Peristiwa listrik mati tidak hanya terjadi di wilayah Jawa tetapi juga dialami di sebagian wilayah Pulau Flores, Propinsi NTT. Kejadian listrik mati terjadi seperti malam ini, 08 Agustus 2019, di wilayah Datak, Desa Golo Ronggot, Kabupaten Manggarai Barat.
Listrik Mati: Hal Biasa?
Kejadian listrik mati merupakan hal biasa bagi masyarakat Flores pada umumnya dan wilayah kampung Datak pada khususnya. Masyarakat beranggapan bahwa listrik mati bukanlah suatu masalah besar.
Sikap "biasa-biasa" saja ini mungkin disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, masyarakat mengiyakan kebiasaan PLN untuk membuat "program" mati hidup listriknya. Kedua, mungkin juga PLN yang beranggapan bahwa listrik mati adalah suatu hal yang wajar. Ketiga, mungkin juga tidak kedua-duanya. Sejauh ini, belum ada penelitian khusus tentang perilaku ini.
Listrik Mati: Tidak Biasa Dipublikasikan
Kejadian listrik mati sangat sedikit ditemukan di berbagai pemberitaan media di Flores. Jarangnya pemberitaan tentang kejadian listrik mati tersebut mungkin disebabkan karena para peliput berita di Flores beranggapan bahwa berita listrik mati bukanlah berita yang layak untuk dipublikasikan. Dalam konteks inilah apa yang dikatakan Neno Andreias Salukh dalam artikelnya di Kompasiana: " Listrik Padam di Jakarta "Diliput", Sementara di Timur Indonesia "Luput" sungguh benar adanya.
Pelanggan PLN di Flores tidak pernah meminta ganti rugi bila listrik mati. Mungkin karena pelanggan tidak tahu kejadian mana yang bisa menuntut ganti rugi pada pihak PLN. Saya sendiri hanya menggelengkan kepala ketika membaca berita berikut ini.
Konsekuensi lanjut dari terbiasanya listrik PLN mati adalah jarang ditemukannya kritikan. Saya belum pernah mendengar atau membaca kritikan pedas seperti yang sampaikan Dahlan sebagaimana ditulis dalam detik.com.
Menggunakan Lampu Leluhur
Kami menggunakan lampu yang terbuat dari botol bekas. Lampu ini kami namakan Lampu Leluhur. Lampu leluhur sangat mudah dalam cara pembuatannya. Selain mudah, lampu ini tergolong sangat hemat.