Mohon tunggu...
Evita Yolanda
Evita Yolanda Mohon Tunggu... Dokter - Dokter

Karena sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Teknologi Sel Punca itu Bernama Puasa

21 Mei 2018   10:08 Diperbarui: 30 Mei 2018   14:39 1676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diibaratkan proses autofagi ini seperti mendaur-ulang barang elektronik yang sudah usang dimakan usia. Dimana ia akan dibongkar dan diambil potongan-potongan yang masih bisa dimanfaatkan untuk kemudian dibuat menjadi barang baru. Ketika sel tubuh kita mencapai usia senja, sel tersebut tidak dibunuh seluruhnya (apoptosis) namun diganti bagian-bagian yang rusak saja, diremajakan.

Hal yang menarik dari autofagi adalah proses ini tidak akan terjadi ketika sel terpenuhi nutrisinya alias sedang kenyang. Proses ini hanya akan terjadi ketika sel merasa lapar. Starvasi atau rasa lapar ini menyebabkan sel memakan komponen-komponen dari bagian sel yang telah rusak agar ia dapat bertahan hidup. Dengan demikian, sel dapat menyingkirkan bagian-bagian yang telah rusak dan meremajakan dirinya.

Menikmati teknologi canggih tanpa dipungut biaya

Puasa tentu tidak  serta merta memberikan hasil seperti rekayasa laboratorium. Meski demikian, puasa menghasilkan efek luar biasa dari aktivasi sel punca di dalam tubuh kita. Puasa menghasilkan peremajaan jaringan tubuh serta sistem pertahanan tubuh, sehingga berdampak pada kesehatan secara universal.

Berpuasa adalah seperti menjalani terapi sel punca alami, tanpa dipungut biaya. Bagaimana? Semakin semangat untuk berpuasa?

Semoga bermanfaat.

Salam kompasiana.

**

Tautan referensi: Cell Reports, Nature Reviews Endocrinology, Cell Stem Cell, Biomedical Journal, Journal of Cell Biology

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun