Mohon tunggu...
Evi Nurhidayah
Evi Nurhidayah Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga

Madrasatul ula untuk si kecil mungil

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Tantangan dalam Pola Asuh di Era Modern: Menghadapi Perubahan dengan Bijak

3 Februari 2025   08:21 Diperbarui: 3 Februari 2025   08:21 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tantangan pola asuh di era digital  (https://m.kumparan.com/ Keisha Kirania Safitri)

Perbedaan dalam pola asuh sering kali menjadi pemicu konflik dalam rumah tangga. Ayah mungkin cenderung lebih santai dalam mendidik anak, sementara ibu lebih disiplin, atau sebaliknya. Latar belakang, pengalaman masa kecil, dan nilai-nilai yang dipegang masing-masing pasangan bisa sangat memengaruhi cara mereka mengasuh anak.

Dampak dari perbedaan ini? Anak bisa bingung jika mendapat aturan yang berbeda dari ayah dan ibunya. Misalnya, saat ibu melarang penggunaan gadget sebelum tidur, tetapi ayah justru mengizinkan dengan alasan "sekali-sekali tidak apa-apa." Inkonistensi seperti ini bisa mengurangi efektivitas pola asuh dan membuat anak tidak memahami batasan yang jelas.

Solusi: Orang tua harus membangun komunikasi yang baik dan mencari kesepakatan dalam pola asuh. dr. Aisyah Dahlan menyarankan agar ayah dan ibu berdiskusi serta memahami karakter anak mereka sebelum menentukan metode parenting yang akan digunakan. Jika perlu, pasangan bisa mengikuti kelas parenting bersama agar memiliki pemahaman yang sama dalam membesarkan anak.

 Pengaruh Lingkungan dalam Pola Asuh

Lingkungan sekitar, termasuk keluarga besar, teman sebaya, dan media sosial, memiliki peran besar dalam membentuk pola asuh orang tua. Di era digital ini, media sosial menjadi faktor yang sangat kuat dalam memengaruhi keputusan parenting.

Dampaknya? Orang tua sering merasa tertekan untuk mengikuti standar pengasuhan yang dipamerkan di media sosial. Foto anak-anak dengan perlengkapan mahal, metode parenting yang "sempurna", hingga ekspektasi tidak realistis tentang pertumbuhan anak bisa membuat orang tua merasa tidak cukup baik.

Isu terkini: Sebuah laporan dari Smartalent menyebutkan bahwa banyak orang tua mengalami stres karena merasa harus selalu menjadi orang tua ideal di mata publik. Akibatnya, mereka lebih fokus pada pencitraan dibandingkan kebutuhan nyata anak.

Menurut dr. Aisyah Dahlan, tantangan di era digital tidak hanya datang dari media sosial, tetapi juga dari kurangnya komunikasi antara orang tua dan anak. Ia menyarankan agar orang tua membangun kedekatan emosional dengan anak, sehingga anak lebih nyaman berbicara tentang apa yang mereka alami di lingkungan sekitar.

Solusi: Orang tua harus lebih selektif dalam menyerap informasi dan tidak mudah terbawa arus tren parenting yang belum tentu sesuai dengan kondisi keluarga. Fokuslah pada kebutuhan anak dan nilai-nilai yang ingin ditanamkan, bukan pada standar yang ditetapkan oleh media sosial atau lingkungan sekitar.

Kesimpulan dan Solusi Praktis

Menghadapi tantangan dalam pola asuh memang tidak mudah, tetapi bukan berarti tidak bisa diatasi. Orang tua perlu terus meningkatkan wawasan parenting, menyelaraskan pola asuh dengan pasangan, dan bijak dalam menyikapi pengaruh lingkungan. Dengan begitu, mereka bisa menciptakan pola asuh yang lebih harmonis, fleksibel, tetapi tetap berprinsip.

dr. Aisyah Dahlan menekankan bahwa pengasuhan terbaik adalah yang dilakukan dengan kesabaran dan kelembutan, sebagaimana dicontohkan dalam Islam. Orang tua yang memahami perkembangan anak dan memberikan ruang komunikasi yang sehat akan mampu membimbing anak dengan cara yang lebih efektif.

Yang terpenting, jangan biarkan tekanan sosial atau ketidaksepakatan dengan pasangan menghalangi tujuan utama parenting: membesarkan anak dengan penuh cinta, perhatian, dan bimbingan yang tepat. Sebab, anak yang tumbuh dengan pola asuh yang seimbang akan lebih siap menghadapi dunia yang semakin kompleks ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun