamatan Welak, Kabupaten Manggarai Barat, Propinsi NTT.

Tanah gersang. Rerumputan mengering. Pohon meranggas. Jalan berdebu. Pekarangan rumah tanpa tanaman. Kami sedang mengalami krisis air.

dokpri
dokpri
Menariknya, status teman saya terinpirasi pada cerita Kitab Perjanjian Lama. Sebuah kisah yang sangat cocok untuk dibaca kembali pada saat musim kemarau seperti sekarang ini. Dalam Kitab Perjanjian lama dikisahkan seluruh himpunan putra-putra Israel berangkat dari padang belantara Sin. Bangsa Israel berjalan kaki tahap demi tahap sesuai dengan perintah Yehuwa. Dalam perjalanan, bangsa Israel kemudian berkemah di Refidim. Tetapi tidak ada air untuk diminum bangsa itu.  Lalu bangsa itu berselisih dengan Musa dan mengatakan, "Berikanlah air kepada kami agar kami dapat minum." Tetapi Musa mengatakan kepada mereka, "Mengapa kamu berselisih denganku? Mengapa kamu terus menguji Yehuwa?".

Di sana bangsa Israel haus akan air, dan bangsa itu terus menggerutu kepada Musa dan mengatakan: "Apa sebabnya engkau membawa kami keluar dari Mesir untuk membunuh kami dan putra-putra kami dan ternak kami dengan rasa haus?" Akhirnya Musa berseru kepada Yehuwa, "Apa yang harus kulakukan dengan bangsa ini? Tidak lama lagi mereka akan merajam aku!" 

Lalu Yehuwa berfirman kepada Musa: "Berjalanlah di depan bangsa itu dan bawalah bersamamu beberapa dari antara tua-tua Israel dan tongkatmu yang kaugunakan untuk memukul Sungai Nil. Bawalah itu di tanganmu dan teruslah berjalan.  Lihat! Aku akan berdiri di hadapanmu di sana, di gunung batu di Horeb. Engkau harus memukul gunung batu itu, dan air akan keluar darinya, dan bangsa itu akan meminumnya.

Setelah itu Musa melakukan hal tersebut di depan mata para tua-tua Israel.  Maka ia menamai tempat itu Masah dan Meriba, oleh karena perselisihan putra-putra Israel dan karena mereka menguji Yehuwa, dengan mengatakan: "Apakah Yehuwa ada di tengah-tengah kita atau tidak?" 

Kisah bangsa Israel di atas memiliki kemiripan cerita dengan situasi masyarakat Datak sekarang.

Di Tengah Krisis Kita Lari Kemana ?

Sebuah pertanyaan awal dalam status WhatsApp ini sangat menggelitik. Pertanyaan yang membutuhkan jawaban segera. Ada sebuah kenyatan krisis dan membutuhkan solusi. Pemilik status adalah corong "Israel" yang meminta krisis air segera diatasi. Selain corong Israel, kita juga bisa menempati dia sebagai "Musa" baru yang menyampaikan kedukaan mendalam bangsa Israel. Sayangnya, Musa baru tak memiliki "tongkat" untuk menembus bukit yang mendatangkan air.

Pemilik status sebagai Musa baru sedang bertanya kepada kita di tengah krisis yang dialami. Kemanakah kita menyampaikan kedukaan dalam masyarakat Datak. Penggalan syair lagu Ebit G. Ade: "...tanyakan pada rumput bergoyang" tentunya bukanlah jawaban yang diharapkan. Jawaban teologis seperti pengalaman bangsa Israel untuk berserah kepada Tuhan bukan pula jawaban yang diharapkan. Mengapa? Saya yakin masyarakat Datak umumnya sudah menjalankan tugasnya secara teologis.

Datak: Padang Gurun Sin 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun