tantrum anak bisa menjadi momen yang menantang, karena bisa membuat stres dan bingung tentang cara mengatasi situasinya.
Tantrum adalah keadaan di mana anak kecil meledak-ledak emosinya secara berlebihan. Tantrum seringkali terjadi pada anak usia 1 hingga 4 tahun, saat mereka masih belum dapat mengungkapkan perasaan dan keinginan mereka dengan kata-kata. Tantrum bisa terjadi di mana saja, baik di rumah, di toko, atau bahkan di tempat umum. Bagi para orangtua,Mengapa Si kecil Sering Mengalami Tantrum?
Anak kecil sering mengalami tantrum karena mereka belum memiliki kemampuan yang cukup untuk mengungkapkan perasaan atau keinginan mereka. Mereka mungkin merasa frustrasi, lelah, atau tidak puas dengan sesuatu, tetapi tidak tahu bagaimana menyampaikannya dengan baik. Selain itu, tantrum juga bisa disebabkan oleh perubahan rutinitas, rasa lapar atau haus, kelelahan, atau bahkan kecemasan.
Tanda-tanda Umum Tantrum pada Si kecil
Sebelum membahas cara menenangkan anak saat tantrum, penting untuk mengenali tanda-tanda umum tantrum pada anak kecil. Beberapa tanda-tanda tersebut antara lain:
1. Menangis dan berteriak dengan keras
2. Menendang, memukul, atau merusak barang-barang di sekitarnya
3. Membanting tubuh ke lantai atau dinding
4. Mengguling-gulingkan diri di tanah
5. Menarik rambutnya sendiri atau menggigit
Cara Menenangkan Si kecil Saat Tantrum
Berikut ini adalah beberapa cara praktis yang dapat Anda lakukan untuk menenangkan anak kecil saat tantrum:
1. Tetap Tenang dan Jangan Panik
Saat anak mengalami tantrum, penting bagi Anda sebagai orangtua untuk tetap tenang dan tidak panik. Jika Anda juga terbawa emosi, hal ini hanya akan memperburuk situasi dan membuat anak semakin kesulitan untuk tenang. Usahakan untuk tetap tenang dan rasional dalam menghadapi tantrum anak.
2. Beri Si Kecil Ruang untuk Meluapkan Emosinya
Saat anak sedang tantrum, biarkan mereka meluapkan emosinya. Jangan berusaha untuk menghentikan atau menghalangi mereka untuk mengekspresikan perasaannya. Anak perlu merasakan bahwa mereka didengar dan emosinya diterima.
3. Bersikap Empati dan Mengajak Si Kecil Berbicara
Setelah anak berhasil meluapkan emosinya, berikanlah waktu untuk anak untuk tenang. Kemudian, ajak anak berbicara dan tunjukkan empati pada perasaannya. Tanyakan apa yang membuatnya marah atau sedih, dan dengarkan dengan penuh perhatian. Ini akan membantu anak merasa didengar dan memperkuat ikatan antara Anda dan si kecil.
4. Berikan Pilihan atau Alternatif
Saat anak tenang, berikanlah pilihan atau alternatif yang dapat membantu mereka merasa lebih baik. Misalnya, Anda dapat menawarkan mainan lain jika dia marah karena mainannya rusak, atau memberikan camilan sehat jika dia lapar. Dengan memberikan pilihan, Anda membantu anak merasa memiliki kontrol atas situasi dan mengurangi kemungkinan terjadinya tantrum berikutnya.
5. Ciptakan Rutinitas yang Stabil
Anak kecil cenderung merasa aman dan nyaman dalam rutinitas yang stabil. Usahakan untuk menciptakan rutinitas yang jelas dan konsisten dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan memiliki rutinitas yang stabil, anak lebih mampu mengantisipasi apa yang akan terjadi selanjutnya dan merasa lebih terkendali.
6. Hindari Situasi yang Dapat Memicu Tantrum
Sebagai orangtua, Anda juga dapat menghindari situasi yang dapat memicu tantrum anak. Misalnya, jika anak mudah lelah di malam hari, pastikan mereka mendapatkan istirahat yang cukup dan tidak terlalu banyak kegiatan di malam hari. Jika anak sensitif terhadap suara atau keramaian, hindari tempat-tempat yang berisik atau ramai.
Dalam menghadapi tantrum anak, penting untuk diingat bahwa setiap anak adalah individu yang unik. Apa yang bekerja untuk satu anak mungkin tidak bekerja untuk yang lain. Oleh karena itu, Anda perlu mencoba dan menyesuaikan pendekatan Anda dengan kebutuhan dan kepribadian anak Anda. Selain itu, selalu ingatlah bahwa tantrum si kecil adalah bagian dari perkembangan normal dan akan mereda seiring waktu. Jadi, tetap sabar dan terus memberikan dukungan dan cinta kepada anak Anda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H