Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Habis Terang PLN, Terbitlah Terang Leluhur

9 Agustus 2019   00:05 Diperbarui: 9 Agustus 2019   00:46 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil Tangkapan Layar Artikel Neno Anderias Salukh

Peristiwa listrik mati tidak hanya terjadi di wilayah Jawa tetapi juga dialami di sebagian wilayah Pulau Flores, Propinsi NTT. Kejadian listrik mati terjadi seperti malam ini, 08 Agustus 2019, di wilayah Datak, Desa Golo Ronggot, Kabupaten Manggarai Barat.

Listrik Mati: Hal Biasa?
Kejadian listrik mati merupakan hal biasa bagi masyarakat Flores pada umumnya dan wilayah kampung Datak pada khususnya. Masyarakat beranggapan bahwa listrik mati bukanlah suatu masalah besar.

Sikap "biasa-biasa" saja ini mungkin disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, masyarakat mengiyakan kebiasaan PLN untuk membuat "program" mati hidup listriknya. Kedua, mungkin juga PLN yang beranggapan bahwa listrik mati adalah suatu hal yang wajar. Ketiga, mungkin juga tidak kedua-duanya. Sejauh ini, belum ada penelitian khusus tentang perilaku ini.

Listrik Mati: Tidak Biasa Dipublikasikan

Kejadian listrik mati sangat sedikit ditemukan di berbagai pemberitaan media di Flores. Jarangnya pemberitaan tentang kejadian listrik mati tersebut mungkin disebabkan karena para peliput berita di Flores beranggapan bahwa berita listrik mati bukanlah berita yang layak untuk dipublikasikan. Dalam konteks inilah apa yang dikatakan Neno Andreias Salukh dalam artikelnya di Kompasiana: " Listrik Padam di Jakarta "Diliput", Sementara di Timur Indonesia "Luput" sungguh benar adanya.

Hasil Tangkapan Layar Artikel Neno Anderias Salukh
Hasil Tangkapan Layar Artikel Neno Anderias Salukh
Listrik Mati: Tidak Menuntut Ganti Rugi

Pelanggan PLN di Flores tidak pernah meminta ganti rugi bila listrik mati. Mungkin karena pelanggan tidak tahu kejadian mana yang bisa menuntut ganti rugi pada pihak PLN. Saya sendiri hanya menggelengkan kepala ketika membaca berita berikut ini.

Hasil Tangkapan Layar Artikel di Detik.com
Hasil Tangkapan Layar Artikel di Detik.com
Listrik Mati: Jarang Dikritik
Konsekuensi lanjut dari terbiasanya listrik PLN mati adalah jarang ditemukannya kritikan. Saya belum pernah mendengar atau membaca kritikan pedas seperti yang sampaikan Dahlan sebagaimana ditulis dalam detik.com.

Hasil Tangkapan Layar Artikel di Detik.com
Hasil Tangkapan Layar Artikel di Detik.com

Menggunakan Lampu Leluhur

Dokpri
Dokpri
Perhatikan dengan seksama gambar di atas. Gambar ini diambil pada saat penulis menerima tamu malam ini.

Kami menggunakan lampu yang terbuat dari botol bekas. Lampu ini kami namakan Lampu Leluhur. Lampu leluhur sangat mudah dalam cara pembuatannya. Selain mudah, lampu ini tergolong sangat hemat.

Cara Membuat Lampu Leluhur
Botol atau kaleng bekas diisi minyak tanah. Buat lubang pada penutup botol atau kaleng. Ambil kertas perak/kertas yang ada di dalam bungkusan rokok. Kemudian potonglah sejengkal tali kompor lalu dibungkus dengan kertas perak. Jangan lupa potong kawat kecil sepanjang 10 cm dan dililitkan pada kertas perak yang membungkus tali kompor. Kertas perak yang sudah dililit kawat dimasukkan ke dalam lubang penutup botol. Lampu leluhur siap dipakai.

Dokpri
Dokpri
Keistimewaan Lampu Leluhur
Lampu leluhur merupakan pilihan yang sangat direkomendasikan ketika listrik PLN mati. Selain hemat dan mudah dalam pembuatannya, daya terang lampu leluhur cukup bagus. Lampu ini bisa menarangi ruangan berukuran 4 x 5 meter.

Lampu leluhur tidak meminta ganti rugi oleh siapapun ketika dia mati. Kita cukup membuka penutup botol dan mengisi ulang bakar minyak ke dalamnya.

Keuntungan lain yang diperoleh dari lampu leluhur adalah gaji "karyawan" atau penghuni rumah tidak akan dipotong untuk ganti rugi.

Kekurangan Lampu Leluhur
Lampu ini sangat berbahaya bagi orang yang mengalami gangguan paru-paru. Asap hasil pembakaran tali kompor terhitung sangat banyak.

Lampu leluhur juga tidak dianjurkan bagi para wanita cantik. Mengapa? Anjuran ini mungkin terkesan agak aneh dan seolah-olah penulis ingin membuat lelucon. Jawabannya adalah tidak. Kalau kita perhatikan dengan baik pada lubang hidung setelah memakai lampu leluhur adalah munculnya warna hitam (asap) hasil pembakaran tali kompor dicampuri minyak tanah. Hasil pembakaran atau asap hitam sangat melengket pada lubang hidung. Warna hitam inilah yang membuat lubang hidung para wanita cantik terlihat jorok.

Kita harus jeli dan teliti untuk menempatkan lampu leluhur. Kesalahan pemilihan tempat akan mendatangkan musibah. Sebaiknya lampu leluhur ditaruh sedikit agak jauh dari dinding papan atau bahan mudah terbakar.

Penutup
Lampu leluhur hanyalah sebuah lampu tradisional. Lampu yang memiliki banyak keterbatasan. Dia tidak mampu menghidupkan komputer apalagi menghidupkan mesin-mesin perusahan. Namun apapun keterbatasannya, dia tetap menjadi pilihan ketika listrik PLN sudah enggan menjalankan tugasnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun