Mohon tunggu...
Evi Setyo Budi
Evi Setyo Budi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiwa S1 Sastra Inggris yang tertarik pada bidang kepenulisan, public speaking, diskusi, culture dan new things serta berbagai isu terkini yang sedang hangat diperbincangkan baik dari dunia entertaint, sosial, politik, budaya dan sebagainya.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Pola Asuh VOC vs Pola Asuh Zaman Now, Mana yang Lebih Baik?

23 Juni 2024   01:58 Diperbarui: 23 Juni 2024   01:59 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber www.newyorker.com

e. Minimnya empati dan simpati kepada anak

Empati dan simpati terhadap anak seringkali tidak dilakukan karena merasa bahwa orang tua memegang kendali penuh terhadap anak.

Sedangkan, yang sering diartikan sebagai parenting zaman now adalah pola asuh permisif, yang mana orang tua cenderung mengutamakan kenyamanan anak dan tidak memiliki kemampuan untuk menolak atas apa yang diinginkan oleh anak. Anak cenderung diberi kebebasan untuk bertindak dan bersikap bahkan tidak jarang orang tua memberi apapun yang anak inginkan misalnya ketika anak menangis. Orang tua seringkali tidak konsisten terhadap aturan yang dibuat sehingga anak melanggar setiap aturan yang telah ditentukan. Ketika anak melakukan kesalahan orang tua tidak memberi konsekuensi pada anak sehingga anak tidak belajar untuk bertanggung jawab atas setiap tindakan yang mereka lakukan. Menurut Santrock, pola asuh permisif memberikan kebebasan kepada anak untuk melakukan apa saja yang diinginkannya dan akibatnya mereka tidak bisa mengendalikan perilaku mereka sendiri dan selalu menuntut bahwa kemauannya harus dituruti.

Berikut adalah ciri-ciri pola asuh permisif:

a. Tanggung jawab yang tidak jelas

Anak tidak dibiasakan untuk bertanggung jawab atas tugas-tugas yang telah diberikan atau membantu pekerjaan rumah tangga dengan baik. Hal ini menyebabkan anak sulit bertanggung jawab atas dirinya sendiri.

b. Ketidakkonsistenan aturan yang telah dibuat

Ketika anak melakukan kesalahan, orang tua tidak memberikan konseskuensi atas kesepakatan yang telah dibuat sehingga anak meremehkan setiap aturan yang telah ditentukan.

c. Mengabaikan sifat kurang hormat dari anak

Anak cenderung kurang menghormati orang tua karena menganggap bahwa orang tua adalah figure yang selalu mengalah atas perlakuan anak. Hal ini membuat anak mengeluarkan perkataan yang buruk kepada orang tua bahkan membentak ketika keinginannya tidak terpenuhi.

d. Iming-iming hadiah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun