Mohon tunggu...
PenaYonda
PenaYonda Mohon Tunggu... Guru - Penulis dan guru jalanan

Menulis adalah suatu keabadian. hanya buah pemikiran yang dapat ditingalkan sebagai kenangan abadi di bumi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cenderawasih adalah Masalah Papua

7 September 2022   00:54 Diperbarui: 7 September 2022   02:06 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Andai saja Tuhan tidak ciptakan burung Cendrawasih 

pasti tidak terjadi apa-apa 

Semua akan baik-baik saja

Tidak ada rasa sedih 

Tidak ada rasa sengsara

Tidak ada rasa gelisah

Tidak ada rasa terduri 

Tidak ada rasa terganggu

Tidak ada rasa dendam

Tidak ada rasa kebencian

Tidak ada tangisan

Tidak ada teriakkan

Tidak ada penggusian 

Tidak ada duka cita

Tidak ada kelaparan

Tidak ada kemiskinan

Tidak ada penjajahan

Berkepanjangan bernanah busuk ditubuh mu, Cenderawasih. semua ini terjadi karena kau Cenderawasih.

Keindahan yang kau miliki, beraneka warna bulu yang kau miliki telah mencuri perhatian orang di belahan dunia. Daya tarik mu sangat kuat, kau telah menjadi magnet bagi mereka. Mereka berdatangan sejak 1623 berlayar, pelayar disebut Tiruan.

Kenapa cenderawasih tidak menelan tiruan ini? Pemburu dan pencuri informasi yang terkandung didalam nemangkawi.

Tiruan mengantikan nemangkawi menjadi Carstensz-(Tiruan)

Carstensz adalah nama penjelajah pertama ke bumi cendrawasih 

Hi.... Tiruan! Pantas anda dipanggil Tiruan!..

Ulah mu menelang korban nyawa lebih dari segudang informasi yang kau curihkan. Derasnya penumpaan darah telah bancir dan dipenuhi lewat batas. Akhirnya tuan rumah tak berdaya, kecuali hanyalah: Gunung gunung telah menjadi rumah, hutan hutan telah menjadi pelindung, tumbuhan berduri telah menjadi makanan, hewan hewan liar berkawan dengan dengan manusia pengusi diatas Tanah dan negeri mereka sendiri orang asli Papua. 

Warna ludah buah pinang itu, telah menjadi tinta permanen dihati orang Papua. Kapankah, saat yang tepat? Dunia akan mengetahui kegelisahan dan kesengsaraan ini. Kegelisahan ini bolehkah aku titipkan padamu cenderawasih? Terbanglah sejauh mungkin, dan bilang "saya adalah akar masalah Nya".    

Dengan begitu kehidupan ditata ulang dan kembalikan sejumlah label yang diberikan oleh mereka yang sesungguhnya Tiruan. Untuk kembalikan keaslian identitas bangsa ku, ku pasrah berlari menuju puncak terjal terjal tinggi dan menempel secara permanen menulis dengan tinta permanen pula, bahwa benda aneh dan langka yang terkandung dalam Gunung n e m a n g k a w i yang diselimuti oleh salju putih itu terlindungi. Terlindungi artinya hilangkan rasa kesedihan, hilangkan rasa benci, tiadakan rasa sengsara yang membara.

Negeri yang gersang karena mengeruk isi kekayaan itu, 

kini mulai tumbuh daun daunan hijau, duri yang membekas di ingatan, mulai pulih, Kesejukan udara segar mulai terasa sebab selama ini, Nemangkawi diapit oleh Amerika dan Indonesia. Seperti itulah harapan namun tidak dapat menjadi kenyataan. Menanti hal ini menjadi nyata adalah sebuah tusukan yang terus menerus mengingatkan bahwa mengajak mu(pembaca) melihat dan alami dari dekat agar anda dapat memahami kebenarannya secara utuh, maka anda akan tahu apa yang harus anda lakukan untuk orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun