b. Berempati pada Perasaan Anak
Empati membantu anak merasa dimengerti dan tidak sendirian. Studi oleh Child Mind Institute menunjukkan bahwa anak yang merasa didengar cenderung lebih mudah belajar mengelola emosi.
- Contoh: Katakan, "Ibu tahu kamu marah karena tidak bisa makan permen sekarang. Tapi kita makan siang dulu, ya."
c. Jangan Memberikan Hukuman Fisik atau Verbal
Hukuman fisik atau verbal dapat memperburuk tantrum dan berdampak negatif pada perkembangan emosional anak. Penelitian oleh American Psychological Association menunjukkan bahwa hukuman fisik dapat meningkatkan risiko agresi pada anak di masa depan.
d. Alihkan Perhatian Anak
Mengalihkan perhatian adalah salah satu cara cepat untuk meredakan tantrum. Misalnya, berikan mainan favorit atau ajak melihat sesuatu yang menarik, seperti burung di luar jendela.
e. Ajarkan Anak Mengelola Emosi
Anak-anak butuh diajarkan bagaimana mengenali dan mengelola emosinya. Sebuah studi oleh University of Illinois menunjukkan bahwa anak yang diajarkan strategi pengelolaan emosi memiliki tingkat tantrum yang lebih rendah.
- Ajarkan teknik sederhana seperti bernapas dalam-dalam sambil menghitung sampai tiga.
Langkah Pencegahan Tantrum
a. Buat Rutinitas yang Konsisten
Rutinitas memberikan rasa aman pada anak. Anak yang tahu apa yang diharapkan cenderung lebih sedikit mengalami tantrum.
- Contoh: Jadwal tidur yang konsisten pada jam yang sama setiap hari.
b. Pastikan Kebutuhan Dasar Terpenuhi