Nama  : Evi Puji lestarI (029)
Program study sosiologi
Fakultas ilmu sosial dan humaniora
Harold Garfinkel lahir pada tanggal 29 oktober 1917 di Newark, New Jersey. Garfinkel berkuliah di Universitas Newark, dan lulus pada tahun 1939. setelah lulus Garfinkel menetap di kamp kerja Quaker di Georgia selama musim panas berlangsung.Â
Di sana, dia mendapatkan informasi bahwa terdapat jurusan Sosilogi yang diorientasikan ke tindak lanjut proyek-proyek kerja publik di University of north Carolina. Lalu Garfinkel mendaftar dan memilih Guy Johnson sebagai penasehat tesisnya. Garfinkel menyelesaikan gelar doctoralnya di Universitas Harvard, dan sempat menjadi dosen di Universitas Ohio selama dua tahun dan pindah ke Universitas California sampai akhirya dia pensiun.Â
Pemikiran dari Harold Garfinkel banyak dipengaruhi oleh teori Talcot Parsons mengenai struktur tindakan sosial. Juga dipengaruhi oleh Emile Durkheim, dimana ada perbedaan pendapat mengenai definisi dari fakta sosial menurut Garfinkel dan Durkheim. Karena memang pada dasarnya etnometodologi merupakan perluasan dari teori interaksinis simbolik dan fenomenologi. Â
Etnometodologi di perkenalkan secara resmi oleh Garfinkel lewat karyanya yang berjudul "studies in Etnometodology" yang terbit pada tahun 1967. Â Harold Garfinkel meninggal pada 21 April 2011, Â di Los Angeles, California, AmerikaÂ
Penulis mengenal lebih dalam tentang etnometodologi dari buku yang berjudul "Teori Sosiologi Modern" karya Bernard Raho. Secara umum, etnometodologi oleh Harold Garfinkel adalah metode -metode atau cara-cara yang digunakan oleh orang kebanyakan atau masyarakat biasa dalam memaknai dunia sosialnya (raho,2021: 189). Dan berfokus kepada bagaimana orang-orang atau individu memakai kehidupannya sehari-hari.Â
Biasanya orang-orang tidak akan menaruh perhatian atau pay attention pada kegiatan - kegiatan yang sudah biasa atau umum dilakukan (Â take for granted). Misalnya, saat seseorang memberi makanan pada kita atau mungkin memberi pertolongan, kita akan secara otomatis mengucapkan terimakasih sebagai perwujudan rasa yang kita rasakan kepada orang tersebut.Â
Dari contoh tersebut, umumnya orang tidak akan mempertanyakan hal tersebut karena dianggap sebaga hal yang sepele dan sudah sewajarnya dilakukan  demi kesopanan dan rasa terimakasih.  Namun menurut Harold Garfinkel, apa yang diterima dari hari ke hari harus dipertanyakan supaya orang memahami makna apa yang terkandung di dalam hal-hal yang diterima begitu saja dari hari ke hari (raho,2021:190). Dari proses memaknai berikut, maka akan terbentuk keteraturan di masyarakat.
Garfinkel juga mengklaim bahwa studi -studi etnometodologis menganalisa kegiatan sehari-hari sebagai cara untuk memaknai hal tersebut, dengan memaknai kegiatan-kegiatan tadi, maka kegiatan sehari-hari  dapat dipandang menjadi lebih rasional. Sederhananya adalah ketika seseorang atau individu melakukan sesuatu yang berlawanan dengan habit atau kebiasan yang biasanya  atau harus dia lakukan, maka orang-orang di sekitarnya akan memaknai hal tersebut supaya bisa menjadi normal untuk dilakukan, atau lumrah, tentu dengan pemaknaan yang berbeda - beda dari setiap individu.Â
Contohnya, seorang ayah yang biasanya tenang, tidak pernah marah, tetapi suatu  ketika dia marah tanpa suatu alasan yang jelas, maka anak-anaknya akan berpikir mungkin ayahnya sedang cape sehabis kerja, atau dia sedang ada masalah dengan pekerjaannya, dan sebagainya untuk menormalkan sikap marah ayahnya tersebut.Â
Menurut pemahaman penulis, fokus dari etnometodologi adalah berpusat kepada bagaimana masyarakat atau individu memaknai kehidupannya sehari-hari. Dalam memaknai kehidupannya sehari-hari, dilakukan dengan berbagai cara dan metode , bisa berbetuk percakapan, cerita-cerita, ungkapan, dan sebagainya. Menurut penulis, etnometdologi tidak tapat dipisahkan dari interaksi yang di dalamnya terdapat  percakapan, ungkapan, dan sejenisnya. Â
Dari proses memaknai tersebut, akan muncul intepretasi - intepretasi yang berbeda-beda pada masing -masing individu, tetapi mempunyai satu tujuan, yaitu untuk membentuk keteraturan di dalam masyarakat.
 Di dalam buku terdapat contoh seorang dosen yang tiba-tiba masuk ke dalam kelas dan melakukan sesuatu di luar kebiasannya saat di ruang kelas. Maka, mahasiswanya akan memaknai apa yang dilakukan dosen tersebut dengan memunculkan intepretasi untuk mewajarkan kegiatan dosen yang dianggap tidak biasa atau keluar dari habit. Seperti mungkin sang dosen sedang menyiapkan tempat praktek, mungkin juga sang dosen sedang menyiapkan teka-teki, dan lain-lain.Â
Contoh lainnya adalah ketika teman kita tiba-tiba berlaku sangat baik, tetapi cenderung berlebihan maka di dalam otak kita akan muncul pemikiran apakah teman kita bersikap baik untuk menutupi rasa bersalah atas kesalahan yang dia perbuat, atau mungkin dia ingin meminta pertolongan, atau mungkin dia memang murni bersikap baik karena sayang pada kita, dan pemikiran-pemikiran lainnya untuk mewajarkan tindakan dari teman kita tersebut.Â
ReferensiÂ
Raho, Bernard. Teori Sosiologi Modern ( edisi revisi). Maumere : Penerbit Ledalero. 2021
Ritzer, George - Douglas J. Goodman. 2012. Teori Sosiologi Modern. (Alimandan, Pentj.). Jakarta: Kencana Prenada Group.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H