Orangtua adalah model utama dalam mendidik adab anak. Anak-anak cenderung meniru apa yang mereka lihat dari orangtuanya, bukan hanya apa yang mereka dengar. Oleh karena itu, orangtua harus:
- Menunjukkan adab Islami dalam interaksi sehari-hari, seperti bersikap sabar, tidak mudah marah, dan menggunakan bahasa yang santun.
- Melibatkan anak dalam aktivitas yang menunjukkan sikap hormat dan kasih sayang, seperti bersilaturahmi atau memberi sedekah.
- Membiasakan diri untuk konsisten dengan prinsip adab yang diajarkan, sehingga anak melihat contoh nyata.
Sebagaimana Rasulullah ï·º menjadi teladan bagi para sahabatnya, orangtua juga harus berupaya mencontohkan akhlak dan adab yang mulia.
3. Konteks Pengajaran di Era Modern
Di tengah tantangan zaman modern, mengajarkan adab kepada anak memerlukan adaptasi agar relevan dengan kondisi saat ini. Beberapa langkah yang dapat dilakukan meliputi:
- Adab dalam penggunaan teknologi: Mengajarkan anak untuk menggunakan perangkat digital dengan bijak, seperti tidak menghabiskan waktu terlalu lama di depan layar, menghindari konten negatif, dan menjaga sopan santun saat berkomunikasi online.
- Adab dalam belajar: Membiasakan anak untuk menghormati guru, teman, dan lingkungan belajar, baik secara langsung maupun virtual.
- Adab dalam keberagaman: Membantu anak memahami pentingnya menghormati perbedaan budaya, agama, dan pandangan orang lain, dengan tetap memegang teguh nilai-nilai Islami.
Dengan kombinasi pembiasaan tradisional dan penyesuaian terhadap kebutuhan modern, pengajaran adab dapat diterapkan secara efektif dalam parenting Islami. Anak-anak akan tumbuh menjadi individu yang tidak hanya berilmu, tetapi juga berakhlak mulia dalam segala aspek kehidupan.
Manfaat Mengajarkan Adab Sebelum Ilmu
1. Membangun Karakter Anak yang Mulia
Mengajarkan adab sebelum ilmu berperan besar dalam membentuk karakter anak yang mulia. Anak yang memahami nilai-nilai adab akan tumbuh menjadi pribadi yang:
- Sopan dan rendah hati dalam berinteraksi dengan orang lain.
- Memiliki rasa hormat terhadap orang tua, guru, dan orang yang lebih tua.
- Taat pada ajaran agama dan menjadikan akhlak mulia sebagai pedoman dalam kehidupannya.
Karakter yang dibangun dari adab ini akan menjadi dasar yang kokoh bagi anak untuk menjalani kehidupan yang harmonis di masyarakat.
2. Meningkatkan Kualitas Belajar Anak
Adab sebelum ilmu membantu anak untuk memaksimalkan proses belajarnya. Anak yang beradab akan:
- Lebih menghargai guru dan ilmu yang diajarkan.
- Memiliki kesungguhan dalam belajar karena memahami bahwa ilmu adalah amanah yang harus diamalkan.
- Mendapatkan keberkahan dalam ilmu, sebagaimana dijelaskan oleh para ulama bahwa ilmu yang dipelajari dengan adab akan lebih bermanfaat.
Misalnya, anak yang memiliki sikap tawadhu (rendah hati) dan sabar dalam belajar cenderung lebih mudah menerima pelajaran dan diapresiasi oleh gurunya.
3. Kontribusi terhadap Kehidupan Bermasyarakat
Adab yang baik bukan hanya bermanfaat bagi individu, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat. Anak-anak yang dididik dengan adab Islami akan:
- Menjadi anggota masyarakat yang menghormati hak orang lain dan menjaga keharmonisan sosial.
- Menjadi pemimpin yang bijaksana, adil, dan peduli terhadap orang lain.
- Memberikan contoh akhlak mulia kepada teman sebaya dan generasi berikutnya.
Dalam jangka panjang, generasi yang beradab dan berilmu akan menciptakan masyarakat yang lebih harmonis, berkeadilan, dan diridhai oleh Allah.
4. Mendapatkan Keberkahan dalam Kehidupan
Mengutamakan adab sebelum ilmu adalah salah satu bentuk pengamalan ajaran Islam yang membawa keberkahan. Anak yang tumbuh dengan adab akan lebih mudah memperoleh rahmat dan kasih sayang Allah, sebagaimana sabda Rasulullah ï·º:
"Sesungguhnya Allah mencintai orang yang memiliki akhlak mulia." (HR. Ahmad)