Mohon tunggu...
Evi Refni
Evi Refni Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA IT TUNAS BANGSA

Hidup ada pilihan. Menatap masa depan adalah tantangan. Jalani hidup dengan tenang jangan membuat skenario hidup sendiri jika tidak mau pusing di belakang hari. Apa pun yang terjadi dengan hidupmu maka yakinlah Allah bersama kita. Let's Be Happy ! :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid

20 Maret 2023   11:44 Diperbarui: 20 Maret 2023   11:45 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Koneksi Antar materi Modul 3.3

Pengelolaan Program yang Berdampak Positif Bagi Murid

Kreativitas hanyalah menghubungkan berbagai hal. Ketika Anda bertanya kepada orang-orang kreatif bagaimana mereka melakukan sesuatu, mereka merasa sedikit bersalah karena mereka tidak benar-benar melakukannya, mereka hanya melihat sesuatu. Sesuatu itu tampaknya jelas bagi mereka setelah beberapa saat. Itu karena mereka dapat mengkoneksikan pengalaman yang mereka miliki dan mensintesis hal-hal baru. -Steve Jobs-

Memahami kata bijak yang disampaikan oleh Steve Jobs, pikiran kita dibuka untuk melihat peluang program yang berdampak positif pada murid. Kita juga diyakinkan bahwa untuk menjadi orang yang kreatif tidak harus pintar namun bisa melihat peluang dan bisa menghubungkan pengalaman. Pada moduli 3.3 program Guru Penggerak kita diajak untuk menyusun sebuah program yang berdampak positif pada murid. Pada awalnya saya berpikir ini sepertinya sulit. Karena saya merasa bukanlah orang yang kreatif. Saya bukan orang yang mampu menciptakan ide-ide briliant yang tampak wah atau spektakuller. Pemikiran saya langsung berubah setelah mempelajari modul 3.3. Pikiran semakin terbuka setelah mengikuti ruang kolaborasi. Di mana saya dipertemukan dengan guru-guru hebat dari beberapa sekolah. Program yang mereka munculkan saat ruang kolaborasi bisa diadopsi untuk diterapkan di SMA tempat  saya mengajar.

Pikiran saya tidak disinari sampai di ruang kolaborasi saja. Namun saat loka karya ke 5 banyak lagi program-program hebat yang bisa kita terapkan di sekolah masing-masing. Sebagai seorang guru yang bercita-cita menjadikan murid menjadi orang yang berguna kelak di masyarakat tentu saya sangat senang mendapatkan materi Pengelolaan Program yang Berdampak Pada Murid. Saat loka karya pada hari sabtu tanggal 18 Maret 2023 saya mendapatkan banyak pengalaman dari teman-teman. Program yang sangat menarik bagi saya untuk diterapkan di sekolah saya adalah pengadaan pembuatan taman vertikal atau horizontal dengan berbahan botol bekas. Memahami cara dan alat-alat yang dibutuhkan rasanya itu tidak terlalu sulit dan bisa diterapkan. Selnjutnya tinggal bagaimana saya mengkomunikasikan ke pihak sekolah. Seperti itulah sedikit ulasan saya tentang perasaan saya mempelajari modul 3.3

            Untuk teman-teman yang ingin tahu sebetulnya modul 3.3 program guru penggerak itu belajar apa?, yuk lanjut baca.

Dari paket modul 1 dan 2 sebelumnya, kita telah belajar bahwa murid harus menjadi dasar bagi semua pengambilan keputusan yang kita buat di sekolah. Melalui filosofi dan metafora "menumbuhkan padi", yang disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara, mengingatkan kita bahwa dalam mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada murid, kita harus secara sadar dan terencana membangun ekosistem yang mendukung pembelajaran murid sehingga mampu memekarkan mereka sesuai dengan kodratnya. Dengan demikian, saat kita merancang sebuah program/kegiatan pembelajaran di sekolah, baik itu intrakurikuler, ko-kurikuler, atau ekstrakurikuler, maka murid juga seharusnya menjadi pertimbangan utama. Untuk istilah intrakurikuler dan ekstrakurikuler kita semua sudah paham. Di sini saya sedikit ulas tentang apa itu program ko-kurikuler. program/kegiatan kokurikuler merupakan program/kegiatan yang dilaksanakan sebagai penguatan atau pendalaman kegiatan intrakurikuler. Program/kegiatan ini meliputi kegiatan pengayaan mata pelajaran, kegiatan ilmiah, bimbingan seni dan budaya, dan/atau bentuk kegiatan lain yang dapat menguatkan karakter murid.

Agar kita dapat menjadikan murid sebagai pemimpin bagi proses pembelajarannya sendiri, maka kita perlu memberikan kesempatan kepada murid untuk mengembangkan kapasitasnya dalam mengelola pembelajaran mereka sendiri, sehingga potensi kepemimpinannya dapat berkembang dengan baik. Sementara sebagai guru yang perlu kita lakukan ada dua.

  • Pertama, mendampingi murid agar pengembangan potensi kepemimpinan mereka tetap sesuai dengan kodrat, konteks dan kebutuhannya.
  •  Kedua, Mengurangi kontrol kita terhadap mereka.

 Saat murid memiliki kontrol atas apa yang terjadi, atau merasa bahwa mereka dapat mempengaruhi sebuah situasi inilah, maka murid akan memiliki apa yang disebut dengan "agency". Agency dapat diartikan sebagai kapasitas seseorang untuk mempengaruhi fungsi dirinya dan arah jalannya peristiwa melalui tindakan-tindakan yang dibuatnya.

Saat murid menjadi pemimpin dan mengambil peran aktif dalam proses pembelajaran mereka sendiri, maka hubungan yang tercipta antara guru dengan murid akan mengalami perubahan. Hubungannya yang terjadi menjadi bersifat kemitraan. Saat murid memiliki agency, maka mereka sebenarnya memilik suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership) dalam proses pembelajaran mereka. Lewat suara, pilihan, dan kepemilikan inilah murid kemudian mengembangkan kapasitas dirinya menjadi seorang pemilik bagi proses belajarnya sendiri.

Pada proses ini tugas kita sebagai guru sebenarnya hanya menyediakan lingkungan yang menumbuhkan budaya di mana murid memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan dalam apa yang mereka pikirkan, niat yang mereka tetapkan, bagaimana mereka melaksanakan niat mereka, dan bagaimana mereka merefleksikan tindakan mereka. Upaya menumbuhkembangkan kepemimpinan murid akan menyediakan kesempatan bagi murid untuk mengembangkan profil positif dirinya, yang kemudian diharapkan dapat mewujud sebagai pengejawantahan profil pelajar Pancasila dalam dirinya.

Sebagaimana padi yang hanya akan tumbuh subur pada lingkungan yang sesuai, maka kepemimpinan murid pun akan tumbuh dengan lebih subur jika sekolah dapat menyediakan lingkungan yang cocok. Lingkungan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid adalah lingkungan di mana guru, sekolah, orang tua, dan komunitas secara sadar mengembangkan wellbeing atau kesejahteraan diri murid-muridnya secara optimal. lingkungan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid akan memiliki beberapa karakteristik, di antaranya adalah:

Lingkungan yang menyediakan kesempatan untuk murid menggunakan pola pikir positif dan merasakan emosi yang positif.

Lingkungan yang mengembangkan keterampilan berinteraksi sosial secara positif, arif dan bijaksana.

Lingkungan yang melatih keterampilan yang dibutuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan akademik maupun non-akademiknya.

Lingkungan yang melatih murid untuk menerima dan memahami kekuatan diri, sesama, serta masyarakat dan lingkungan di sekitarnya.

Lingkungan yang membuka wawasan murid agar dapat menentukan dan menindaklanjuti tujuan, harapan atau mimpi yang manfaat dan kebaikannya melampaui pemenuhan kepentingan individu, kelompok, maupun golongan.

Lingkungan yang menempatkan murid sedemikian rupa sehingga terlibat aktif dalam proses belajarnya sendiri.

Lingkungan yang menumbuhkan daya lenting dan sikap tangguh murid untuk terus bangkit di tengah kesempitan dan kesulitan.

Demikianlah untuk inti materi yang saya pelajari di modul 3.3 semoga teman-teman bisa memahami.

Selanjutnya saya akan mencoba melihat keterkaitan antar materi moduli 3.3 dengan modul  sebelumnya. Sebelumnya di modul 3.1 satu kita belajar tentang keterampilan pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai sebagai kebajikan pemimpin. Pada modul ini kita diarahkan untuk bisa mengambil sebuah keputusan yang bertanggungjawab, mengandung nilai-nilai kebajikan dan berpusat kepa murid. Disini jelas bahwa keputusan yang kita ambil adalah muaranya adalah murid. Selanjutnya di modul 3.2 kita belajar tentang pemimpin sebagai pengelola sumber daya. Di sekolah kita harus memperharikan ekosistem yang ada unsur biotik dan abiotik yang ada di sekolah menjadi sumber daya yang bisa kita manfaatkan untuk pengembangan sekolah. Kita ambil salah satunya aset manusia, di sana ada guru, kepala sekolah, siswa orang tua dan yang lain. Berkaitan dengan modul terakhir program guru penggerak ini yaitu pengelolaan program yang berdampak positif pada murid. Muara dari seluruh materi adalah di modul 3.3 ini. Bagaimanan kita sebagai guru dapa menyususn srta melaksanakan program yang berdampak positif terhadap murid. Pada pelaksanaa kita hanya mendampingi. Muridlah yang  menentukan/ memilih, memutuskan dan memiliki program tersebut sebagai wujud student agency

            Setelah mempelajari keterkaitan modul perspektif saya tentang program yang berdampak positif pada murid mengalami perubahan. Saya menjadi paham bahwa kegiatan tersebut adalah kegiatan yang ditentukan berdasarkan suara atau keinginan murid. Kegiatan tersebut adalah pilihan murid dan dikelola oleh murid. Posisi guru di sana adalah sebagai mitra yang mendampingi bukan mengontrol secara penuh.

            Di SMA IT Tunas bangsa sudah pernah dijalankan beberapa program yang berdampak positif pada murid yaitu kegiatan keakhwatan, tarhib Ramadhan, market day dan beberapa kegiatan lain. Dalam kegiatan ini sekolah dan guru sudah mulai menerapkan student agency. Menjalankan program dengan suara murid, pilihan  murid dan kepemilikannya oleh murid bukan lagi guru yang menjadi pusat kegiatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun