Mohon tunggu...
Evi PujiLestari
Evi PujiLestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Evi Puji Lestari ( 029)

Bismillah..

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Juggernaut Modernity oleh Anthony Giddens

18 November 2021   23:34 Diperbarui: 19 November 2021   12:46 2453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

          Karakterisitik ketiga dari modernitas yang bersifat dinamis adalah Reflexivity. Di mana Giddens memaknai Reflexivity sebagai  "praktik-praktik sosial terus menerus diperiksa dan diperbarui dalam kerangka informasi yang baru masuk tentang hal-hal yang sangat praktis, dengan demikian mengubah secara konstitutif karakter mereka" (Giddens,1990:38).

         Menurut pemahaman penulis, Konsep Juggernaut Modernitas ini menjelaskan bahwa Modernitas itu akan selalu berkembang dan semakin maju bahkan sulit untuk dikendalikan. Perkembangan Teknologi tidak akan bisa untuk dikendalikan karena  sudah menjadi kebutuhan,  sebagai alat pendamping hidup manusia. Hampir semua aspek aspek kehidupan sehari-hari bersinggungan dengan teknologi. Perkembangan teknologi akan terus maju  seiring dengan tuntutan dari pasar yang semakin tinggi. Para produsen akan terus berlomba-lomba untuk menciptakan inovasi-inovasi teknologi yang paling terbaru dan mutakhir  untuk memenangkan persaingan yang semakin sengit di pasaran. Konsep ruang dan waktu di ara modern juga semakin kabur. Dalam artian, dengan semakin canggihnya teknologi, ruang dan waktu menjadi tidak terbatas. zaman dahulu, orang harus berkirim surat jika ingin mengetahui kabar satu sama lain, tapi dengan munculnya gawai orang tidak perlu lagi  menulis surat dengan kertas dan menunggu lama untuk mendapat balasan,  dengan gawai orang akan dengan cepat dan mudah dalam bertukar pesan. Nah dalam hal ini, konsep ruang dan waktu dipersempit atau bahkan dihilangkan dengan adanya kemudahan tadi. Uang zaman sekarang juga sedikit berbeda dengan zaman pra modern, di mana sekarang uang dapat tidak berwujud ( uang elektronik) tetapi tetapi bisa melakukan tujuannya yaitu sebagai alat penukaran. 

     contoh yang dialami penulis terkait dengan konsep ini adalah ketika penulis membeli HP sekitar tahun 2019, HP tersebut amsih keluaran terbaru dan masih banyak diminati oleh banyak orang. Tetapi, jika dilihat di tahun 2021, HP tersebut sudah mengalami penurunan harga yang lumayan. Hal itu di karenakan produsen selalu melakukan inovasi-inovasi pada teknologinya untuk menyesuaikan minat pasar dan juga untuk bisa bersaing dengan produk pesaing. Zaman sekarang orang berlomba-lomba untuk mempunyai HP keluaran terbaru sehingga produk HP yang launching sebelumnya akan berkurang peminatnya, sehingga harganya otomatis akan turun. Padahal jika diteliti, tidak akan ada perbedaan jauh antara kedua pruduk HP tadi. Produsen hanya melakukan perubahan atau penambahan fitur kecil sebagai strategi marketing mereka. Dan otomatis orang awam tidak akan sadar dan selalu ingin membeli produk yang baru. Melakukan inovasi-inovasi sudah seperti sebuah kewajiban jika ingin bisa bertahan dan bersaing di zaman yang serba modern seperti sekarang 

Referensi

Ritzer, George. 2012. "Teori sosiologi : dari sosiologi klasik sampe perkembangan terakhir postmodern". Yogyakarta: pustaka pelajar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun