Mohon tunggu...
Evita Yolanda
Evita Yolanda Mohon Tunggu... Dokter - Dokter

Karena sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Merayakan Kesederhanaan

1 Januari 2018   07:37 Diperbarui: 1 Januari 2018   19:26 1329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: huffingtonpost.com

Ilustrasi. Sumber: huffingtonpost.com
Ilustrasi. Sumber: huffingtonpost.com
Jiwa kanak-kanak yang bebas.

Ketika kita beranjak dewasa, kita mulai menetapkan target dalam hidup, membuat harapan-harapan yang ingin dipenuhi. Masalah, per definisi, merupakan kesenjangan antara harapan (das sollen) dengan kenyataan (das sein),antara kebutuhan dengan yang tersedia, antara yang seharusnya (what should be)dengan yang ada (what it is). Itulah sumber menggunungnya masalah kita.

Pernah membaca atau menonton The Little Prince karya Antoine de Saint-Exupéry? Video di atas berisi cuplikan The Little Prince, satu di antara banyak adegan dengan nilai filosofis dan pemikiran idealis tentang hidup manusia dan berbagai sistem di dalamnya. 

The Little Prince dalam novelnya, menceritakan tentang seorang pilot yang bertemu dengan pangeran kecil dari luar angkasa. Dalam cerita, Saint-Exupéry menyematkan pandangannya tentang manusia yang sering melakukan misinterpretasi dan melupakan kebenaran sederhana seiring ia tumbuh dewasa.

Dengan menumpang gerombolan burung, pangeran kecil menjelajahi  alam semesta. Dalam perjalanan ini, ia mengunjungi beberapa asteroid. Pada asteroid pertama, pangeran kecil bertemu dengan seorang raja yang mengaku berkuasa atas semua hal, termasuk bintang dan bisa memerintah mereka untuk melakukan apa saja. Saat pangeran kecil mengajukan sebuah permintaan kepada raja, raja berdalih bahwa permintaannya akan dikabulkan dengan kondisi tertentu pada waktu tertentu sambil tertawa masam seolah meragukan kekuasannya sendiri, kontradiktif atas pernyataannya bahwa ia menguasai segalanya.

Di asteroid kedua, pangeran kecil bertemu dengan seorang pria yang sombong yang digambarkan sangat gila pujian. Dia meminta pangeran kecil untuk bertepuk tangan agar ia dapat mengangkat topinya dan bersalutasi atas dirinya sendiri. Dia berpikir bahwa dia adalah orang yang terhebat di planetnya. Dia mengira bahwa semua orang adalah penggemarnya. Padahal, hanya ada satu orang diplanet tersebut: dirinya sendiri!

Di asteroid berikutnya, pangeran kecil bertemu dengan seorang pengusaha yang obsesif sedang sibuk menghitung bintang-bintang. Pangeran kecil bertanya, untuk apa menghitung-hitung tiada henti seperti itu? Sang pengusaha mengatakan untuk mendapat keuntungan, mendapat lebih banyak uang dan menjadi kaya. Pangeran kecil bertanya, untuk apa menjadi kaya? Pengusaha menjawab untuk membeli lebih banyak bintang! Pangeran kecil semakin bingung dengan keanehan orang dewasa.

Orang dewasa hidup dalam asumsinya sendiri, dengan citra yang diimajinasikan sendiri, dengan kebahagiaan yang digantungkan pada tolak ukur yang kadang menyengsarakan diri sendiri. Kapan terakhir kali kebahagiaan kita terletak pada kesederhanaan? Tidak sadarkah kita bahwa semua itu hanya ilusi seperti orang-orang dewasa yang hidup di planetnya sendiri pada film ini?

"Growing up is not the problem, forgetting is."

Pesan mendalam dari The Little Prince tentang kesederhanaan tertuang dalam kutipan pesan dari rubah kepada pangeran kecil:

"On ne voit bien qu'avec le cœur, l'essentiel est invisible pour les yeux." yaitu:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun