Mohon tunggu...
Evira N. Maulida
Evira N. Maulida Mohon Tunggu... Dosen - Belajar terus menulis

Bahasa dan sastra

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Doctor Strange: Si Angkuh yang Belajar Bijaksana

23 November 2016   09:01 Diperbarui: 23 November 2016   10:44 921
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekilas tentang Film Doctor Strange

Tahun ini, satu lagi film garapan Marvel Studio yang berhasil melesat masuk dalam deretan film box office. Doctor Strange, film yang disutradarai oleh Scott Derricson ini agaknya sayang untuk dilewatkan. Film ini sekaligus menjawab tantangan para penggemar Marvel yang ingin sekali melihat perwujudan film dari komik superhero Marvel berjudul Doctor Stephen Vincent Strange atau Doctor Strange karya Steve Ditko pada tahun 1963.

Meskipun sebenarnya komik ini sudah pernah dibuat dalam acara TV seri berjudul Dr. Strangertahun 1978, agaknya transformasinya dalam bentuk film ini menjadi gebrakan jitu  untuk mencuri perhatian penonton di seluruh dunia. Hal ini dibuktikan dengan pendapatan si dokter penyihir yang mencapai USD 85 juta atau sekitar 1,112 triliun rupiah baru di minggu pertama penayangannya.

            Dibintangi oleh Benedict Cumberbatch, Mads Mikkelsen, Chiwetel Ejiofor, Rachel McAdams, dan sederet aktor-aktor ternama lainnya, Doctor Strange berhasil menghadirkan karakter-karakter yang berkesan. Film laga fantasi yang mengadopsi latar era 60-an ini banyak disisipi adegan-adegan lucu, konyol, dan menggelitik sekaligus menyentil. Penonton pun dimanjakan dengan suguhan animasi-animasi grafis memukau yang memvisualisasikan dunia psycadelic dan cermin dengan permainan warna-warni neon yang futuristik.  

            Salah satu hal yang membuat penonton penasaran dengan film ini adalah kemunculan Thor di bagian akhir cerita. Hal ini mengisyaratkan bahwa Dokter Strange akan bergabung dengan Thor dan Loki pada film berikutnya. Bagaimana, Anda penasaran?

Sinopsis

            Film ini diawali adegan Kaecilius (Mads Mikkelsen) yang memasuki sebuah perpustakaan besama beberapa orang pengikutnya. Setelah berhasil membunuh penjaga perpustakaan, mereka kemudian mengambil sebuah kitab pusaka Cagliostro yang berisikan cara mengendalikan waktu. Akan tetapi, seorang penyihir wanita yang dipanggil The Ancinet One atau si Penyihir Utama (Tilda Swinton) muncul dan mencoba merebut buku itu kembali. Kaecilius dkk. yang terdesak akhirnya hanya merobek dua halaman yang berisi cara pemanggilan Dormammu (penguasa dimensi kegelapan).

sumber: youtube.com
sumber: youtube.com
            Adegan beralih ke seorang dokter ahli bedah bernama Stephen Strange (Benedict Cumberbatch) yang berhasil melakukan operasi pengangkatan peluru yang menancap di bagian otak pasien. Ia menunjukkan bahwa dirinya merupakan dokter bedah yang benar-benar ahli. Ia pun menolak untuk melakukan operasi-operasi pada kasus yang menurutnya tidak menantang baginya.

sumber: youtube.com
sumber: youtube.com
            Sampai suatu ketika, ia mengalami kecelakaan parah yang membuatnya cacat. Saraf-saraf tangannya terputus sehingga sulit untuk digerakkan. Sebagai seorang dokter bedah, hal ini merupakan malapetaka besar karena hal itu sama saja artinya dengan kehancuran karir yang selama ini dibangga-banggakannya. Stephen yang frustasi tidak dapat menerima keadaannya sekalipun kekasihnya, Chirstine Palmer (Rachel McAdams), dengan sabar dan setia menemani dan memberikan semangat di masa-masa sulitnya tersebut.

sumber: youtube.com
sumber: youtube.com
            Stephen yang hartanya terkuras habis hanya untuk membiayai pengobatannya akhirnya memutuskan untuk pergi ke Kathmandu, Nepal. Ia mendapat informasi mengenai suatu tempat bernama Kamar-Taj dan berharap mendapatkan kesembuhan di sana. Ia pun bertemu si Penyihir Utama. Sebagai seorang dokter yang hanya memercayai segala sesuatu berdasarkan keilmiahan, Stephen sempat ragu sampai si Penyihir Utama menunjukkan beberapa pengalaman sihir kepadanya. Ia pun meminta si Penyihir Utama untuk mengajarinya ilmu sihir.

sumber: youtube.com
sumber: youtube.com
            Stephen yang belum juga sembuh berulang kali putus asa selama belajar sihir perlahan-lahan mendapatkan kepercayaan diri atas bantuan Baron Mordo (Chiwetel Ejiofor) yang menjadi mentor latihannya. Ia yang memang memiliki kecerdasan dengan cepat mempelajari rahasia seni mistis  seperti proyeksi astral dan teleportasi antardimensi. Secara mandiri dan diam-diam ia juga mempelajari ilmu mistis dalam kitab-kitab dan cara menggunakan mata Agamoto (Eye of Agamoto) yang mampu memutar-balik waktu.

sumber: youtube.com
sumber: youtube.com
            Pada suatu waktu, Stephen dihadapkan dengan kenyataan bahwa ternyata Kamar-Taj merupakan garis depan pertahanan bumi dari dimensi gelap yang berusaha menguasai bumi. Ia dan Mordo  pun membantu  Penyihir Utama untuk melindungi tiga kuil yang berada di New York, London, dan Hong Kong sebelum Kaecilius menyelesaikan ritual pemanggilan Dormammu. Dengan berat hati, akhirnya  ia  memilih untuk meninggalkan kehidupan lamanya sebagai dokter dan menjadi seorang Sorcerer Supreme atau penyihir terkuat untuk menggantikan si Penyihir Utama yang tewas akibat tusukan pedang es oleh Kaecilus. Lucunya, meskipun ia menjadi penyihir terkuat, Stephen tetap ingin dipanggil Dokter Strange karena ia masih  merasa bahwa dirinya adalah seorang dokter yang memiliki tugas untuk menyelamatkan nyawa manusia.

sumber: youtube.com
sumber: youtube.com
            Kaecilius berhasil menghancurkan kuil yang ada di New York dan London. Kuil di Hong Kong menjadi kuil terakhir yang menentukan apakah  ia berhasil memanggil Dormammu. Dokter Strange berinisiatif terbang dengan jubah (Cloak of Levitation) ke dimensi gelap untuk menemui Dormammu dan mencoba berunding. Ia yang memiliki mata Agomoto membolak-balikkan waktu  dan membuat Dormammu kebingungan dan terpaksa menyetujui permintaan Strange untuk tidak mengambil alih bumi dan mengambil Kaecilius beserta pengikutnya sebagai ganti.

sumber: youtube.com
sumber: youtube.com
            Suatu adegan yang mengejutkan pun ditampilkan pada bagian akhir film ini. Adegan ini memperlihatkan Dokter Strange yang bertemu dengan Thor. Thor mengatakan bahwa ia dan Loki sedang mencari ayahnya, Odin, yang berada di bumi. Dokter Strange pun berjanji akan membantu dengan syarat Thor dan Loki harus meninggalkan bumi selamanya.

           

Belajar Mengelola Kesombongan

Beberapa adegan lagi sungguh menyentil kesombongan-kesombongan yang ada dalam diri. Di satu sisi sifat sombong memang membangkitkan percaya diri untuk menuju kesuksesan, namun di sisi lain kesombongan pula yang dapat menghancurkan kesusksesan tersebut. Secara tersirat film ini mengajak penonton untuk bercermin dari kisah kesombongan Stephen Strange sebagai dokter ahli bedah tersohor yang harus kehilangan karirnya akibat kecelakaan. Ia pun akhirnya belajar bagaimana harus bijaksana untuk dapat menerima nasibnya.

Film ini juga mengajak penonton untuk belajar dari kesalahan Kaecilius yang tidak membaca kitab pusaka Cagliostro secara utuh. Ia yang memiliki kekuatan hampir menyamai si Penyihir Utama terlalu percaya diri dengan hanya memusatkan pikiran pada dua halaman kitab yang berisi cara memanggil Dormammu tanpa mengindahkan peringatan yang ada di bagian akhir kitab. Ia pun harus meninggalkan bumi karena diambil oleh Dormammu ke dimensi gelap sebagai ganti untuk tidak menguasai bumi.

Kesan

            Jujur sebenarnya saya bukan penggemar Marvel. Akan tetapi, setelah melihat ekstra film (trailer)-nya di salah satu acara televisi, saya pun tertarik untuk menontonnya langsung di bioskop. Apalagi pemeran utamanya adalah Benedict Cumberbatch yang sering memainkan film-film terkenal seperti 12 Years of Slave(2012), Startrek Into Darkness(2013) dan The Imitation Game (2014). Ada pula Rachel McAdams yang merupakan salah satu aktris favorit saya. Aktingnya di film Red Eye (2005) dan The Vow (2012) sangat berkesan bagi saya.

Bersama Mbak Fully (teman kuliah saya yang nyentrik abiz), saya menonton film Doctor Strange ini di CGV Blitz J-Walk, Yogyakarta pada minggu kedua penayangannya. Baru pada minggu ketiga ini lah saya menuliskan ulasannya. Cukup terlambat memang, tapi taka pa lah namanya juga baru belajar menulis, begitu kira-kira.

Saya juga berusaha sebisa mungkin menuliskannya dengan Bahasa Indonesia dan mereduksi istilah asing. Jadi, mohon maaf kalau terjemahan dari beberapa nama atau sebutan tokoh-tokoh dan istilah-istilah lainnya jadi sedikit aneh.

Mengingat berbagai kekonyolan di beberapa adegan-adegannya, saya jadi teringat film Ant-Man (2015). Hanya saja, kekonyolan yang hadir di Doctor Strange lebih banyak memberikan nilai tersendiri. Film ini kemungkinan bisa bertahan cukup lama di bioskop. Meskipun termasuk film box office, di minggu ketiga penayangannya ini agaknya ia masih harus mempertahankan eksistensinya di tengah-tengah film-film pesaingnya seperti Trolls, Hacksaw Ridge, dan Fantastic Beast and Where to Find Them, serta yang sebentar lagi akan tayang yakni film animasi Moana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun