Ini yang harus dilakukan, dengan mencoba memahami tentang gim yang dimainkan anak, mencari tahu sedetil mungkin, bahkan mempelajari kondisi sosial budaya dalam gim. Tidak sulit, ada banyak laman deskripsi gim bertebaran di mesin pencari.
Dengan membuat diri kita terlihat "mengerti" di depan sang anak, kita sedang berusaha mendapatkan simpatinya.
Ketika kita berhasil mendapatkan simpatinya, akan lebih mudah baginya diajak berdiskusi dan menerima pesan dari kita.
Penilaian sepihak dan penghakiman hanya akan menimbulkan resistensi dan membuat proses mengubah perilaku menjadi lebih sulit.
2. Mengalihkan minat dan orientasi target anak
Ada sense of purpose yang kuat di dalam gim. Ada sesuatu yang dicari dan dikejar oleh anak di sana. Kenali motivasi anak dibalik permainan gim dan ganti dengan kegiatan lain.
Anak harus dibuat "mengejar" sesuatu yang lain, di dunia nyata.
Target juga harus dibuat sejelas mungkin dan dipecah sedetail mungkin. Semakin jelas target, semakin jelas manfaat dari memperoleh target, akan semakin besar motivasi dan usaha untuk mencapainya.
Bentuk pengalihan ini dapat dilakukan pada berbagai bidang, mulai dari pendidikan formal seperti les, olahraga, kegiatan sosial, apa saja yang mengandung kegiatan positif untuk anak.
Menurut Steven Dupon, target yang baru itu harus SMART (specific, measurable, achievable, relevant, time-bound). Target harus dibuat spesifik, memiliki tolak ukur, realistik, punya pengaruh terhadap perubahan perilaku, dan punya timeline target waktu.
Penjelasan lebih lanjut, contoh, dan worksheet program ini bisa pembaca simak dari buku Steven Dupon.